APLIKASI HIPNOTIS UNTUK PELAJAR DAN MAHASISWA
It is very important for people to know
their unconscious is smarter than they are. There is a greater wealth of stored
material in the unconscious.
(Milton Erickson, 1901
– 1980)
Pada dasarnya semua guru yang baik
adalah seorang hipnotis. Kata-kata yang mereka ucapkan serta teladan yang
mereka tunjukkan memiliki pengaruh terhadap sikap dan kebiasaan para siswa,
bahkan sampai seumur hayat. Dasar-dasar keimanan terhadap Tuhan, Y.M.E. serta
tata cara peribadatannya, pengetahuan-pengetahuan seperti; Nama ibu kota
provinsi, kota/kabupaten, kemampuan baca tulis, kemampuan mengolah angka, juga
tingkah laku bagaimana bersikap terhadap teman dan orang yang lebih tua, pola
makan sehat dsb, diantaranya dipelajari dari guru secara sadar maupun tidak.
Masih banyak kemampuan lainnya yang lebih kompleks yang diajarkan oleh guru di
sekolah, baik itu secara langsung maupun tidak, semuanya mempengaruhi kognisi,
afeksi dan psikomotor, serta persepsi kita terhadap realitas di dunia.
Permasalahannya adalah, kebanyakan guru
bukan merupakan hipnotis yang terlatih dan terampil. Tingkat keberhasilan guru
di kelas akan lebih tinggi jika mengintegrasikan hipnosis dalam pedagoginya.
Prosedur hipnosis dapat memperbaiki tingkat fokus dan konsentrasi siswa, dimana
hal-hal lain yang kurang penting ketika pembelajaran di kelas berlangsung dapat
dieliminasi seminim mungkin, sementara tingkat ketertarikan siswa terhadap mata
pelajaran ditingkatkan secara maksimal melalui sugesti dan imajinasi (visualisasi/audiasi)
atau ada pula yang mengatakannya mental training/imagery.
Sebelum lebih lanjut, saya akan
menjelaskan secara singkat mengenai makna kata hipnotis dan hipnosis. Seperti
pada kata gitar; gitar adalah alat musik yang dibunyikan dengan cara dipetik,
sedangkan gitaris adalah orang yang bermain gitar atau bahkan berprofesi
sebagai pemain gitar. Begitu pula dengan hipnotis; hipnotis adalah orang yang
melakukan hipnosis. Sedangkan pengertian hipnosis cukup beragam, namun intinya
adalah suatu teknik untuk mengalihkan kondisi fisik dan psikis menjadi sangat
rileks sehingga terjadi perubahan tingkat kesadaran (trance), persepsi, memori
dan kebiasaan. Dalam hipnosis terjadi pengalihan kondisi dari pikiran sadar
(conscious mind) ke pikiran bawah sadar (subconscious mind). Dalam keadaan
hipnosis seseorang menjadi lebih dapat menerima sugesti dengan baik, karena
crititical area atau Reticular Activating System (RAS) yang berfungsi sebagai
filter terhadap informasi dari panca indera dinon-aktifkan atau dikurangi
sensitifitasnya untuk sementara waktu, sehingga sugesti dapat diterima secara
langsung oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind).
Pikiran bawah sadar sebenarnya bersifat
sangat sadar, sangat responsif terhadap setiap kejadian dan selalu ingin melindungi
tuannya, namun memiliki sifat seperti anak berumur 4 tahun, sehingga terkadang
terlalu over protektif, misalnya menimbulkan mental block, trauma, atau fobia,
agar tuannya tidak mengalami kejadian negatif yang sama untuk kesekian-kalinya,
sehingga sewaktu-waktu untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan intervensi
dengan terapi tertentu, misalnya dengan hipnosis. Pikiran bawah sadar juga
sangat cerdas dan merupakan gudang penyimpanan informasi dari seluruh
pengalaman hidup. Misalnya pada orang dewasa, ketika berjalan, tidak lagi
memikirkan bagaimana prosedur serta teknik untuk berjalan yang sudah dipelajari
ketika berusia dibawah tiga tahun, segalanya berjalan otomatis, karena
informasi mengenai berjalan ini berada di pikiran bawah sadar, pikiran sadar
tidak perlu lagi memikirkan tahap demi tahap proses untuk berjalan. Hal seperti
ini dapat juga kita temukan misalnya pada berbicara, mengendarai kendaraan
bermotor, dsb.
Perlu diketahui, bahwa hipnosis tidak
bisa memberikan kepada seseorang otak yang mereka tidak punya, namun hipnosis
dapat memaksimalkan fungsi otak, lebih tepatnya menyiasati agar otak bekerja
lebih efektif. Kebanyakan manusia hanya menggunakan potensi pikirannya sebanyak
±12% (pikiran sadar/conscious mind), sedangkan ±88% potensi pikiran (pikiran
bawah sadar/subconscious mind) masih menunggu untuk dimanfaatkan. Begitu pula
kebanyakan manusia lebih cenderung mengembangkan dan menggunakan salah satu
hemispher otaknya. Orang yang kecenderungannya berfikir logis, analitik,
empiris dan sistimatis lebih sering menggunakan belahan otak (hemispher)
kirinya, sedangkan orang yang cenderung menggunakan belahan otak kanan lebih
sering berfikir holistik, mengikuti intuisi, kreatif dan imajinatif. Bayangkan,
bagaimana dahsyatnya kekuatan manusia bila kedua belah otak tersebut
dimaksimalkan fungsinya! Dengan hipnosis, otak disiasati agar dapat digunakan
secara virtual lebih dari 12%, serta melatih kedua hemispher agar digunakan
secara seimbang.
Berikut ini adalah beberapa
permasalahan-permasalahan yang sering dijumpai oleh para pendidik dan siswa
yang berhubungan dengan keberhasilan akademis, semuanya dapat dibantu diatasi,
dikurangi bahkan dieliminasi oleh prosedur hipnosis:
KURANGNYA MOTIVASI
Motivasi adalah suatu daya pendorong
dari keinginan/harapan kita agar terwujud. Suatu kekuatan dari dalam diri agar
apa yang kita inginkan dapat tercapai. Keinginan dan ambisi, itulah kata kunci
dari motivasi. Ketika seorang siswa mengeluh dan berkata pada diri sendiri:
“Saya tidak bisa tahan menyelesaikan tugas-tugas sekolah, sangat membosankan..
lebih baik main playstation saja, biar nanti tugasnya nyontek ke teman saja”,
atau “Ngapain sih saya harus belajar? Kan sudah banyak orang pintar di
Indonesia!”, “Pelajaran satu dan yang lainnya ga berhubungan banget.. pusing
buat ngerjain PR sama menghapalnya!”… dsb. Dari petikan tadi, dapat disimpulkan
bahwa motivasi dalam diri siswa tersebut sangatlah kurang.
Banyaknya pemecah perhatian yang
bersifat non-akademis, kegagalan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman
serta pelajaran sebelumnya, tidak menemukan relevansi antara pelajaran di
sekolah dengan kehidupan sehari-hari, kegagalan dalam mata pelajaran tertentu,
semuanya berkonspirasi untuk mengurangi tingkat motivasi siswa. Hipnosis dapat
mengatasi hal ini, antara lain dengan teknik terapi sugesti, imajinasi mental
(visualisasi/audiasi) dll. Dalam keadaan terhipnosis siswa dapat diberikan
sugesti dan penggambaran mental agar dalam mindset-nya (pola pikir) tertanam
bahwa tugas-tugas sekolah itu adalah prioritas utama, karena sangat bermanfaat
bagi kehidupan siswa saat ini dan di masa yang akan datang. Siswa dirangsang
keinginan belajarnya dengan memperkuat dorongan di balik belajar itu sendiri,
artinya siswa diajak untuk menentukan, memperjelas, menyadari visi dan misi, serta
jati dirinya sendiri.
Dalam Quantum Learning, ini adalah apa
yang disebut sebagai kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya BAgiKu). Dengan mengetahui
dan menyadari manfaat dari belajar untuk saat ini dan masa depan, secara
bertahap siswa akan sangat menikmati proses belajar, serta menyenangi seluruh
pelajaran, apapun itu, terutama yang berhubungan dengan cita-cita, minat dan
bakat siswa. Ambisi siswa untuk mencapai kesuksesan dalam jangka waktu pendek
seperti keinginan berprestasi menjadi juara kelas, juara olimpiade sains,
ataupun jangka panjang seperti cita-cita pekerjaan dan kehidupan di masa depan
diperkuat dengan berbagai teknik hipnotherapy, sehingga akan meningkatkan
inisiatif siswa dalam belajar. Hal tersebut akan mengarahkan energi yang siswa
miliki untuk mencapai apa yang dia inginkan.
KURANGNYA KONSENTRASI
“Saya benar-benar ingin belajar, tapi
saya dapat terganggu dengan mudah. Ketika di dalam kamar saya.. jika ada suara
bising sedikit saja terasa sangat mengganggu. Di perpustakaan, setiap kali saya
mendengar langkah kaki, secara otomatis leher saya berputar mencari siapa yang
berjalan. Bahkan ketika sunyi sekalipun, pikiranku melayang kemana-mana
memikirkan pacar, teman atau sesuatu yang akan dilakukan setelah belajar
selesai…”
Kita semua memiliki kemampuan untuk
berkonsentrasi dalam waktu-waktu tertentu. Pikirkan waktu-waktu dimana Anda
menjadi kehilangan waktu karena Anda sangat menikmatinya: olah raga, bermain
musik, bermain game, menonton TV dst. Pada saat itu anda mencurahkan semua
perhatian dan berkonsentrasi pada kegiatan Anda. Tapi di lain waktu pikiran
Anda berjalan-jalan kesana kemari, mengkhawatirkan masalah yang mengganggu
Anda, gangguan dari luar mempengaruhi Anda tanpa Anda sadari, bosan terhadap
apa yang dihadapi/dikerjakan karena sulit atau tidak menarik! Sugesti Hipnosis
dapat membuat siswa fokus berkonsentrasi 100% ketika belajar secara virtual.
Hal-hal lain yang kurang penting ketika pembelajaran di kelas berlangsung atau
ketika siswa belajar dimanapun dapat dieliminasi seminim mungkin.
TIDAK MAMPU MEMBACA
CEPAT
“Saya tidak bisa membaca cepat. Butuh
waktu berhari-hari untuk menyelesaikan bacaan yang guru/dosen perintahkan untuk
selesai dalam waktu 2 jam.”
Dalam beberapa kasus, pembaca lambat
adalah seorang yang tidak suka membaca buku atau pembaca dengan motivasi yang
rendah. Terdapat pula siswa yang menggunakan teknik membaca yang kurang tepat.
Untuk itu diperlukan latihan untuk membaca cepat kata per kata, kalimat per
kalimat, paragraf per paragraf dsb. Yang intinya tidak mengeja huruf per huruf
pada buku, cara ini disebut chunking. Beberapa teknik membaca seperti skim
reading, scan reading, dsb. dapat diperkenalkan pada siswa, tentunya diperkuat
dengan sugesti hipnosis agar membaca cepat dengan tingkat pemahaman yang
tinggi. Jika masalahnya hanya terbatas pada membaca, hipnosis bisa sangat
membantu. Dari hasil penelitian beberapa ilmuwan peneliti di beberapa tempat
seperti Colorado State University, California School of Psychology dan
University of Oregon, yang masing-masing mengambil sampel seragam mulai dari
usia SD kelas 6 sampai mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan
intervensi hypnosis, kecepatan membaca siswa meningkat dua sampai tiga kali
lipat, dengan tidak mengurangi tingkat pemahaman. Pada kenyataannya pemahaman
isi bacaan (comprehension) meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan
membaca. (Casler, 1989)
DAYA INGAT RENDAH
“Saya sangat menikmati belajar, saya
mengerahkan segenap perhatian pada saat belajar, kecepatan membaca saya bagus,
tapi saya hampir tidak bisa mengingat apa yang telah saya pelajari. Satu jam
setelah saya membaca atau mengerjakan tugas, saya sudah lupa apa yang tadi
dipelajari.”
Jika masalahnya murni pada daya ingat,
hipnosis dapat membuat siswa untuk mengingat apa yang sedang, akan, dan telah
dibaca. Dalam hal ini, siswa diberi sugesti untuk memperkuat penerimaan
informasi penting yang diterima oleh otak secara visual (dibaca, dilihat),
auditory (didengar), kinestetik (dirasakan, dipraktekkan), olfactory (dihirup),
dan gustative (dikecap), serta menyimpan apa yang telah dipelajari melalui
panca indra ke dalam memori jangka panjang untuk siap diingat kembali kapanpun
informasi itu dibutuhkan. Dari kelima indra di atas yang lebih dominan
dijadikan alat utama penyerapan informasi adalah visual, auditory dan
kinestetik (olfactory & gustative dimasukkan dalam kinestetik), selanjutnya
kita mengenal istilah gaya belajar visual, auditory dan kinestetic (VAK).
Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda ada yang dominan salah satu
dari VAK, ada juga kombinasi dari dua atau tiga dari VAK tersebut. Menurut Hans
Rectanus (Jasnanto, 2003: 6) dan Vernon A. Magnesen (Dryden dan Vos, 2000a:
100) seseorang mampu belajar, memahami dan mengingat dari apa yang dia baca
sebanyak 10%, dari pendengaran sebanyak 20%, dari apa yang dia lihat sebanyak
30%, dari apa yang dia lihat dan dengar sebanyak 50 %, dari apa yang dia
presentasikan sebanyak 70% dan dari apa yang dilakukan (melibatkan banyak alat
sensor) sebanyak 90%. Kesimpulannya, pendidik harus bisa memaksimalkan seluruh
modalitas belajar siswa (VAK), serta melayani seluruh kecenderungan gaya
belajar siswanya dengan metode pengajaran yang bervariasi.
Proses mengingat kembali lebih
memungkinkan jika dilakukan dalam keadaan rileks. Memori jangka pendek (pikiran
sadar) di konversi menjadi memori jangka panjang (pikiran bawah sadar) melalui
sistem limbik, selama sistem limbik baik-baik saja maka siswa tidak memiliki
masalah yang cukup serius. Untuk memperbaiki proses pemanggilan kembali memori,
rileksasi hipnosis bisa sangat membantu. Siswa dituntun agar selalu dalam
keadaan rileks setiap melakukan aktivitas belajar, khususnya dalam mengingat
pelajaran serta pemanggilan kembali ingatan tersebut. Teknik anchoring untuk
mengakses kondisi rileks (gelombang otak alfa/theta) secara cepat adalah salah
satu cara yang efektif dalam proses mengingat kembali.
KECEMASAN DALAM UJIAN
(EXAM ANXIETY)
“Ketika mengikuti ujian otakku serasa
kosong seakan tidak ada isinya, rasanya seperti berubah menjadi orang bodoh.
Seringkali aku salah membaca soal, salah perhitungan dan lupa semua apa yang
telah saya pelajari selama satu semester. 10 menit kemudian setelah ujian
selesai semua jawaban bermunculan begitu saja dari kepala saya. Saya sangat
marah dan kecewa pada diri sendiri, karena saya tahu sebenarnya saya dapat
berbuat lebih baik ketika ujian.”
Stres yang terjadi saat mengikuti ujian,
menutup Reticular Activating System (RAS). RAS berfungsi sebagai gerbang antara
memori jangka panjang (pikiran bawah sadar) dan pikiran sadar (working
memory/memori jangka pendek). Artinya, informasi apapun yang kita pelajari akan
disimpan sementara di working memory sebagai memori jangka pendek yang
merupakan pikiran sadar, lalu RAS memfilter informasi tersebut untuk kemudian
dipindahkan ke pikiran bawah sadar sebagai gudang dari memori jangka panjang.
Sebaliknya, dalam proses mengingat dari memori jangka panjang yang terdapat di
pikiran bawah sadar juga melalui RAS sebagai jembatan menuju pikiran sadar
(working memory). Agar RAS ini selalu terbuka dan semua akses informasi dapat
berjalan dengan lancar, diperlukan kondisi tubuh dan pikiran yang rileks,
dimana kondisi rileks ini ditunjukkan oleh dominannya gelombang alfa dan/atau
theta dalam otak.
Kecemasan dalam ujian, seperti
bentuk-bentuk stres lainnya dapat dikurangi oleh sugesti hipnosis, serta
beberapa teknik hipnosis lainnya yang berfungsi untuk mencapai kondisi rileks
dengan cepat seperti anchoring dan pernafasan dalam. Kemungkinan kecemasan ini
dapat dihilangkan sama sekali, walaupun tidak, biasanya siswa sudah dapat
mengikuti ujian dengan lancar walaupun masih terdapat sedikit saja kecemasan.
ACADEMIC MENTAL BLOCK
“Saya pasti masuk rangking sepuluh besar
di kelas kalau bukan karena pelajaran matematika!” (atau bahasa Inggris,
akuntansi, kimia dsb., atau bahkan banyak pelajaran sekaligus). Hambatan
akademis seperti ini banyak yang disebabkan oleh proses penguatan
(reinforcement) sugesti negatif yang berulang-ulang oleh diri siswa sendiri dan
orang-orang yang berpengaruh di sekitar siswa! Orang-orang yang terdekat dan
berpengaruh bagi siswa misalnya guru dan orang tua, terkadang sangat berhasil
menghipnosis siswa untuk mengalami hambatan akademis dengan sukses secara tidak
sadar.
Kegagalan siswa dalam memahami
penjelasan pelajaran dari oknum guru yang kaku, perkataan oknum guru matematika
yang memvonis siswa itu bodoh, tidak bisa berhitung dengan benar, malas
mengerjakan PR, padahal mungkin siswa tersebut tidak mengerjakan PR karena
tidak paham dengan penjelasan guru di kelas. Ditambah dengan perkataan oknum orang
tua yang selalu ngedumel kalau anaknya itu bodoh, misalnya seorang ‘oknum’ Ibu
berkata: “ngitung kembalian aja ga bisa.. habis uang mama gara-gara kamu
ketipu, dasar anak malu-maluin, bloon, ‘ga bisa ngitung, ‘ga bisa apa-apa, anak
malas, manja”. dilengkapi dengan self talk (ucapan diri sendiri yang diucapkan
maupun hanya dalam hati) yang berulang oleh siswa sendiri yang isinya kurang
lebih sama dengan yang saya bahas sebelumnya, lengkaplah sudah pemicu hambatan
mental (mental block) dalam hal akademis pada diri siswa.
Dengan pengulangan yang cukup dan dalam
kondisi yang sangat mendukung, yaitu dalam keadaan emosi puncak, pesan negatif
ini terinternalisasi dalam sub conscious siswa dan menjadi sebuah “ramalan”
yang tepat dan dibenarkan serta dipenuhi oleh diri siswa sendiri ketika
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tugas seorang hipnoterapis dalam hal ini
adalah memprogram ulang pikiran siswa, menghapus keyakinan negatif, mendobrak
keterbatasan kemampuan, membuat siswa lebih percaya diri dengan kemampuannya
dalam belajar, sehingga seluruh potensi siswa yang tidak dan belum muncul dapat
terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
MASALAH MEDIS DAN
PSIKOLOGIS LAINNYA
Hypnotherapy dikenal luas sebagai metode
terapi yang dapat membantu proses penyembuhan penyakit medis dan psikosomatik.
Adapun hipnosis telah disahkan dan diakui secara resmi sebagai alat terapeutik
yang valid oleh BMA (British Medical Association) pada tahun 1955, AMA
(American Medical Association) pada tahun 1958 dan APA (American Psychological
Association) pada tahun 1960.
Dengan berbagai cara, masalah kesehatan
fisik dan mental dapat menjadi penghambat prestasi akademis bagi seorang siswa.
Contoh permasalahan yang dapat diatasi oleh prosedur hipnosis adalah, tekanan
darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, asma, mengompol, migren, alergi dll.
Dalam menjalani kehidupan, menghadapi masa pubertas dan dalam pergaulan
sehari-hari, siswa terkadang mengalami kejadian yang menimbulkan emosi negatif,
putus asa, gugup, depresi, stres, trauma, fobia dan obesitas, bahkan tidak
jarang yang terlibat dengan Narkoba! Masalah jatuh cinta dan putus cinta pun
dapat menjadi permasalahan yang cukup serius! Permasalahan-permasalahan
tersebut dapat dibantu pula oleh hypnotherapy.
Izinkan saya untuk menuliskan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Caban
(2004). Penelitian ini merupakan tesis Masters of Arts in Education pada
Washington State University, Department Of Educational Leadership and
Counseling Psychology. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian mengenai
pengaruh hipnosis terhadap semangat belajar dan IPK mahasiswa tingkat awal.
Setelah mendapatkan intervensi Hypnotherapy, semangat belajar mahasiswa
meningkat dengan signifikan hal ini ditunjukkan oleh partisipasi dan ketuntasan
belajar, tugas-tugas yang berhasil diselesaikan mahasiswa, kuesioner, wawancara
dan post test, sementara kelompok kontrol hanya meningkat sedikit saja. Baik
kelompok eksperimen maupun kontrol tidak mengalami kenaikan IPK yang
signifikan, karena ceiling effect. Mahasiswa yang sudah mencapai IPK mendekati
4 tidak bisa mendapatkan IPK yang lebih besar dari 4, misalnya 3.8 menjadi 4,
tentunya kenaikan IPK dari mahasiswa ini menjadi kurang signifikan karena batas
IPK hanya 4 jadi kenaikan hanya 0,2 poin saja, padahal kemampuan Mahasiswa
sebenarnya lebih dari yang diujiankan.
0 komentar:
Post a Comment