Wednesday, 6 May 2015

APLIKASI HIPNOTIS UNTUK PELAJAR DAN MAHASISWA



APLIKASI HIPNOTIS UNTUK PELAJAR DAN MAHASISWA
It is very important for people to know their unconscious is smarter than they are. There is a greater wealth of stored material in the unconscious.
(Milton Erickson, 1901 – 1980)
Pada dasarnya semua guru yang baik adalah seorang hipnotis. Kata-kata yang mereka ucapkan serta teladan yang mereka tunjukkan memiliki pengaruh terhadap sikap dan kebiasaan para siswa, bahkan sampai seumur hayat. Dasar-dasar keimanan terhadap Tuhan, Y.M.E. serta tata cara peribadatannya, pengetahuan-pengetahuan seperti; Nama ibu kota provinsi, kota/kabupaten, kemampuan baca tulis, kemampuan mengolah angka, juga tingkah laku bagaimana bersikap terhadap teman dan orang yang lebih tua, pola makan sehat dsb, diantaranya dipelajari dari guru secara sadar maupun tidak. Masih banyak kemampuan lainnya yang lebih kompleks yang diajarkan oleh guru di sekolah, baik itu secara langsung maupun tidak, semuanya mempengaruhi kognisi, afeksi dan psikomotor, serta persepsi kita terhadap realitas di dunia.
Permasalahannya adalah, kebanyakan guru bukan merupakan hipnotis yang terlatih dan terampil. Tingkat keberhasilan guru di kelas akan lebih tinggi jika mengintegrasikan hipnosis dalam pedagoginya. Prosedur hipnosis dapat memperbaiki tingkat fokus dan konsentrasi siswa, dimana hal-hal lain yang kurang penting ketika pembelajaran di kelas berlangsung dapat dieliminasi seminim mungkin, sementara tingkat ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran ditingkatkan secara maksimal melalui sugesti dan imajinasi (visualisasi/audiasi) atau ada pula yang mengatakannya mental training/imagery.
Sebelum lebih lanjut, saya akan menjelaskan secara singkat mengenai makna kata hipnotis dan hipnosis. Seperti pada kata gitar; gitar adalah alat musik yang dibunyikan dengan cara dipetik, sedangkan gitaris adalah orang yang bermain gitar atau bahkan berprofesi sebagai pemain gitar. Begitu pula dengan hipnotis; hipnotis adalah orang yang melakukan hipnosis. Sedangkan pengertian hipnosis cukup beragam, namun intinya adalah suatu teknik untuk mengalihkan kondisi fisik dan psikis menjadi sangat rileks sehingga terjadi perubahan tingkat kesadaran (trance), persepsi, memori dan kebiasaan. Dalam hipnosis terjadi pengalihan kondisi dari pikiran sadar (conscious mind) ke pikiran bawah sadar (subconscious mind). Dalam keadaan hipnosis seseorang menjadi lebih dapat menerima sugesti dengan baik, karena crititical area atau Reticular Activating System (RAS) yang berfungsi sebagai filter terhadap informasi dari panca indera dinon-aktifkan atau dikurangi sensitifitasnya untuk sementara waktu, sehingga sugesti dapat diterima secara langsung oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind).
Pikiran bawah sadar sebenarnya bersifat sangat sadar, sangat responsif terhadap setiap kejadian dan selalu ingin melindungi tuannya, namun memiliki sifat seperti anak berumur 4 tahun, sehingga terkadang terlalu over protektif, misalnya menimbulkan mental block, trauma, atau fobia, agar tuannya tidak mengalami kejadian negatif yang sama untuk kesekian-kalinya, sehingga sewaktu-waktu untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan intervensi dengan terapi tertentu, misalnya dengan hipnosis. Pikiran bawah sadar juga sangat cerdas dan merupakan gudang penyimpanan informasi dari seluruh pengalaman hidup. Misalnya pada orang dewasa, ketika berjalan, tidak lagi memikirkan bagaimana prosedur serta teknik untuk berjalan yang sudah dipelajari ketika berusia dibawah tiga tahun, segalanya berjalan otomatis, karena informasi mengenai berjalan ini berada di pikiran bawah sadar, pikiran sadar tidak perlu lagi memikirkan tahap demi tahap proses untuk berjalan. Hal seperti ini dapat juga kita temukan misalnya pada berbicara, mengendarai kendaraan bermotor, dsb.
Perlu diketahui, bahwa hipnosis tidak bisa memberikan kepada seseorang otak yang mereka tidak punya, namun hipnosis dapat memaksimalkan fungsi otak, lebih tepatnya menyiasati agar otak bekerja lebih efektif. Kebanyakan manusia hanya menggunakan potensi pikirannya sebanyak ±12% (pikiran sadar/conscious mind), sedangkan ±88% potensi pikiran (pikiran bawah sadar/subconscious mind) masih menunggu untuk dimanfaatkan. Begitu pula kebanyakan manusia lebih cenderung mengembangkan dan menggunakan salah satu hemispher otaknya. Orang yang kecenderungannya berfikir logis, analitik, empiris dan sistimatis lebih sering menggunakan belahan otak (hemispher) kirinya, sedangkan orang yang cenderung menggunakan belahan otak kanan lebih sering berfikir holistik, mengikuti intuisi, kreatif dan imajinatif. Bayangkan, bagaimana dahsyatnya kekuatan manusia bila kedua belah otak tersebut dimaksimalkan fungsinya! Dengan hipnosis, otak disiasati agar dapat digunakan secara virtual lebih dari 12%, serta melatih kedua hemispher agar digunakan secara seimbang.
Berikut ini adalah beberapa permasalahan-permasalahan yang sering dijumpai oleh para pendidik dan siswa yang berhubungan dengan keberhasilan akademis, semuanya dapat dibantu diatasi, dikurangi bahkan dieliminasi oleh prosedur hipnosis:
KURANGNYA MOTIVASI
Motivasi adalah suatu daya pendorong dari keinginan/harapan kita agar terwujud. Suatu kekuatan dari dalam diri agar apa yang kita inginkan dapat tercapai. Keinginan dan ambisi, itulah kata kunci dari motivasi. Ketika seorang siswa mengeluh dan berkata pada diri sendiri: “Saya tidak bisa tahan menyelesaikan tugas-tugas sekolah, sangat membosankan.. lebih baik main playstation saja, biar nanti tugasnya nyontek ke teman saja”, atau “Ngapain sih saya harus belajar? Kan sudah banyak orang pintar di Indonesia!”, “Pelajaran satu dan yang lainnya ga berhubungan banget.. pusing buat ngerjain PR sama menghapalnya!”… dsb. Dari petikan tadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam diri siswa tersebut sangatlah kurang.
Banyaknya pemecah perhatian yang bersifat non-akademis, kegagalan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman serta pelajaran sebelumnya, tidak menemukan relevansi antara pelajaran di sekolah dengan kehidupan sehari-hari, kegagalan dalam mata pelajaran tertentu, semuanya berkonspirasi untuk mengurangi tingkat motivasi siswa. Hipnosis dapat mengatasi hal ini, antara lain dengan teknik terapi sugesti, imajinasi mental (visualisasi/audiasi) dll. Dalam keadaan terhipnosis siswa dapat diberikan sugesti dan penggambaran mental agar dalam mindset-nya (pola pikir) tertanam bahwa tugas-tugas sekolah itu adalah prioritas utama, karena sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa saat ini dan di masa yang akan datang. Siswa dirangsang keinginan belajarnya dengan memperkuat dorongan di balik belajar itu sendiri, artinya siswa diajak untuk menentukan, memperjelas, menyadari visi dan misi, serta jati dirinya sendiri.
Dalam Quantum Learning, ini adalah apa yang disebut sebagai kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya BAgiKu). Dengan mengetahui dan menyadari manfaat dari belajar untuk saat ini dan masa depan, secara bertahap siswa akan sangat menikmati proses belajar, serta menyenangi seluruh pelajaran, apapun itu, terutama yang berhubungan dengan cita-cita, minat dan bakat siswa. Ambisi siswa untuk mencapai kesuksesan dalam jangka waktu pendek seperti keinginan berprestasi menjadi juara kelas, juara olimpiade sains, ataupun jangka panjang seperti cita-cita pekerjaan dan kehidupan di masa depan diperkuat dengan berbagai teknik hipnotherapy, sehingga akan meningkatkan inisiatif siswa dalam belajar. Hal tersebut akan mengarahkan energi yang siswa miliki untuk mencapai apa yang dia inginkan.
KURANGNYA KONSENTRASI
“Saya benar-benar ingin belajar, tapi saya dapat terganggu dengan mudah. Ketika di dalam kamar saya.. jika ada suara bising sedikit saja terasa sangat mengganggu. Di perpustakaan, setiap kali saya mendengar langkah kaki, secara otomatis leher saya berputar mencari siapa yang berjalan. Bahkan ketika sunyi sekalipun, pikiranku melayang kemana-mana memikirkan pacar, teman atau sesuatu yang akan dilakukan setelah belajar selesai…”
Kita semua memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi dalam waktu-waktu tertentu. Pikirkan waktu-waktu dimana Anda menjadi kehilangan waktu karena Anda sangat menikmatinya: olah raga, bermain musik, bermain game, menonton TV dst. Pada saat itu anda mencurahkan semua perhatian dan berkonsentrasi pada kegiatan Anda. Tapi di lain waktu pikiran Anda berjalan-jalan kesana kemari, mengkhawatirkan masalah yang mengganggu Anda, gangguan dari luar mempengaruhi Anda tanpa Anda sadari, bosan terhadap apa yang dihadapi/dikerjakan karena sulit atau tidak menarik! Sugesti Hipnosis dapat membuat siswa fokus berkonsentrasi 100% ketika belajar secara virtual. Hal-hal lain yang kurang penting ketika pembelajaran di kelas berlangsung atau ketika siswa belajar dimanapun dapat dieliminasi seminim mungkin.
TIDAK MAMPU MEMBACA CEPAT
“Saya tidak bisa membaca cepat. Butuh waktu berhari-hari untuk menyelesaikan bacaan yang guru/dosen perintahkan untuk selesai dalam waktu 2 jam.”
Dalam beberapa kasus, pembaca lambat adalah seorang yang tidak suka membaca buku atau pembaca dengan motivasi yang rendah. Terdapat pula siswa yang menggunakan teknik membaca yang kurang tepat. Untuk itu diperlukan latihan untuk membaca cepat kata per kata, kalimat per kalimat, paragraf per paragraf dsb. Yang intinya tidak mengeja huruf per huruf pada buku, cara ini disebut chunking. Beberapa teknik membaca seperti skim reading, scan reading, dsb. dapat diperkenalkan pada siswa, tentunya diperkuat dengan sugesti hipnosis agar membaca cepat dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Jika masalahnya hanya terbatas pada membaca, hipnosis bisa sangat membantu. Dari hasil penelitian beberapa ilmuwan peneliti di beberapa tempat seperti Colorado State University, California School of Psychology dan University of Oregon, yang masing-masing mengambil sampel seragam mulai dari usia SD kelas 6 sampai mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan intervensi hypnosis, kecepatan membaca siswa meningkat dua sampai tiga kali lipat, dengan tidak mengurangi tingkat pemahaman. Pada kenyataannya pemahaman isi bacaan (comprehension) meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan membaca. (Casler, 1989)
DAYA INGAT RENDAH
“Saya sangat menikmati belajar, saya mengerahkan segenap perhatian pada saat belajar, kecepatan membaca saya bagus, tapi saya hampir tidak bisa mengingat apa yang telah saya pelajari. Satu jam setelah saya membaca atau mengerjakan tugas, saya sudah lupa apa yang tadi dipelajari.”
Jika masalahnya murni pada daya ingat, hipnosis dapat membuat siswa untuk mengingat apa yang sedang, akan, dan telah dibaca. Dalam hal ini, siswa diberi sugesti untuk memperkuat penerimaan informasi penting yang diterima oleh otak secara visual (dibaca, dilihat), auditory (didengar), kinestetik (dirasakan, dipraktekkan), olfactory (dihirup), dan gustative (dikecap), serta menyimpan apa yang telah dipelajari melalui panca indra ke dalam memori jangka panjang untuk siap diingat kembali kapanpun informasi itu dibutuhkan. Dari kelima indra di atas yang lebih dominan dijadikan alat utama penyerapan informasi adalah visual, auditory dan kinestetik (olfactory & gustative dimasukkan dalam kinestetik), selanjutnya kita mengenal istilah gaya belajar visual, auditory dan kinestetic (VAK). Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda ada yang dominan salah satu dari VAK, ada juga kombinasi dari dua atau tiga dari VAK tersebut. Menurut Hans Rectanus (Jasnanto, 2003: 6) dan Vernon A. Magnesen (Dryden dan Vos, 2000a: 100) seseorang mampu belajar, memahami dan mengingat dari apa yang dia baca sebanyak 10%, dari pendengaran sebanyak 20%, dari apa yang dia lihat sebanyak 30%, dari apa yang dia lihat dan dengar sebanyak 50 %, dari apa yang dia presentasikan sebanyak 70% dan dari apa yang dilakukan (melibatkan banyak alat sensor) sebanyak 90%. Kesimpulannya, pendidik harus bisa memaksimalkan seluruh modalitas belajar siswa (VAK), serta melayani seluruh kecenderungan gaya belajar siswanya dengan metode pengajaran yang bervariasi.
Proses mengingat kembali lebih memungkinkan jika dilakukan dalam keadaan rileks. Memori jangka pendek (pikiran sadar) di konversi menjadi memori jangka panjang (pikiran bawah sadar) melalui sistem limbik, selama sistem limbik baik-baik saja maka siswa tidak memiliki masalah yang cukup serius. Untuk memperbaiki proses pemanggilan kembali memori, rileksasi hipnosis bisa sangat membantu. Siswa dituntun agar selalu dalam keadaan rileks setiap melakukan aktivitas belajar, khususnya dalam mengingat pelajaran serta pemanggilan kembali ingatan tersebut. Teknik anchoring untuk mengakses kondisi rileks (gelombang otak alfa/theta) secara cepat adalah salah satu cara yang efektif dalam proses mengingat kembali.
KECEMASAN DALAM UJIAN (EXAM ANXIETY)
“Ketika mengikuti ujian otakku serasa kosong seakan tidak ada isinya, rasanya seperti berubah menjadi orang bodoh. Seringkali aku salah membaca soal, salah perhitungan dan lupa semua apa yang telah saya pelajari selama satu semester. 10 menit kemudian setelah ujian selesai semua jawaban bermunculan begitu saja dari kepala saya. Saya sangat marah dan kecewa pada diri sendiri, karena saya tahu sebenarnya saya dapat berbuat lebih baik ketika ujian.”
Stres yang terjadi saat mengikuti ujian, menutup Reticular Activating System (RAS). RAS berfungsi sebagai gerbang antara memori jangka panjang (pikiran bawah sadar) dan pikiran sadar (working memory/memori jangka pendek). Artinya, informasi apapun yang kita pelajari akan disimpan sementara di working memory sebagai memori jangka pendek yang merupakan pikiran sadar, lalu RAS memfilter informasi tersebut untuk kemudian dipindahkan ke pikiran bawah sadar sebagai gudang dari memori jangka panjang. Sebaliknya, dalam proses mengingat dari memori jangka panjang yang terdapat di pikiran bawah sadar juga melalui RAS sebagai jembatan menuju pikiran sadar (working memory). Agar RAS ini selalu terbuka dan semua akses informasi dapat berjalan dengan lancar, diperlukan kondisi tubuh dan pikiran yang rileks, dimana kondisi rileks ini ditunjukkan oleh dominannya gelombang alfa dan/atau theta dalam otak.
Kecemasan dalam ujian, seperti bentuk-bentuk stres lainnya dapat dikurangi oleh sugesti hipnosis, serta beberapa teknik hipnosis lainnya yang berfungsi untuk mencapai kondisi rileks dengan cepat seperti anchoring dan pernafasan dalam. Kemungkinan kecemasan ini dapat dihilangkan sama sekali, walaupun tidak, biasanya siswa sudah dapat mengikuti ujian dengan lancar walaupun masih terdapat sedikit saja kecemasan.
ACADEMIC MENTAL BLOCK
“Saya pasti masuk rangking sepuluh besar di kelas kalau bukan karena pelajaran matematika!” (atau bahasa Inggris, akuntansi, kimia dsb., atau bahkan banyak pelajaran sekaligus). Hambatan akademis seperti ini banyak yang disebabkan oleh proses penguatan (reinforcement) sugesti negatif yang berulang-ulang oleh diri siswa sendiri dan orang-orang yang berpengaruh di sekitar siswa! Orang-orang yang terdekat dan berpengaruh bagi siswa misalnya guru dan orang tua, terkadang sangat berhasil menghipnosis siswa untuk mengalami hambatan akademis dengan sukses secara tidak sadar.
Kegagalan siswa dalam memahami penjelasan pelajaran dari oknum guru yang kaku, perkataan oknum guru matematika yang memvonis siswa itu bodoh, tidak bisa berhitung dengan benar, malas mengerjakan PR, padahal mungkin siswa tersebut tidak mengerjakan PR karena tidak paham dengan penjelasan guru di kelas. Ditambah dengan perkataan oknum orang tua yang selalu ngedumel kalau anaknya itu bodoh, misalnya seorang ‘oknum’ Ibu berkata: “ngitung kembalian aja ga bisa.. habis uang mama gara-gara kamu ketipu, dasar anak malu-maluin, bloon, ‘ga bisa ngitung, ‘ga bisa apa-apa, anak malas, manja”. dilengkapi dengan self talk (ucapan diri sendiri yang diucapkan maupun hanya dalam hati) yang berulang oleh siswa sendiri yang isinya kurang lebih sama dengan yang saya bahas sebelumnya, lengkaplah sudah pemicu hambatan mental (mental block) dalam hal akademis pada diri siswa.
Dengan pengulangan yang cukup dan dalam kondisi yang sangat mendukung, yaitu dalam keadaan emosi puncak, pesan negatif ini terinternalisasi dalam sub conscious siswa dan menjadi sebuah “ramalan” yang tepat dan dibenarkan serta dipenuhi oleh diri siswa sendiri ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tugas seorang hipnoterapis dalam hal ini adalah memprogram ulang pikiran siswa, menghapus keyakinan negatif, mendobrak keterbatasan kemampuan, membuat siswa lebih percaya diri dengan kemampuannya dalam belajar, sehingga seluruh potensi siswa yang tidak dan belum muncul dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
MASALAH MEDIS DAN PSIKOLOGIS LAINNYA
Hypnotherapy dikenal luas sebagai metode terapi yang dapat membantu proses penyembuhan penyakit medis dan psikosomatik. Adapun hipnosis telah disahkan dan diakui secara resmi sebagai alat terapeutik yang valid oleh BMA (British Medical Association) pada tahun 1955, AMA (American Medical Association) pada tahun 1958 dan APA (American Psychological Association) pada tahun 1960.
Dengan berbagai cara, masalah kesehatan fisik dan mental dapat menjadi penghambat prestasi akademis bagi seorang siswa. Contoh permasalahan yang dapat diatasi oleh prosedur hipnosis adalah, tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, asma, mengompol, migren, alergi dll. Dalam menjalani kehidupan, menghadapi masa pubertas dan dalam pergaulan sehari-hari, siswa terkadang mengalami kejadian yang menimbulkan emosi negatif, putus asa, gugup, depresi, stres, trauma, fobia dan obesitas, bahkan tidak jarang yang terlibat dengan Narkoba! Masalah jatuh cinta dan putus cinta pun dapat menjadi permasalahan yang cukup serius! Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibantu pula oleh hypnotherapy.
Izinkan saya untuk menuliskan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Caban (2004). Penelitian ini merupakan tesis Masters of Arts in Education pada Washington State University, Department Of Educational Leadership and Counseling Psychology. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian mengenai pengaruh hipnosis terhadap semangat belajar dan IPK mahasiswa tingkat awal. Setelah mendapatkan intervensi Hypnotherapy, semangat belajar mahasiswa meningkat dengan signifikan hal ini ditunjukkan oleh partisipasi dan ketuntasan belajar, tugas-tugas yang berhasil diselesaikan mahasiswa, kuesioner, wawancara dan post test, sementara kelompok kontrol hanya meningkat sedikit saja. Baik kelompok eksperimen maupun kontrol tidak mengalami kenaikan IPK yang signifikan, karena ceiling effect. Mahasiswa yang sudah mencapai IPK mendekati 4 tidak bisa mendapatkan IPK yang lebih besar dari 4, misalnya 3.8 menjadi 4, tentunya kenaikan IPK dari mahasiswa ini menjadi kurang signifikan karena batas IPK hanya 4 jadi kenaikan hanya 0,2 poin saja, padahal kemampuan Mahasiswa sebenarnya lebih dari yang diujiankan.

0 komentar:

Post a Comment