MANUSIA DAN
ALAM SEMESTA
HARUN YAHYA
DAFTAR ISI
Tentang Pengarang
Daftar Isi
Bab 1 Manusia
Penciptaan di Alam Rahim
• Buah
Pelir dan Sel Sperma
• Sel
Telur
• Pertemuan
Sperma dan Sel Telur
• Segumpal
Darah yang Melekat pada Rahim...
• Air
Susu Ibu...
Mekanisme dalam Tubuh Kita
• Pencernaan
• Pernapasan
• Kerangka
• Koordinasi
Tubuh
• Hati
• Kulit
• Jantung
• Tangan
• Kesimpulan
Sistem Pertahanan
• Tubuh
Manusia: Benteng yang Terkepung
• Daerah
Garis Depan
• Perang
Sesama Musuh
• Tahap-Tahap
Menuju Peperangan Besar
• Tanda
Bahaya
• Tentara
yang Bertugas Mulai Beraksi
• Produksi
Persenjataan
• Setelah
Kemenangan
• Siapakah
yang Menciptakan Sistem Ini?
Bab 2 Bumi
Planet yang Diciptakan untuk Umat
Manusia
• Keseimbangan
di Atmosfer
• Keseimbangan
Nitrogen dan Bakteri
• Atmosfer:
Atap Bumi yang Terpelihara
• Daur
Air dan Kehidupan
• Air
Turun ke Bumi Menurut Kadar Tertentu
• Pembentukan
Hujan
• Air
Hujan adalah Tawar
• Hujan
yang Memberi Kehidupan bagi Tanah yang Mati
• Manfaat
Membekunya Air dari Atas
• Air
Lambat Memanas dan Membeku
• Berat
Awan
• Angin
Bab 3 Temuan Ilmiah Terbaru dan Al Quran
Ayat Al Quran dan Alam Semesta
•Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan
Ajarannya
• Pemuaian
Alam Semesta
• Kesempurnaan
di Alam Semesta
• Orbit
dan Alam Semesta yang Berotasi
• Matahari
• Perjalanan
Matahari
• Langit
Tujuh Lapis
• Gunung
Mencegah Gempa Bumi
• Air
Laut Tidak Saling Bercampur
• Dua
Kode dalam Besi
Bab 4 Keruntuhan Teori Evolusi
Bab 5 Kesimpulan
KEPADA PEMBACA
Buku ini berisi fakta-fakta yang
meruntuhkan teori evolusi. Semua ini untuk menangkal kekeliruan pandang akibat
teori ini, yang telah begitu lama menjadi landasan bagi semua filsafat
anti-Tuhan. Darwinisme menolak fakta penciptaan, dan lebih jauh lagi,
penciptaan Allah, dan selama 140 tahun terakhir filsafat ini telah membuat
banyak orang meninggalkan kepercayaannya atau jatuh ke dalam keraguan. Oleh
karena itu, sangat penting kiranya menunjukkan bahwa teori ini merupakan suatu
kekeliruan dan penipuan, dan menyebarkannya kepada semua orang.
Seperti dalam buku-buku lain karangan
penulis, penjelasan yang disampaikan dilengkapi dengan ayat-ayat Al Quran dan
para pembaca diajak untuk mempelajari dan hidup dengan ayat-ayat tersebut.
Semua subjek yang berhubungan dengan ayat-ayat Allah dijelaskan tanpa
meninggalkan ruang apa pun bagi keraguan atau pertanyaan dalam pikiran pembaca.
Penuturan yang tulus, terus-terang
dan lancar akan memungkinkan setiap pembaca dari berbagai usia dan kelompok
sosial memahami buku-buku ini dengan cepat dan mudah. Bahkan mereka yang keras
menentang ketuhanan akan tersentuh dengan fakta-fakta yang diungkapkan dalam
buku-buku ini dan tidak dapat membantah kebenaran isinya.
Buku ini dan semua karya-karya lain
dari penulis dapat dibaca secara perorangan atau dikaji bersama dalam suatu
diskusi. Membaca buku-buku ini dalam kelompok pembaca akan sangat bermanfaat,
karena para pembaca dapat mengutarakan perenungan dan pengalaman mereka kepada
yang lainnya.
Akhirnya, buku-buku yang ditulis
semata untuk mencari keridhaan Allah ini dapat menjadi sarana yang amat efektif
untuk memahami maupun menyampaikan Islam kepada orang lain.
TENTANG PENGARANG
Pengarang, yang menulis dengan nama
pena HARUN YAHYA, lahir di Ankara pada tahun 1956. Setelah menyelesaikan
sekolah dasar dan menengahnya di Ankara, ia kemudian mempelajari seni di
Universitas Mimar Sinan, Istambul dan filsafat di Universitas Istam-bul.
Semenjak 1980-an, pengarang telah menerbitkan banyak buku bertema politik,
keimanan, dan ilmiah. Harun Yahya terkenal sebagai penulis yang menulis
karya-karya penting yang menyingkap kekeliruan para evolusionis,
ketidak-sahihan klaim-klaim mereka dan hubungan gelap antara Darwinisme dengan
ideologi berdarah seperti fasisme dan komunisme.
Nama penanya berasal dari dua nama
Nabi: “Harun” dan “Yahya” untuk memuliakan dua orang nabi yang berjuang melawan
kekufuran. Stempel Nabi pada cover buku-buku penulis bermakna simbolis yang
berhubungan dengan isi bukunya. Stempel ini mewakili Al Quran, kitabullah
terakhir, dan Nabi kita, penutup segala nabi. Di bawah tuntunan Al Quran dan
Sunah, pengarang menegaskan tujuan utamanya untuk menggugurkan setiap ajaran
fundamental dari idelogi ateis dan memberikan “kata akhir”, sehingga membisukan
sepenuhnya keberatan yang diajukan melawan agama.
Semua karya pengarang ini berpusat
pada satu tujuan: menyampaikan pesan-pesan Al Quran kepada masyarakat, dan
dengan demikian mendorong mereka untuk memikirkan isu-isu yang berhubungan
dengan keimanan, seperti keberadaan Tuhan, keesaan-Nya, dan hari akhirat, dan
untuk menunjukkan dasar-dasar lemah dan karya-karya sesat dari sistem-sistem
tak bertuhan.
Karya-karya Harun Yahya dibaca di
banyak negara, dari India hingga Amerika, dari Inggris hingga Indonesia. Buku-bukunya
tersedia dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Portugis,
Urdu, Arab, Albania, Rusia, Serbia-Kroasia (Bosnia), Polandia, Melayu, Turki
Uygur, dan Indonesia, dan dinikmati oleh pembaca di seluruh dunia.
BAB 1
MANUSIA PENCIPTAAN
DI ALAM RAHIM
Bagi orang yang tidak menggunakan
akal sehat, jika ia bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya ada?” ia akan
menjawab, “Saya ada entah bagaimana!” Dengan penalaran demikian, ia akan
menjalani kehidupan tanpa pernah merenungkan masalah-masalah seperti itu.
Akan tetapi, orang yang berakal
semestinya merenungkan bagai-mana ia diciptakan, dan menentukan makna hidupnya
sesuai dengan hasil perenungannya. Dalam perenungan ini, ia tidak perlu takut -
seperti yang dirasakan sebagian manusia - untuk mencapai kesimpulan “Saya telah
diciptakan”. Orang yang tak mau merenungkan hal ini sebenarnya tidak ingin
bertanggung jawab pada sang Pencipta. Mereka takut harus mengubah gaya hidup,
kebiasaan, dan ideologi jika mengaku telah diciptakan. Oleh karena itu, mereka
lari dari ketaatan kepada Pencipta mereka. Demikianlah sikap yang diambil
orang-orang yang menging-kari Allah dan “mengingkari (tanda-tanda
kekuasa-an-Nya) karena kezaliman dan kesombongan mereka, padahal hati mereka
meyakini kebenarannya” (QS. An-Naml, 16: 14).
Sebaliknya, seseorang yang menilai
kebera-daan dirinya dengan kearifan dan akal sehat, akan melihat dalam dirinya
hanya tanda-tanda pen-ciptaan Allah. Ia mengakui bahwa keberadaannya bergantung
pada kerja sama antara ribuan sistem rumit, yang tak satu pun ia ciptakan atau
ia kenda-ikan. Ia memahami fakta bahwa “ia diciptakan”. Dengan mengenal
Penciptanya, ia berusaha me-mahami untuk tujuan apa ia “diciptakan” Tuhan.
Bagi siapa pun yang berusaha memahami
makna ciptaan Tuhan, terdapat kitab petunjuk: Al Quran. Kitab ini adalah
panduan yang diberikan kepada semua manusia yang diciptakan Tuhan di muka bumi.
Bahwa fenomena penciptaan itu terjadi
sesuai dengan uraian yang ada dalam Al Quran membawa arti sangat penting bagi
orang-orang yang berakal.
Pada halaman-halaman berikut
terkan-dung berbagai informasi, bagi mereka yang arif dan berakal sehat, yang
menunjukkan bagai-mana “mereka diciptakan” dan keajaiban pen-ciptaan ini.
Kisah penciptaan manusia berawal di
dua tempat yang saling berjauhan. Manusia menapaki kehidupan melalui pertemuan
dua zat terpisah di dalam tubuh lelaki dan perem-puan, yang diciptakan saling
terpisah namun sangat selaras. Jelas, sperma di dalam tubuh lelaki tidak
dihasilkan atas kehendak dan kendali lelaki tersebut, sebagaimana sel telur di
dalam tubuh perempuan tidak terbentuk atas kehendak dan kendali perempuan
tersebut. Sesungguhnya, mereka bahkan tidak menyadari pembentukan sel-sel ini.
“Kami telah menciptakan kamu, maka
mengapa kamu tidak mem-benarkan (hari berbangkit)? Maka terangkanlah kepadaku
tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah
yang menciptakannya?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 57-59) !
Jelaslah bahwa kedua zat tersebut,
yang berasal dari lelaki dan perempuan, diciptakan sangat bersesuaian.
Penciptaan kedua zat ini, pertemuan antara keduanya, dan perubahannya menjadi
manusia sung-guhlah suatu keajaiban besar.
Buah Pelir dan Sel Perma
Sperma, yang merupakan tahap pertama
dalam penciptaan manusia, diproduksi “di luar” tubuh manusia. Ini karena
produksi sperma hanya mungkin terjadi di lingkungan bersuhu 2C di bawah suhu
tubuh normal. Untuk menstabilkan suhu pada tingkat ini, buah pelir dilapisi
kulit khusus. Kulit ini mengerut pada cuaca dingin dan mengembang pada cuaca
panas, untuk menjaga suhu tetap konstan. Apakah lelaki “mengen-dalikan” dan
mengatur sendiri keseimbangan rumit ini? Tentu tidak. Ia bahkan tidak menyadari
hal ini. Para pengingkar penciptaan hanya dapat mengatakan, ini adalah “fungsi
tubuh manusia yang belum diketahui”. Definisi “fungsi yang belum diketahui”
hanyalah “sekadar nama”.
Sperma diproduksi dalam buah pelir
dengan laju produksi 1000 per menit. Sel ini memiliki desain khusus untuk
perjalanannya menuju indung telur perempuan, perjalanan yang berlangsung seolah
ia “menge-nal” tempat itu. Sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Ekornya
membantunya bergerak bagai ikan menuju rahim.
Bagian kepalanya, yang mengandung
sebagian kode genetis bayi, ditutupi perisai pelindung khusus. Fungsi perisai
ini terungkap di pintu masuk rahim ibu: di sini lingkungannya sangat asam.
Jelas, sperma ditutupi dengan perisai pelindung oleh “seseorang” yang tahu
tentang keasaman ini. (Kondisi lingkungan asam ini bertujuan melindungi sang
ibu dari mikroba).
Yang diejakulasikan ke dalam rahim
tidak hanya jutaan sperma. Air mani adalah campuran berbagai macam cairan. Al
Quran menegaskan fakta ini dalam ayat berikut:
“Bukankah telah datang atas manusia satu
waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan yang dapat disebut?
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al Insaan, 76: 1-2) !
Cairan dalam air mani ini berisi
gula, untuk memberi energi yang dibutuhkan sperma. Di samping itu, komposisi
utamanya memiliki beragam tugas, seperti menetralkan asam pada pintu masuk ke
rahim dan menjaga kelicinan medium untuk pergerakan sperma. (Di sini sekali
lagi terlihat bahwa dua wujud yang berbeda dan saling independen, diciptakan
saling cocok). Spermatozoa menempuh perjalanan sulit di dalam rahim ibu hingga
mencapai sel telur. Betapapun mereka bertahan, kurang-lebih hanya seribu dari
sekitar 200-300 juta spermatozoa yang mencapai sel telur.
Sel Telur
Jika sperma didesain sesuai dengan
sel telur, sel telur juga disiapkan sebagai benih kehidupan pada medium yang
sama sekali berbeda…. Tanpa sepengetahuan perem-puan, sel telur yang telah
matang di indung telur ditinggalkan di rongga perut, kemudian tertangkap oleh
lengan-lengan pada ujung organ tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu,
sel telur mulai bergerak dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel
telur ini besarnya hanya setengah partikel garam.
Sel telur dan sperma bertemu di dalam
tuba falopii. Di sini sel telur mulai mengeluarkan cairan khusus. Dengan
bantuan cairan ini, sperma-tozoa menemukan lokasi sel telur. Kita harus
menyadari bahwa tatkala kita mengatakan sel telur “mulai mengeluarkan”, kita
tidak sedang mem-bicarkan manusia atau suatu makhluk sadar. Hal ini tidak dapat
dijelas-kan melalui konsep kebetulan, bahwa massa protein mikroskopis
“me-mutuskan” tindakan itu “dengan sendirinya”, kemudian “mempersiap-kan” dan
mengeluarkan senyawa kimia untuk menarik spermatozoa kepadanya. Ini merupakan
bukti bahwa ada sebuah perancangan dalam proses ini.
Singkatnya, sistem reproduksi tubuh
didesain untuk mempersatu-kan sel telur dan sperma. Ini berarti bahwa sistem
reproduksi perempuan diciptakan sesuai dengan kebutuhan spermatozoa dan
spermatozoa diciptakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan di dalam tubuh
wanita.
Pertemuan Sperma dan Sel Telur
Ketika spermayang akan membuahi sel
telursemakin mendekati sel telur, sel telur kembali “memutuskan” untuk
mengeluarkan suatu cairan, yang disiapkan khusus bagi sperma, untuk melarutkan
perisai perlindungan sperma. Akibatnya, terbukalah kantung enzim pelarut pada
ujung sperma, yang dibuat secara khusus untuk sel telur. Ketika sperma mencapai
sel telur, enzim-enzim ini melubangi membran sel telur dan memungkinkan sperma
masuk. Spermatozoa di sekeliling telur mulai berebut masuk, tetapi biasanya
hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan
tahapan ini sangatlah mena-rik. Dalam Al Quran, dinyatakan bahwa manusia dibuat
dari saripati cairan hina, yaitu air mani.
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya
dari saripati air yang hina (air mani).” (QS. As-Sajadah, 32: 8) !
Sebagaimana diungkapkan ayat
tersebut, bukan cairan yang membawa spermatozoa itu yang membuahi telur,
mela-inkan “saripatinya” saja. Sari-pati tersebut adalah sperma di dalamnya,
yang menjadi agen pembuahan, atau lebih tepat lagi, kromo-som di dalam sperma
tersebut, yang merupakan “saripati” sperma.
Ketika sel telur membiarkan satu
sperma masuk, sperma lain tidak mungkin masuk. Penyebabnya adalah medan listrik
yang terbentuk di sekeliling sel telur. Wilayah di sekeliling telur bermuatan
negatif (-) dan begitu sperma pertama menembus sel telur, muatan ini berubah
menjadi positif (+). Oleh karena itu, sel telur tersebut, yang kini bermuatan
sama dengan spermatozoa lain di luar, mulai menolak mereka.
Ini berarti muatan listrik kedua zat tersebut,
yang terbentuk secara independen dan terpisah, juga bersesuaian.
Akhirnya, bergabunglah DNA laki-laki
di dalam sperma dan DNA perempuan di dalam sel telur. Sekarang terdapat benih
pertama, sel pertama dari manusia baru, di dalam kandungan ibu: zigot.
Segumpal Darah yang Melekat pada Rahim …
Saat sperma dari laki-laki bersatu
dengan sel telur dari perempuan, inti dari bayi yang akan dilahirkan mulai
terbentuk. Sel tunggal ini, yang dalam biologi dikenal dengan istilah “zigot”,
akan segera mulai berkem-bang dengan melakukan pembelahan sel, dan akhirnya
menjadi “segumpal daging”.
Namun, zigot tersebut tidak
mengha-biskan masa pertumbuhannya dalam kehampaan. Zigot melekat pada rahim,
bagaikan akar yang menancap kuat ke bumi melalui sulurnya. Melalui ikatan ini,
zigot memperoleh zat gizi yang pen-ting bagi pertumbuhannya dari tubuh sang
ibu.
Perincian seperti ini tak mungkin
di-ketahui tanpa pengetahuan fisiologi yang memadai. Jelas, berabad-abad lalu
tidak ada seorang pun yang menguasai ilmu seperti itu. Tapi sungguh menarik,
Allah selalu menyebut zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu sebagai
“segumpal darah” dalam Al Quran:
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Pa-ling Pemurah.” (QS. Al 'Alaq, 96: 1-3) !
“Apakah manusia mengira, bahwa ia
akan dibiar-kan begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)? Bu-kankah dia dahulu
setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi
se-gumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakan-nya, lalu Allah
menjadikan darinya sepasang; laki-laki dan perem-puan.” (QS. Al Qiyaamah, 75:
36-39) !
Dalam bahasa Arab, arti kata “'alaq”
atau “segumpal darah” adalah “benda yang melekat pada suatu tempat”. Secara
harfiah, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada
kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah kata yang paling tepat untuk
menggam-barkan zigot yang melekat pada dinding rahim untuk menyerap makan-an
darinya.
Masih banyak ayat Al Quran yang
mengungkap tentang zigot ini. Dengan menempel pada rahim secara sempurna, zigot
pun mulai tum-buh. Sementara itu, rahim sang ibu dipenuhi dengan “cairan
amnion” yang melingkupi zigot. Fungsi terpenting cairan amnion bagi
pertum-buhan bayi adalah melindungi si bayi dari “serangan” dari luar. Dalam Al
Quran, fakta ini diungkapkan sebagai berikut:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air
yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim).” (QS Al
Mursalat, 77: 20-21) !
Semua informasi Al Quran tentang
pembentukan manusia ini mem-perlihatkan bahwa Al Quran berasal dari sebuah
sumber yang mengeta-hui masalah ini hingga hal yang sekecil-kecilnya. Sekali
lagi, ini membuk-tikan bahwa Al Quran adalah firman Allah.
Sementara itu, embrio yang awalnya
mirip gel, mulai berubah seiring waktu. Dalam struktur yang mulanya lunak ini,
mulai terbentuk tulang keras untuk membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel,
yang mulanya semua sama, mulai terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata
yang peka terhadap cahaya, sel saraf yang peka terhadap panas, dingin, dan
sakit, dan sel yang peka terhadap getaran suara. Apakah sel-sel itu sendiri
yang menentukan perbedaan-perbedaan ini? Apakah mereka sendiri yang pertama
kali memutuskan untuk membentuk hati atau mata ma-nusia, kemudian menuntaskan
tugas yang luar biasa ini? Ataukah di lain pihak, mereka telah diciptakan
dengan tepat untuk tujuan-tujuan ini? Kearifan, kecerdasan, dan jiwa pasti akan
membenarkan alternatif kedua.
Pada akhir proses, setelah sang bayi
tumbuh sempurna di dalam rahim ibu-nya, ia lalu lahir ke dunia. Kini bayi itu 100
juta kali lebih besar dan 6 miliar kali lebih berat daripada wujud awalnya.
Inilah kisah awal mula kehidupan
manusia, bukan makhluk lain. Jadi, apa yang lebih penting bagi manusia selain
mengetahui tujuan penciptaan yang menakjubkan ini?
Sangat tidak logis bila kita berpikir
bahwa semua fungsi kompleks ini terjadi “atas kemauan sendiri”. Tidak ada
seorang pun yang memiliki kekuatan untuk menciptakan dirinya sendiri,
menciptakan orang lain, atau menciptakan benda lain. Allah-lah yang menciptakan
semua kejadian yang telah dijelaskan tadi, pada setiap saat terjadinya, setiap
detiknya, dan setiap tahapannya.
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan
perem-puan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula)
melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan seka-li-kali tidak
dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faathir, 35: 11) !
Tubuh kita, yang terbentuk hanya dari
“setetes mani”, berubah men-jadi manusia yang memiliki jutaan keseimbangan yang
rumit. Meskipun tidak kita sadari, di dalam tubuh kita terdapat sistem yang
teramat kom-pleks dan rumit, yang membantu kita bertahan hidup. Semua sistem
ini dirancang dan dioperasikan hanya oleh Sang Pemilik dan Pencipta kita, yakni
Allah, untuk menyadarkan kita bahwa “kita diciptakan”.
Manusia diciptakan oleh Allah. Sejak
diciptakan, manusia tidak per-nah “dibiarkan tanpa pengaturan atau tanpa
tujuan”.
Air Susu Ibu...
Bagaimana manusia yang baru lahiryang
sebelumnya berubah bentuk dari sperma menjadi bayidiberi makan? Hal ini
merupakan keajaiban tersendiri. Air susu ibu (ASI) adalah gizi terbaik, dan air
susu ini tidak dihasilkan atas bantuan sang ibu ataupun bantuan orang lain.
Berkat zat gizi yang dikandungnya,
air susu ibu adalah sumber ma-kanan unggul bagi bayi yang baru lahir, sekaligus
zat yang meningkatkan daya tahan ibu dan bayi terhadap penyakit. Para dokter
sepakat bahwa makanan buatan hanya boleh diberikan bila ASI tidak mencukupi,
dan bayi harus diberi ASI terutama pada bulan-bulan pertama. Sekarang, mari
kita lihat keistimewaan ASI ini:
- Hal yang paling menarik adalah
kadar ASI bisa berubah sesuai dengan fase-fase pertumbuhan bayi. Jumlah kalori
dan zat gizi berubah berdasarkan keadaan bayi saat lahir, apakah ia lahir
prematur ataukah tepat waktu. Bila bayi lahir prematur, kadar lemak dan protein
ASI lebih tinggi daripada kebutuhan bayi umumnya, karena bayi prematur
membutuhkan kalori lebih banyak.
- Unsur-unsur sistem kekebalan tubuh
yang dibutuhkan bayi, seperti anticore atau sel pertahanan tubuh, tersedia
dalam ASI. Bagaikan tentara bayaran, mereka mempertahankan tubuh bayi yang
sebenarnya asing bagi mereka, dan melindungi sang bayi dari musuh.
- ASI merupakan antibakteri. Bakteri
bisa tumbuh dalam susu biasa yang disimpan pada suhu kamar selama enam jam.
Namun, tidak ada bakteri yang muncul dalam ASI yang disimpan dalam suhu dan
jangka waktu yang sama.
- ASI melindungi bayi dari penyakit
arterios-klerosis.
- ASI dapat dicerna bayi dengan
cepat.
Kita tahu bahwa tak satu pun makanan
hasil racikan para ahli gizi di laboratorium modern yang memiliki manfaat
sebanyak ASI. Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan, “Siapakah yang membuat
ASI dalam tubuh seorang ibu, padahal ia sendiri pun tidak menyadari proses
pembuatannya, dan kualitasnya jauh lebih unggul daripada buatan laboratorium?”
Sudah sangat jelas, ASI dibuat oleh Sang Pencipta si bayi yang membutuhkan susu
ini.…
MEKANISME DALAM TUBUH KITA
Dalam banyak ayat Al Quran, Allah
mengajak kita memperhati-kan penciptaan manusia dan mengajak manusia
merenungkan penciptaan ini,
“Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang
telah men-ciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu.” (QS. Al Infithaar, 82: 6-8) !
Manusia adalah salah satu makhluk
hidup yang terhebat dan ter-canggih. Sistem tubuhnya paling menakjubkan di
alam, dibentuk Allah dengan proporsi yang pas.
Tubuh manusia terdiri atas sejumlah
daging dan tulang yang ber-bobot kurang lebih 60-70 kg. Sebagaimana diketahui,
daging adalah salah satu material paling rentan di alam. Jika dibiarkan di
tempat terbuka, daging akan membusuk dalam beberapa jam, dan setelah beberapa
hari dikerubungi tempayak dan mulai berbau busuk tak tertahankan. Zat yang
sangat lemah ini membentuk bagian terbesar tubuh manusia. Akan tetapi, ia
terpelihara tanpa rusak atau membusuk selama kurang lebih 70-80 tahun, dengan
adanya peredaran darah yang memberinya makanan dan kulit yang melindunginya
dari bakteri luar.
Selain itu, tubuh manusia memiliki
kemampuan yang sangat menge-sankan. Misalnya, pancaindra. Setiap organ
pengindra adalah keajaiban. Manusia mengetahui dunia luar melalui alat-alat
pengindra ini, dan menjalani hidup dengan damai berkat semua indra ini. Detail
yang kita temui pada indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap,
serta desainnya yang tanpa cacat, memberi bukti keberadaan Sang Pencipta.
Struktur tubuh manusia yang
menakjubkan tidak hanya ada pada pancaindra. Setiap organ yang memudahkan hidup
kita adalah keajaiban tersendiri. Semuanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
kita. Bayangkan betapa sukarnya hidup ini jika kita diciptakan tanpa tangan.
Apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki kaki, atau jika tubuh kita tidak
ditutupi oleh kulit, tetapi oleh duri, sisik, atau lapisan keras?
Begitu pula, keberadaan sistem-sistem
kompleks dalam tubuh manu-sia, seperti mekanisme pernapasan, metabolisme,
reproduksi, kekebalan tubuh, dan estetika tubuh manusia, masing-masing adalah keajaiban
tersendiri.
Sebagaimana terlihat, dalam tubuh
manusia terdapat banyak kese-imbangan rumit. Hubungan yang sempurna di antara
semua sistem tubuh yang saling tergantung itu memungkinkan manusia menjalankan
fungsi-fungsi vitalnya tanpa masalah.
Di samping itu, manusia melakukan
semua ini tanpa perlu berusaha ekstra ataupun mengalami kesulitan. Biasanya
manusia bahkan tidak menyadari apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia tidak
menyadari banyak hal: kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir dalam lambung-nya,
irama jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang tepat dibutuhkan ke
tempat-tempat yang tepat, penglihatan dan pendengaran-nya.
Sebuah sistem tanpa cacat telah
ditempatkan dalam tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Inilah sistem ciptaan
Allah, Pengatur semua urusan di langit dan di bumi. Allah menciptakan segala
sesuatu, setiap detail dan setiap makhluk hidup di alam semesta. Desain yang
kita temui saat meneliti tubuh manusia adalah bukti keunikan dan ketiadaan
cacat pada seni kreasi Allah. Allah mengajak kita memperhatikan kesem-purnaan
jagat raya ini dalam surat Al Mulk:
“Yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
Inilah sekelumit dari berjuta
keseimbangan rumit di dalam tubuh manusia:
Pancaindra tersusun benar-benar
sesuai dengan kebutuhan manusia. Misalnya, telinga hanya dapat menangkap
getaran suara pada batas tertentu. Sekilas, mungkin kisaran pendengaran yang lebih
lebar tam-paknya menguntungkan, tetapi batas indriawi ini - disebut “ambang
batas pendengaran”diatur dengan tujuan tertentu. Jika telinga kita terlalu
sensitif, setiap saat kita harus mendengar berbagai suara, mulai dari detak
jantung kita hingga gemerisik tungau kecil di lantai. Hidup seperti ini akan
sangat mengganggu.
Keseimbangan serupa berlaku pula bagi
indra peraba. Sel saraf pera-ba yang sangat sensitif dan berada di bawah kulit
manusia dijadikan sen-sitif dengan cara yang sebaik-baiknya dan tersebar di
seluruh permukaan tubuh. Saraf tersebut terhimpun terutama di ujung jari,
bibir, dan organ seksual. Sebaliknya, daerah yang “kurang penting”, misalnya
punggung, memiliki lebih sedikit sel saraf. Ini memberi keuntungan besar bagi
ma-nusia. Bayangkan jika terjadi sebaliknya: jika ujung jari kita sangat tidak
sensitif, dan kebanyakan sel saraf berkumpul di punggung. Tidak diragu-kan
lagi, ini akan sangat menjengkelkan; sementara kita tidak mampu menggunakan
tangan secara efektif, punggung kita justru merasakan hal-hal terkecil, lipatan
baju misalnya.
Perkembangan organ adalah contoh
“keseimbangan yang rumit” ini. Misalnya, rambut dan bulu mata. Meskipun
keduanya sebenarnya sama saja “rambut”, kecepatan tumbuhnya tidak sama.
Anggaplah bulu mata tumbuh sama cepatnya dengan rambut di kepala, maka bulu
mata akan mengganggu penglihatan dan menusuk mata, membahayakan salah satu
organ terpenting. Panjang bulu mata kita tertentu dan tetap. Jika bulu mata ini
memendek, misalnya karena terbakar atau kecelakaan, bulu mata akan memanjang
sampai mencapai panjang “ideal” lalu berhenti.
Bentuk bulu mata pun sangat penting.
Karena bentuknya sedikit me-lengkung ke atas, bulu mata tidak menghalangi
pandangan dan membuat mata terlihat indah. Ketika tumbuh, bulu mata ini ditutupi
minyak khu-sus yang dihasilkan kelenjar tertentu di tepi kelopak mata. Karena
itulah, bulu mata kita tidak terasa kasar dan lurus seperti sikat. “Penyesuaian
halus” seperti ini terdapat di seluruh bagian tubuh manusia.
Luar biasanya, sebagaimana pada
remaja, penciptaan yang tepat ini juga tampak pada bayi yang baru lahir.
Contohnya, tulang tengkorak bayi yang baru lahir sangat lunak, dan pada batas
tertentu dapat bergerak di atas yang lain. Keluwesan ini memudahkan keluarnya
kepala bayi dari rahim tanpa bahaya. Jika tidak luwes, tulang tengkorak ini
bisa saja retak selama kelahiran, menyebabkan kerusakan parah pada otak bayi.
Dengan kesempurnaan serupa, semua
organ dalam manusia berkem-bang secara harmonis selama proses perkembangan.
Misalnya, pada perkembangan kepala, tengkorak yang menyelubungi otak tumbuh
ber-sesuaian dengan otak. Andaikan tengkorak tumbuh lebih lambat dari-pada
otak, ia akan menekan otak dan segera menyebabkan kematian.
Keseimbangan yang sama juga terjadi
pada organ lain seperti jan-tung, paru-paru dan tenggorokan, mata dan kantung
mata.
Karena itu, mari kita teliti struktur
tubuh kita yang luar biasa, untuk melihat seni dan keagungan penciptaan. Setiap
bagian tubuh, yang struk-turnya lebih sempurna daripada pabrik mutakhir yang
dilengkapi tekno-logi tercanggih, menunjukkan adanya penciptaan oleh Allah,
yang kekua-saan-Nya tak tertandingi.
Jika secara singkat kita meneliti
sistem dan organ pada tubuh manu-sia, kita akan menyaksikan dengan jelas bukti
penciptaan yang seimbang dan tanpa cacat.
Pencernaan
Air liur, yang berperan pada awal
proses pencernaan, berfungsi membasahi makanan supaya makanan mudah dikunyah
gigi dan turun melalui kerongkongan. Air liur juga merupakan zat khusus untuk
mengubah, melalui sifat kimiawinya, zat pati menjadi gula. Coba pikirkan apa
yang terjadi andai air liur tidak dihasilkan di dalam mulut. Kita tidak akan
mampu menelan apa pun atau bahkan berbicara karena mulut kita kering. Kita
tidak akan mampu mengonsumsi makanan padat, dan harus meminum cairan saja.
Dalam sistem lambung terdapat
keseimbangan yang menakjubkan. Di dalam lambung, makanan dicerna oleh asam
klorida. Asam ini sangat kuat, sehingga dapat mencerna bukan hanya makanan yang
masuk, me-lainkan juga dinding lambung. Namun, sebuah solusi disediakan untuk
manusia: zat bernama mukus, yang dihasilkan selama proses pencernaan, melapisi
dinding lambung dan melindunginya dengan sangat baik terha-dap efek merusak
dari asam tersebut. Dengan demikian, lambung tidak akan merusak dirinya
sendiri. Terdapat kesesuaian sempurna antara asam pencerna makanan dan mukus
yang dihasilkan untuk melindungi lambung dari asam tersebut.
Ketika kosong, lambung tidak
memproduksi cairan pengurai protein (zat gizi yang berasal dari hewan seperti
daging). Sebaliknya, cairan yang dihasilkan berbentuk zat tidak berbahaya tanpa
sifat merusak. Begitu makanan berprotein memasuki lambung, asam klorida
dihasilkan dalam lambung dan menguraikan zat netral ini menjadi protein. Dengan
begitu, ketika lambung kosong, asam ini tidak melukai lambung yang juga terbuat
dari protein.
Perlu diketahui bahwa “teori evolusi”
tidak pernah dapat menje-laskan sistem sedemikian kompleks. Teori tersebut
mengemukakan ga-gasan bahwa struktur-struktur kom-pleks di sekitar kita
berevolusi seca-ra bertahap dari organisme primitif, melalui akumulasi
perbaikan struktural sedikit demi sedikit. Akan tetapi, jelas bahwa sistem
dalam lambung tidak mungkin merupakan hasil evolusi bertahap yang sedikit demi
sedikit. Ketiadaan satu faktor saja akan membunuh organisme tersebut. Satu
contoh saja sudah cukup untuk memahami inkonsis-tensi teori evolusi ini.
Bayangkan ada organisme yang merusak lam-bungnya sendiri dengan asam yang
diproduksinya di sana. Mula-mula lambungnya akan hancur secara menyakitkan, dan
organ lainnya juga akan dilalap oleh asam itu. Organisme tersebut akan mati
karena me-makan dirinya sendiri hidup-hidup.
Cairan di dalam lambung memperoleh
kemampuan menghancurkan protein sete-lah melalui serangkaian reaksi kimia.
Bayangkanlah organisme yang sedang ber-evolusi, namun transformasi kimia ini
tidak dapat terjadi di dalam lambungnya. Jika cairan di dalam lambung tidak
mampu menghancurkan protein, organisme terse-but tidak akan mampu mencerna
makanan, dan pada akhirnya akan mati dengan se-bongkah makanan yang tidak
tercerna dalam lambungnya.
Marilah kita melihat hal ini dari sudut
pandang yang berbeda. Sel-sel lambung memproduksi asam di dalam perut. Baik sel
ini maupun sel lain di bagian tubuh lain (misalnya sel mata) merupakan sel
kembar yang berasal dari pembelahan sel tunggal awal di dalam rahim ibu. Lebih
jauh lagi, kedua jenis sel ini mempunyai kombinasi genetis yang sama. Ini
berarti, bank data pada kedua sel sama-sama mengandung informasi genetis
tentang protein yang dibutuhkan mata dan asam yang digunakan di dalam lam-bung.
Namun, dengan ketundukan pada perintah dari suatu sumber yang tidak diketahui,
di antara jutaan informasi yang ada, sel mata hanya menggunakan informasi untuk
mata dan lambung hanya menggunakan informasi untuk lambung. Apa yang terjadi
andaikan sel mata yang memproduksi protein yang dibutuhkan mata (karena sesuatu
hal yang tidak diketahui) mulai memproduksi asam yang digunakan di dalam
lambungkarena memang memiliki informasi yang dibutuhkan untuk memproduksinya?
Andaikan hal seperti ini terjadi, seseorang akan melu-mat dan mencerna matanya
sendiri.
Marilah kita teruskan meneliti
keseimbangan menakjubkan di dalam tubuh kita:
Proses pencernaan selanjutnya juga
terencana dengan baik. Bagian makanan hasil cernaan yang berguna diserap oleh
lapisan usus halus dan berdifusi dalam darah. Lapisan usus halus ditutupi
lipatan-lipatan lateral yang mirip kain kusut. Dalam setiap lipatan terdapat
lipatan lebih kecil yang disebut “villus”. Lipatan ini meningkatkan penyerapan
usus secara luar biasa. Pada permukaan-atas sel yang meliputi villus terdapat
tonjol-an kecil yang disebut mikrovillus. Tonjolan ini menyerap makan dan
berfungsi sebagai pompa. Bagian-dalam pompa ini terhubung dengan sistem
peredaran darah melalui sistem pengangkutan yang dilengkapi dengan berbagai
rute. Beginilah cara zat gizi yang telah diserap mencapai seluruh tubuh melalui
sistem peredaran darah. Setiap villus memiliki hampir 3000 mikrovillus. Daerah
sebesar satu milimeter persegi pada lapisan usus halus ditutupi oleh kurang-lebih
200 juta mikrovillus. Pada daerah seluas satu milimeter persegi, 200 juta pompa
bekerja tanpa rusak atau lelah untuk mempertahankan hidup manusia. Pompa yang
begitu banyak ini, yang normalnya mengambil wilayah yang sangat luas,
di-mampatkan ke dalam ruang yang sangat kecil. Sistem ini mempertahan-kan hidup
manusia dengan memastikan tubuh memanfaatkan makanan yang dikonsumsi semaksimal
mungkin.
Pernapasan
Sistem pernapasan didasarkan pada
keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak
buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus dihangatkan dan dibersihkan
sebelum dihi-rup. Hidung kita diciptakan sesuai untuk pekerjaan ini. Bulu dan
selaput lendir pada dinding lubang hidung menyaring udara dengan menangkap
partikel debu di dalamnya. Sementara itu, udara dihangatkan ketika mengalir
sepanjang lubang hidung. Tulang-tulang hidung memiliki ben-tuk khusus, sehingga
udara yang terhirup baru akan menuju paru-paru setelah berputar beberapa kali
di dalam hidung dan menjadi hangat. Struktur yang memungkinkan udara mengalir
beberapa kali dalam sebu-ah tulang yang kecil pastilah merupakan hasil
perancangan. Jika manusia mencoba meniru efek ini, pengendalian pergerakan
udara hanya mung-kin terjadi melalui perhitungan yang rumit dan spesifik. Fakta
bahwa struktur khusus ini ada untuk memenuhi kebutuhan sistem lainyakni
membersihkan dan menghangatkan udara yang mengalir ke paru-paruadalah bukti
bahwa kedua sistem ini diciptakan secara khusus oleh Pencipta yang sama.
Setelah semua tahapan ini, udara sampai ke tabung pernapasan setelah
dilembapkan dan dibebaskan dari debu.
Kerangka
Kerangka adalah mukjizat rekayasa
tersendiri, yang merupakan sis-tem bangunan pendukung tubuh. Kerangka
melindungi organ-organ utama seperti otak, jantung dan paru-paru, dan mewadahi
organ-organ bagian dalam. Kerangka melengkapi tubuh manusia dengan kemampuan
bergerak yang unggul, yang tidak dapat ditiru oleh mekanisme tiruan apa pun.
Jaringan tulang bukanlah anorganik sebagaimana yang disangka orang. Jaringan
tulang adalah tempat penyimpanan mineral pada tubuh yang terdiri atas berbagai
mineral penting seperti kalsium dan fosfat. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, kerangka
menyimpan mineral tersebut atau mengirimkannya ke tubuh. Di samping itu semua,
tulang belulang juga memproduksi sel darah merah.
Selain pemfungsiannya yang sempurna
dan seragam, kerang-ka juga disusun oleh tulang-belu-lang dengan struktur luar
biasa. Karena bertugas menunjang dan melindungi tubuh, tulang dicip-takan
dengan kemampuan dan kekuatan untuk memenuhi fung-si tersebut. Kondisi terburuk
yang mungkin terjadi juga sudah dipertimbangkan. Misalnya, tu-lang paha dapat
membawa beban seberat satu ton pada saat tegak lurus. Yang mengejutkan, pada
setiap langkah, tulang membawa beban sebesar tiga kali berat tu-buh. Ketika
seorang atlet melaku-kan loncat galah dan mendarat di tanah, setiap sentimeter
persegi tulang pinggulnya mendapat tekanan sebesar 1400 kilogram. Apa yang
membuat struktur ini, yang terbentuk oleh pembelahan dan penggandaan sebuah sel
induk, menjadi begitu kuat? Ja-waban pertanyaan ini tersembu-nyi dalam
penciptaan tulang yang tiada bandingannya.
Sebuah contoh dari teknologi masa
kini akan menolong menje-laskan hal ini lebih jauh. Kon-struksi bangunan yang
besar dan tinggi menggunakan sistem tangga-tangga. Unsur-unsur pendukung
konstruksi dalam teknik ini tidak berstruktur monolitis, teta-pi terdiri atas
palang yang malang melintang, membentuk tangga. Mela-lui perhitungan rumit yang
hanya dapat dilakukan komputer, kita dapat membangun jembatan dan pabrik yang
lebih kuat dan lebih murah.
Struktur-dalam tulang mirip dengan
sistem tangga-tangga yang digunakan pada konstruksi jembatan dan menara
tersebut. Satu-satunya perbedaan yang penting adalah bahwa sistem tulang lebih
rumit dan lebih canggih daripada rancangan manusia. Dengan sistem ini, tulang
sangatlah kuat, tetapi cukup ringan sehingga nyaman digunakan oleh manusia.
Andai saja yang terjadi adalah sebaliknya — andai bagian-dalam tulang itu keras
dan penuh sebagaimana bagian-luarnya — tulang akan terlalu berat untuk dibawa
manusia dan akan mudah pecah atau retak oleh hantaman ringan karena strukturnya
keras dan kaku.
Rancangan tulang yang sempurna
membantu kita menjalani kehi-dupan dengan mudah. Bahkan kita melakukan
pekerjaan yang sulit tanpa perlu merasa sakit. Keistimewaan lain struktur
tulang adalah ke-lenturannya pada beberapa bagian tubuh. Misalnya, selain
melindungi organ utama tubuh seperti jantung dan paru-paru, tulang rusuk juga
da-pat mengembang dan mengempis agar udara dapat bergerak keluar-masuk
paru-paru.
Elastisitas tulang dapat berubah pada
masa tertentu. Misalnya pada wanita, tulang pinggul memanjang pada bulan-bulan
terakhir kehamilan dan bergerak saling menjauh. Ini sangat penting, sebab
dengan adanya pemanjangan ini, saat dilahirkan, kepala bayi dapat keluar dari
rahim ibu tanpa remuk.
Aspek-aspek keajaiban tulang tidak
terbatas pada hal-hal di atas. Selain kelenturan, daya tahan, dan
keringanan-nya, tulang juga mampu memperbaiki diri. Ka-lau ada tulang yang
patah, manusia tinggal men-jaga agar tulang ini tidak bergerak, sementara
tulang memperbaiki dirinya sendiri. Jelaslah bahwa proses ini, seperti
proses-proses lain dalam tubuh, merupakan proses yang sangat kompleks dan
melibatkan kerja sama antara jutaan sel.
Hal penting lain yang patut
direnungkan adalah kemampuan gerak kerangka tubuh. Pada setiap langkah,
ruas-ruas tulang belakang yang menyusun tulang punggung kita bergerak saling
menimpa. Gerakan dan gesekan yang terus-menerus antara ruas-ruas tulang ini
semestinya menyebabkan aus pada tulang bela-kang. Untuk mencegah hal ini, di
antara ruas-ruas tulang belakang terdapat tulang rawan yang berbentuk cakram, yang
disebut “piringan sendi”. Piringan sendi ini berfungsi sebagai pe-redam kejut.
Pada setiap langkah, ada gaya yang dikenakan tanah pada tubuh sebagai reaksi
terhadap berat tubuh. Gaya ini tidak merusak tubuh karena adanya peredam kejut
ini, yang bentuk melengkungnya dapat “mendistribusikan gaya”. Tanpa adanya
kelenturan tulang belakang dan struktur khusus yang mengurangi gaya reaksi
tanah ini, gaya yang dikenakan tanah akan langsung diteruskan ke tulang
tengkorak dan ujung atas tulang belakang akan menghancurkan tengkorak dan
menembus otak.
Jejak-jejak penciptaan juga terlihat
pada permukaan persendian. Sendi tulang tidak perlu dilumasi meskipun bergerak
terus-menerus sepanjang usia manusia. Para ahli biologi melakukan penelitian
untuk menemukan penyebabnya: bagaimana gesekan pada persendian tersebut
diatasi?
Para ilmuwan menemukan bahwa masalah
ini terpecahkan oleh suatu sistem, yang dapat dipandang sebagai “keajaiban
penciptaan yang mutlak”. Permukaan sendi yang terkena gesekan diselimuti oleh
lapisan tulang rawan tipis yang berpori. Di bawah lapisan ini terdapat zat
pelumas. Ketika tulang menekan sendi, zat pelumas ini menyembur melalui
pori-pori tadi dan menyebabkan permukaan sendi menjadi licin “seolah-olah
berada di atas minyak”.
Semua ini menunjukkan bahwa tubuh
manusia merupakan hasil perancangan yang sempurna, dan penciptaan yang unggul.
Perancangan sempurna ini membantu manusia membuat beraneka ragam gerakan secara
tangkas dan mudah.
Bayangkan saja andai segala sesuatu
tidak begitu sempurna dan seluruh kaki terbentuk dari satu tulang panjang.
Tentulah kita akan sulit berjalan dan tubuh kita akan canggung dan susah
bergerak. Duduk pun akan sukar, dan tulang kaki akan mudah patah karena
mengalami gaya tekan selama pergerakannya. Namun kenyataannya, kerangka tubuh
manusia memiliki struktur yang memungkinkan segala jenis gerakan tubuh.
Allah telah menciptakan, dan masih
terus menciptakan semua keisti-mewaan kerangka tubuh. Allah mengajak manusia,
yang telah dicipta-kan-Nya, untuk memikirkan hal ini: …Perhatikanlah dengan
saksama, bagaimana tulang-tulang Kami susun dan bagaimana Kami menyeli-mutinya
dengan daging…. (QS. Al Baqarah, 2:259)
Manusia harus merenungkan hal ini,
merasakan kekuasaan Allah yang telah menciptakannya, serta bersyukur
kepada-Nya. Jika tidak demikian, dia akan sangat merugi. Allah, yang
menciptakan tulang-tulang dan menyelimutinya dengan daging, mampu mengulang
penciptaannya. Ini dinyatakan dalam ayat:
“Tidakkah manusia melihat bagaimana Kami
menciptakannya dari setetes mani, namun kemudian menjadi penentang yang nyata!
Mereka membuat perumpamaan tentang Kami dan melupakan penciptaan dirinya
sendiri, dan mengatakan, “Siapa yang akan menghidupkan tulang-tulang ini jika
mereka telah menjadi abu?” Katakanlah, “Tulang-tulang itu akan dihidupkan
kembali oleh Dia yang menciptakan-Nya pertama kali. Dia Maha Mengetahui atas
segala makhluk-Nya.” (QS. Yaasin, 36: 77-79) !
Koordinasi Tubuh
Dalam tubuh manusia, semua sistem
bekerja secara serentak dan terkoordinasi serta sepenuhnya serasi untuk suatu
tujuan yang pasti, yakni agar tubuh tetap hidup. Gerakan terkecil yang kita
lakukan setiap hari sekalipun, seperti bernapas dan tersenyum, merupakan hasil
koordinasi yang sempurna dalam tubuh manusia.
Di dalam tubuh kita terdapat suatu
jaringan terkoordinasi yang sangat rumit dan lengkap, yang bekerja tanpa henti.
Tujuannya adalah kesinambungan kehidupan. Koordinasi ini terutama terlihat
dalam sistem gerak tubuh, karena untuk gerakan terkecil pun, sistem kerangka
tubuh, otot, dan sistem saraf harus bekerja sama dengan sempurna.
Prasyarat koordinasi tubuh adalah
adanya sistem penyampaian informasi yang benar. Hanya dengan penyampaian
informasi yang benarlah, dapat dibuat penilaian yang baru. Untuk melakukan
penilaian ini, suatu jaringan kecerdasan yang sangat canggih bekerja dalam
tubuh manusia.
Untuk melakukan suatu tindakan yang
terkoordinasi, pertama harus diketahui lebih dahulu organ-organ tubuh yang
terlibat serta hubungan di antaranya. Informasi ini berasal dari mata,
mekanisme keseimbangan di telinga dalam, otot, sendi, dan kulit. Setiap detik,
miliaran informasi di-proses dan dievaluasi, lalu keputusan baru diambil sesuai
dengan infor-masi tersebut. Manusia bahkan tidak menyadari proses yang terjadi
sa-ngat cepat di dalam tubuhnya ini. Dia hanya bergerak, tertawa, menangis,
berlari, makan, dan berpikir. Dia tak perlu bersusah-payah untuk melaku-kan
berbagai tindakan ini. Untuk sebuah senyum ringan pun, ada tujuh belas otot
yang harus bekerja sama secara serentak. Kalau ada satu saja di antara otot-otot
tersebut tidak berfungsi atau gagal fungsi, ekspresi wajah pun berubah. Untuk
berjalan, 54 otot pada kaki, tungkai, paha, dan punggung harus bekerja sama.
Ada miliaran reseptor mikroskopis
dalam otot dan sendi yang memberikan informasi tentang kondisi tubuh. Pesan
dari reseptor sampai ke sistem saraf pusat dan perintah baru dikirimkan ke otot
sesuai dengan penilaian yang dibuat.
Kesempurnaan koordinasi tubuh ini
dapat lebih dipahami melalui contoh berikut. Untuk mengangkat tangan saja,
pundak harus dibeng-kokkan, otot lengan belakang dan depan - disebut “trisep”
dan “bisep” - harus dikerutkan dan diregangkan, dan otot-otot di antara siku
dan pergelangan tangan harus memelintir pergelangan tangan. Dalam setiap bagian
gerakan, jutaan reseptor di dalam otot segera menyampaikan informasi ke sistem
saraf pusat mengenai posisi otot tersebut. Sebagai tanggapannya, sistem saraf
pusat memberi tahu otot-otot tersebut tentang apa yang perlu dilakukan
berikutnya. Tentu saja manusia tidak menya-dari satu pun proses ini. Manusia
hanya berkeinginan mengangkat ta-ngannya, dan segera melakukannya.
Sebagai contoh, untuk menjaga agar
badan tegap, banyak paket in-formasi yang diperoleh dari miliaran reseptor di
dalam otot lengan, kaki, tulang punggung, perut, dada, dan leher dievaluasi dan
perintah yang sama banyaknya diberikan kepada otot setiap detik.
Kita juga tidak perlu bersusah-payah
untuk berbicara. Manusia tidak pernah merencanakan sejauh apa pita-pita suara
terpisah, seberapa sering pita-pita ini harus bergetar, bagaimana urutannya,
berapa sering dan ratusan otot yang mana di dalam mulut, lidah, dan
kerongkongan yang harus dikerutkan dan diregangkan. Manusia juga tidak
menghitung berapa liter udara yang harus dihirup ke dalam paru-paru, seberapa
cepat dan dalam frekuensi berapa udara ini harus diembuskan. Kita tidak akan
mampu melakukannya andaipun kita mau. Satu kata yang diucapkan dari mulut pun
merupakan hasil kerja sama beberapa sistem, mulai dari sistem pernapasan hingga
sistem saraf, dari otot hingga tulang.
Apa yang terjadi jika koordinasi ini
terganggu? Ekspresi lain mung-kin akan muncul pada wajah kita ketika kita ingin
tersenyum, atau kita mungkin tidak mampu berbicara atau berjalan sesuai
keinginan kita. Namun, kenyataannya kita bisa tersenyum, berbicara, berjalan
semau kita tanpa ada gangguan, karena segala sesuatu yang disebutkan di sini
tercapai sebagai hasil Penciptaan, yang secara logika mengharuskan adanya
“kekuatan dan tenaga yang tak terhingga”.
Oleh karena itulah, manusia
seharusnya selalu ingat bahwa eksis-tensi dan hidupnya ini ada berkat
Penciptanya, Allah. Tidak ada alasan bagi manusia untuk bersikap angkuh atau
sombong. Kesehatan, kecan-tikan, atau kekuatannya bukanlah hasil kerjanya
sendiri, dan ini semua tidak diberikan selamanya. Ia tentu saja akan menjadi
tua, kehilangan kesehatan dan kecantikannya. Di dalam Alquran, hal ini
dinyatakan sebagai berikut:
“Dan apa saja yang diberikan kepada
kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa
yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak
memahaminya?” (QS. Al Qashash, 28: 60) !
Jika ingin mendapatkan kedudukan
seperti tersebut dalam ayat di atas, kekal di alam akhirat, manusia harus
bersyukur kepada Allah atas semua kenikmatan yang telah dilimpahkan kepadanya
dan menempuh kehidupan sesuai dengan perintah-Nya.
Sebagaimana terlihat dalam
contoh-contoh tadi, semua organ dan sistem dalam tubuh manusia mengandung
sifat-sifat yang menakjubkan. Manakala sifat-sifat ini diteliti, manusia akan
melihat keseimbangan-keseimbangan rumit yang mendasari keberadaan dirinya,
keajaiban dalam penciptaan dirinya, dan akan memahami kembali keagungan seni
Allah, sebagaimana dicontohkan dalam diri manusia.
Hati
Hati yang terletak di sebelah kanan
atas rongga perut berfungsi sebagai penyaring istimewa di dalam sistem
peredaran darah. Sementara ginjal menyaring kelebihan zat-zat sederhana yang
terlarut dalam air, hati membersihkan kelebihan zat-zat kompleks seperti obat
dan hormon.
Menunjang logistik sistem kekebalan:
Hati tidak hanya berfungsi sebagai penyaring makanan dan kelebihan proses
metabolisme, tetapi juga memproduksi globulin (zat kekebalan) dan enzim
(kumpulan zat yang dapat memperbaiki pembuluh darah).
Membersihkan bakteri: Sel-sel Kupffer
di hati menelan bakteri yang terdapat dalam darah yang melewati hati, terutama
darah dari usus. Kalau jumlah partikel atau produk samping dalam darah
meningkat, sel-sel Kupffer juga akan bertambah jumlahnya untuk menyaring dan
memisahkan zat-zat ini dari darah.
Menghasilkan sumber energi tubuh:
Salah satu fungsi hati yang paling utama adalah produksi glukosanya, yang
merupakan sumber energi utama metabolisme.
Glukosa yang diterima setiap hari
dari makanan diubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati. Hati
terus-menerus mengendalikan kadar glukosa darah. Selagi tidak ada makanan masuk
di antara waktu makan dan kadar gula darah mulai menurun, hati mengubah
simpanan glikogen menjadi glukosa dan membebaskannya ke dalam darah. Dengan
demikian, kadar glukosa tidak diperbolehkan menurun secara drastis. Hati juga
dapat memproduksi glukosa dari asam lemak dan asam amino, sebagaimana hati
dapat mengubah jenis karbohidrat lain - yang tidak digunakan dalam memproduksi
energi - menjadi glukosa.
Menyimpan darah: Hati memiliki
struktur yang dapat mengembang atau mengempis. Dengan kemampuan ini, hati dapat
menyimpan maupun membebaskan darah ke pembuluh darah halus.
Dalam tubuh yang sehat, hati dapat
menyimpan hingga 10% total darah dalam tubuh atau sekitar 450 mililiter darah.
Dalam beberapa kondisi, misalnya ketika terdapat kelainan jantung, jumlah darah
yang beredar dalam tubuh menjadi terlalu banyak sehingga membebani jan-tung,
yang harus memompanya ke seluruh tubuh. Dalam kondisi seperti ini, hati
menggandakan kapasitas penyimpanan darahnya, sehingga mampu menyimpan hingga 1
liter darah. Dengan demikian, hati me-mungkinkan jantung bekerja pada rentang
kerja yang aman.
Jika kebutuhan darah meningkat
(misalnya saat berolahraga), hati akan membebaskan darah yang disimpannya ke
dalam sistem peredaran dan memenuhi kebutuhan darah tubuh.
Bekerja hemat: Ketika glukosa
dikonsumsi otot, asam laktat sebagai suatu kelebihan metabolisme akan
dihasilkan. Selama berada dalam otot, asam laktat menyebabkan rasa nyeri dan
menghambat pergerakan otot. Hati mengumpulkan asam ini dari otot dan dapat
mengubahnya kembali menjadi glukosa.
Memproduksi sel darah merah baru dan
menggantikan sel darah mati: Limpa dan hati adalah tempat sel darah merah diproduksi
untuk mengganti sel-sel darah merah mati, dan juga tempat sebagian besar
protein diuraikan dan digunakan kembali sebagai asam amino untuk berbagai
tujuan. Hati adalah organ tubuh tempat disimpannya zat besi, yang berperan
penting dalam tubuh.
Hati merupakan cadangan tubuh yang
paling lengkap. Semua mineral, protein, sejumlah kecil lemak, dan vitamin
disimpan dalam hati. Bilamana perlu, hati mengirim zat yang tersimpan ke bagian
tubuh yang memerlukannya dengan cara sesingkat mungkin. Hati secara cermat
mengontrol apakah tubuh memiliki cukup energi, melalui sistem yang cerdas.
Semua organ di dalam tubuh terkait dengan hati.
Mampu memperbaiki dirinya sendiri:
Hati mampu memperbaiki dirinya sendiri. Jika bagian tertentu rusak, sel-sel
lainnya akan mengganti bagian yang rusak ini dengan cara segera meningkatkan
jumlahnya. Jika dua pertiga organ ini diamputasi pun, bagian yang tersisa dapat
membentuk dan melengkapi hati hingga utuh kembali.
Ketika sedang memperbaiki diri, organ
ini mengeluarkan sel-sel yang rusak atau mati dari lingkungannya dan
menggantikannya dengan sel-sel baru. Sel hati terbentuk secara khusus, sehingga
mampu menjalan-kan lebih dari 500 operasi sekaligus. Hati biasanya menjalankan
semua operasi ini tidak secara berurutan tetapi secara bersamaan.
Kulit
Kulit merupakan jaringan yang luas,
tetapi tetap merupakan satu bagian yang integral. Kulit mampu meningkatkan dan
menurunkan suhu tubuh, kokoh namun sangat indah, dan melindungi tubuh secara
efektif terhadap pengaruh lingkungan.
Seperti struktur lain, jarngan kulit
merupakan organ penting dan ketidakhadirannya akan membahayakan hidup manusia.
Luka pada satu bagian saja, jika menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dapat
mengaki-batkan kematian. Dengan keistimewaan yang dimilikinya, kulit adalah
organ yang dapat menyangkal teori evolusi sendirian. Makhluk hidup tidak
mungkin dapat bertahan hidup bilai jaringan kulit belum tersusun atau baru
tersusun sebagian, walaupun organ-organ yang lain telah terbentuk. Hal ini
menunjukkan bahwa semua bagian tubuh makhluk hidup telah dibentuk utuh dan
sempurna pada saat yang bersamaan. Artinya, bagian-bagian tubuh tersebut telah
diciptakan.
Di bawah kulit yang tersusun dari
beberapa struktur yang sangat berbeda, terdapat lapisan yang tersusun dari
lipida. Lapisan lipida ini berfungsi sebagai penyekat terhadap panas. Di atas
lapisan ini terdapat bagian yang tersusun dari protein, yang menyebabkan kulit
bersifat elastis.
Pada kedalaman satu sentimeter di
bawah kulit, terdapat lapisan-lapisan yang dibentuk oleh lipida dan protein,
yang mengandung ber-macam-macam pembuluh. Gambaran ini tidak indah, bahkan
menakut-kan. Kulit menutupi struktur-struktur tersebut, memberikan keindahan
pada tubuh dan melindungi diri kita dari pengaruh lingkungan. Semua hal itu
sudah cukup untuk menunjukkan betapa pentingnya keberadaan kulit bagi tubuh
kita.
Kulit memiliki fungsi-fungsi yang
sangat penting bagi tubuh kita. Beberapa di antaranya adalah:
Kulit mencegah gangguan keseimbangan
cairan dalam tubuh: Kedua sisi epidermis (lapisan luar kulit) bersifat kedap
air. Keistimewaan ini digunakan untuk mengontrol konsentrasi cairan dalam
tubuh. Kulit adalah organ yang lebih penting dari telinga, hidung, bahkan mata.
Kita dapat tetap hidup tanpa organ indriawi lain, tetapi manusia tidak mung-kin
dapat bertahan hidup tanpa kulit. Tanpa kulit, tidak mungkin air, sebagai
cairan terpenting bagi tubuh manusia, dapat disimpan dalam tubuh.
Kulit bersifat kuat dan lentur:
Sebagian besar sel epidermis adalah sel mati. Sebaliknya, dermis tersusun atas
sel-sel hidup. Nantinya, sel-sel epidermis mulai kehilangan ciri-ciri seluler
dan berubah menjadi zat yang keras disebut keratin. Keratin merekatkan sel-sel
mati tersebut dan membentuk pelindung bagi tubuh. Mungkin terpikir bahwa kita
akan lebih terlindung bila keratin lebih tebal dan keras, tetapi sesungguhnya
tidaklah demikian. Bila kulit kita sekeras dan setebal kulit badak, kita akan
kehilangan keleluasaan dalam bergerak.
Pada makhluk hidup apa pun, kulit
tidak pernah lebih tebal dari yang dibutuhkan. Struktur kulit memiliki
keseimbangan dan kontrol yang sangat baik. Misalkan sel-sel epidermis mati
terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Pada kondisi ini, kulit kita akan
terus menebal, dan menjadi setebal kulit buaya. Namun, hal ini tidak pernah terjadi.
Tebal kulit selalu pas. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Bagaimana sel-sel
kulit mengetahui pada ketebalan mana proses kematian sel harus berhenti?
Sangat tidak masuk akal bila kita
menyatakan bahwa sel-sel dalam jaringan kulit mampu menentukan sendiri kapan
mereka harus berhenti, atau bahwa semua hanyalah kebetulan. Struktur kulit
menunjukkan desain yang jelas, dan tiada keraguan Allah yang Maha Memelihara
seluruh dunia, Yang Maha Esa, yang menciptakan semua rancangan ini.
Kulit memiliki mekanisme untuk
mendinginkan suhu tubuh pada cuaca panas: Dermis (lapisan di bawah epidermis)
dikelilingi pembuluh-pembuluh yang sangat tipis, yang tidak hanya mengalirkan
nutrisi ke kulit, tetapi juga mengawasi kadar darah di dalamnya. Ketika suhu
tubuh meningkat, pembuluh darah halus akan mengembang dan membantu agar darah
yang terlalu panas dapat diangkut ke lapisan luar kulit, yang relatif lebih
dingin, dan panas akan dilepaskan. Mekanisme lain untuk mendinginkan tubuh
adalah berkeringat: kulit manusia memiliki banyak lubang kecil yang biasa
disebut pori-pori. Pori-pori ini mencapai lapisan terbawah kulit, tempat adanya
kelenjar keringat. Kelenjar ini akan mengeluarkan air (yang didapat dari darah)
melalui pori-pori sebagai keringat. Keringat ini menggunakan panas tubuh untuk
menguap, se-hingga suhu tubuh pun menurun.
Kulit mempertahankan panas di dalam
tubuh pada cuaca dingin: Pada cuaca dingin, kegiatan kelenjar keringat melambat
dan pembuluh darah halus menyempit. Hal tersebut akan menurunkan peredaran
darah di bawah kulit, dan ini mencegah terlepasnya panas dari tubuh.
Semua gambaran di atas menunjukkan
bahwa kulit adalah organ yang sempurna, yang secara khusus diciptakan untuk
memudahkan kehidupan kita. Kulit melindungi kita, berfungsi sebagai pendingin
dan pemanas, dan memudahkan pergerakan tubuh karena sifatnya yang lentur. Dan
lebih dari semua itu, kulit sangat indah dilihat.
Kita bisa saja memiliki kulit yang
tebal dan kasar. Kita dapat pula memiliki kulit yang tidak lentur, yang akan
retak bila kita menjadi gendut. Kita dapat memiliki kulit yang bisa menyebabkan
kita pingsan kepanasan pada musim panas atau menyebabkan kita beku di musim
dingin. Namun, Allah yang telah menciptakan kita, telah menutupi tubuh kita
dengan sangat baik dan indah. Dialah “Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang
Membentuk Rupa.” (QS. Al Hasyr, 59: 24).
Jantung
Jantung adalah bagian terpenting pada
sistem peredaran darah, menghubungkan 100 triliun sel pada tubuh manusia satu
demi satu. Jantung memiliki empat ruangan yang memompa darah bersih
(kaya-oksigen) dan darah kotor (kaya-karbondioksida) ke berbagai bagian tubuh
tanpa tercampur. Katupnya berfungsi sebagai pengaman. Jantung bergantung pada
keseimbangan yang sangat rapuh.
Jantung kita, yang tidak pernah
berhenti berdenyut selama kita hidup, adalah salah satu bukti ciptaan Allah
yang paling jelas.
Jantung mulai berdenyut semenjak bayi
berada dalam rahim ibunya, dan akan bekerja tanpa henti seumur hidup, dengan
irama 70-100 denyut per menit. Jantung hanya beristirahat selama setengah detik
antara setiap denyut dan ia berdenyut kira-kira 10.000 kali dalam sehari. Kalau
melihat rentang umur manusia, kita akan mendapatkan angka yang sangat sukar
dihitung.
Semua struktur jantung, yang urutan
kerjanya teramat rumit, diran-cang secara khusus. Di dalam jantung, setiap
detail telah dipertimbang-kan: darah bersih dan darah kotor tidak saling
bercampur, pengaturan te-kanan tubuh, kerja yang dibutuhkan untuk mengantar
nutrisi ke seluruh tubuh, dan sistem-sistem yang memompa darah hanya sebanyak yang
di-butuhkan. Jantung dirancang sesuai dengan semua kebutuhan tersebut.
Di dalam jantung, yang merupakan
keajaiban perancangan, terdapat sistem yang begitu rumit, tidak mungkin ia
terbentuk secara kebetulan. Semua kemampuan ini menghadirkan bagi kita perancangnya,
yaitu Allah Pemelihara seluruh alam, Yang menciptakan tanpa cacat dan tanpa
contoh.
Beberapa ciri-ciri jantung adalah
sebagai berikut:
Jantung terletak di tempat yang
sangat terlindung di dalam tubuh: Jantung yang merupakan salah satu organ terpenting,
dirancang khusus untuk ditempatkan di dalam rongga dada sehingga terlindung
dari luar.
Darah bersih tidak bercampur dengan
darah kotor: Di dalam jan-tung, darah bersih dan darah kotor senantiasa
bergerak. Suatu jaringan khusus membagi jantung menjadi empat ruangan yang
berbeda-beda. Ba-gian atas terdiri atas serambi kanan dan kiri yang merupakan
ruang pen-gisian. Serambi mengalirkan darah ke bilik di bawahnya. Berkat
peng-aturan yang rapi, darah bersih dan darah kotor tidak pernah bercampur.
Jantung mengatur tekanan darah
sehingga tidak membahayakan organ tubuh: Jantung bekerja tidak seperti satu
pompa tunggal, tetapi seperti dua pompa yang berdampingan, yang me-miliki bilik
dan serambi sendiri-sendiri. Pemisahan ini juga membagi dua sistem peredaran
darah. Bagian kanan jantung mengirim darah bertekanan rendah ke paru-paru,
sedangkan bagian kiri me-mompakan darah bertekanan tinggi ke seluruh tubuh.
Pengaturan tekanan ini sangat penting, sebab jika darah yang dipompakan ke
paru-paru memiliki te-kanan sama dengan darah yang dikirim ke seluruh tubuh,
paru-paru dapat pe-cah karena tidak kuat menahan tekanan. Keseimbangan yang
sempurna pada jantung tidak memungkinkan masalah seperti ini terjadi di
paru-paru, karena jantung telah dirancang tanpa cacat.
Jantung berfungsi sebagai alat
transportasi beberapa bahan yang dibutuhkan organ tubuh: Darah bersih dari
jantung diangkut ke jaringan mela-lui aorta. Darah yang mengandung ba-nyak
oksigen tersebut disalurkan ke seluruh sel melalui pembuluh darah. Selama beredar
di dalam pembuluh kapiler, darah tidak hanya menyalur-kan oksigen, tetapi juga
zat lain, seperti hormon, makanan, dan beberapa jenis yang lain ke jaringan.
Jantung memiliki katup yang mengatur
arah aliran darah dan bekerja dengan sangat serasi: Di dalam jantung terdapat
katup pada setiap ruangan, yang mencegah darah mengalir ke arah berlawanan.
Katup antara bilik dan serambi terbuat dari jaringan berserat dan dilekatkan
oleh otot yang sangat tipis. Jika salah satu otot tidak berfungsi, darah
berlebih akan bocor memasuki serambi. Hal ini dapat mengakibat-kan penyakit
jantung, bahkan bisa menyebabkan kematian. Kondisi se-perti ini hanya dijumpai
dalam orang yang mengidap penyakit.
Jantung memompakan sejumlah darah
yang diperlukan, menuruti kondisi yang berubah-ubah: Jumlah darah yang
dipompakan oleh jan-tung berubah sesuai kebutuhan tubuh. Dalam kondisi normal,
jantung berdenyut 70 kali per menit. Pada saat tubuh berolahraga dan otot
me-merlukan oksigen lebih banyak, jantung meningkatkan pompaan darah sampai 180
kali per menit. Apa yang terjadi andai jantung tidak berfungsi seperti ini?
Andai jantung bekerja dengan kecepatan pemompaan yang normal di saat tubuh
memerlukan lebih banyak energi, keseimbangan akan terganggu dan tubuh dapat
cedera. Akan tetapi, hal seperti itu tidak terjadi karena struktur jantung
sangat sempurna. Tanpa perlu manusia mengaturnya, jantung sudah mengatur
sendiri jumlah darah yang ia pompakan.
Meski tidak dikendalikan manusia,
jantung berfungsi sebagai-mana mestinya: Jumlah darah yang dipompa jantung
dikendalikan oleh sebuah sistem saraf khusus. Saat kita tidur maupun terjaga,
sistem saraf kita dengan sendirinya mengatur jumlah darah yang dipompa dan
kece-patan pompaan. Sungguh sempurna struktur jantung yang mengatur kapan, di
mana, dan bagaimana darah diperlukan. Karena jantung tidak mungkin bisa
membentuk sistem sendiri dan karena sistem yang sempur-na ini tidak mungkin
terbentuk secara kebetulan, ini menunjukkan bahwa jantung diciptakan. Allah,
yang memiliki pengetahuan tak terbatas, me-rancangnya dengan sangat sempurna.
Jantung bekerja dengan sistem
elektrik khusus: Otot yang membu-at jantung berdenyut (dikenal sebagai otot
jantung) berbeda dengan otot lain dalam tubuh. Sel otot biasa berkontraksi
ketika dirangsang oleh sis-tem saraf, sedangkan otot jantung mengerut dengan
sendirinya. Sel otot jantung mampu memulai dan menyebarkan arus listrik
sendiri. Meski-pun setiap sel memiliki kemampuan ini, tak ada yang mengerut
sendiri-sendiri dan melawan perintah dari sistem yang mengendalikannya. Dengan
kata lain, sel-sel tersebut tidak pernah menimbulkan kekacauan yang mengganggu
kerja jantung. Saat sebagian sel mengerut, sebagian yang lain beristirahat.
Sel-sel yang membentuk rantai ini bertindak ber-sama-sama sesuai tiap perintah
yang diberikan oleh sistem. Lagi-lagi, sebuah keserasian yang sangat sempurna
tengah berlangsung.
Seperti terlihat dalam ciri-cirinya,
struktur jantung memperlihatkan kesempurnaan rancangan, bahwa ia diciptakan,
sehingga mengharuskan adanya Sang Pencipta. Hal ini menunjukkan kita kepada
Allah, Sang Pe-melihara dunia dan segala isinya, Yang tidak tampak, Yang
memperlihat-kan diri-Nya kepada kita melalui segala sesuatu yang
diciptakan-Nya.
“Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;
tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan
Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6: 102) !
Tangan
Tangan kita, yang dapat digunakan
untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengaduk secangkir teh, membuka
halaman surat kabar, atau menulis, telah dirancang sedemikian sempurna.
Ciri terpenting dari tangan adalah
kemampuannya untuk bekerja efisien dalam beragam kegiatan. Dengan dilengkapi
otot dan saraf yang sangat banyak, lengan membantu tangan kita untuk memegang
benda dengan erat atau longgar sesuai dengan kondisinya. Misalnya, tangan
manusia yang terkepal dapat memukul dengan pukulan seberat 45 kg. Sebaliknya,
tangan kita juga dapat merasakan melalui ibu jari dan jari telunjuk sehelai
kertas dengan ketebalan sepersepuluh milimeter.
Jelas, kedua tindakan ini sangat
berbeda sifatnya. Yang satu memer-lukan kepekaan, sedangkan yang lain
memerlukan kekuatan yang besar. Namun, kita tak perlu sedetik pun memikirkan
apa yang perlu kita lakukan ketika kita akan mengambil sehelai kertas dengan
kedua jari atau memukul dengan kepalan. Kita pun tak perlu memikirkan cara
menye-suaikan kekuatan tangan kita untuk kedua tindakan ini. Kita tak pernah
berkata, “Sekarang saya hendak memungut sehelai kertas. Saya akan menerapkan
kekuatan sebesar 500 g. Sekarang saya akan mengangkat seember air. Saya akan
menerapkan kekuatan sebesar 40 kg.” Kita tidak pernah repot-repot memikirkannya.
Alasannya adalah tangan manusia
dirancang untuk melakukan se-mua tindakan ini secara simultan. Tangan
diciptakan bersamaan dengan seluruh fungsinya dan semua strukturnya yang
terkait.
Semua jari tangan memiliki panjang,
posisi, dan proporsi yang berse-suaian. Contohnya, kekuatan kepalan yang
dibentuk tangan yang memi-liki ibu jari normal itu lebih besar daripada
kekuatan kepalan yang diben-tuk tangan yang memiliki ibu jari pendek. Ini
karena, dengan panjang yang sesuai, ibu jari dapat menutupi jari-jari lainnya
dan membantu me-nambah kekuatan dengan mendukung jari-jari yang lain.
Ada banyak detail kecil pada struktur
tangan: misalnya, tangan memiliki struktur-struktur yang lebih kecil di samping
otot dan saraf. Kuku pada ujung jari bukanlah hiasan sepele yang tidak memiliki
fungsi. Ketika memungut jarum dari lantai, kita menggunakan kuku maupun jari.
Permukaan kasar pada ujung jari dan kuku membantu kita memu-ngut benda kecil.
Kuku memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur tekanan kecil yang
dikerahkan jari pada benda yang dipegang-nya.
Keistimewaan khusus tangan lainnya
adalah tangan tidak pernah kelelahan.
Dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan
bersusah-payah berusaha membangun tangan buatan. Sejauh ini, tangan-tangan
robot yang di-hasilkan memiliki kekuatan yang sama dengan tangan manusia,
tetapi ia tak memiliki kepekaan sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan
kemam-puan melakukan beragam pekerjaan.
Banyak pakar setuju bahwa kita tidak
bisa membuat tangan robot yang memiliki fungsi tangan yang lengkap. Insinyur
Hans J. Schneebeli yang merancang tangan robot, yang dikenal sebagai “Tangan
Karlsruhe”, menyatakan bahwa semakin lama dia membuat tangan robot, semakin dia
mengagumi tangan manusia. Dia menambahkan bahwa masih perlu waktu lama sampai
kita dapat membuat tangan robot yang mampu mungkin melakukan sejumlah kecil
saja pekerjaan yang dapat dilakukan tangan manusia.
Biasanya, tangan manusia berfungsi
secara berkoordinasi dengan mata. Sinyal yang sampai ke mata diteruskan ke otak
dan tangan bergerak menurut perintah yang diberikan otak. Tentu saja, ini
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan tak diperlukan usaha khusus
untuk me-lakukannya. Di lain pihak, tangan robot tidak dapat bergantung pada
penglihatan dan sentuhan. Untuk setiap gerakan diperlukan perintah yang
berbeda-beda. Selain itu, tangan robot tidak mampu melakukan bermacam-macam
fungsi. Contohnya, tangan robot untuk bermain piano tidak dapat memegang palu,
dan tangan robot untuk memegang palu tidak dapat memegang telur tanpa
memecahkannya. Beberapa tangan robot yang terakhir diproduksi hanya mampu
melakukan 2-3 gerakan bersamaan, tetapi ini masih sangat primitif jika
dibandingkan dengan kemampuan tangan manusia.
Ketika Anda memikirkan kedua tangan
yang bekerjasama secara harmonis, kesempurnaan tangan ini akan lebih gamblang
lagi.
Allah merancang tangan sebagai organ
khusus bagi manusia. De-ngan segala aspeknya, tangan manusia memperlihatkan
kesempurnaan dan keunikan seni ciptaan Allah.
Kesimpulan
Berbagai mekanisme menakjubkan dalam
tubuh manusia ini umum-nya berfungsi tanpa sepengetahuan atau kesadarannya
manusia. Detak jantung, fungsi hati, peremajaan kulit seluruhnya terjadi di
luar pengeta-huan langsung kita. Demikian pula halnya dengan ratusan organ
manusia lainnya yang tidak diuraikan di sini. Bahkan kita tidak menyadari bahwa
ginjal kita menyaring darah, lambung kita mencerna makanan yang kita makan,
gerakan usus kita, atau kerja paru-paru yang sempurna dalam membantu kita
bernapas.
Manusia baru menyadari betapa
berharganya tubuhnya ketika dia jatuh sakit dan organ tubuhnya tidak berfungsi.
Jadi, bagaimana mekanisme sempurna
ini ada pada tubuh manusia? Pertanyaan ini tidak terlalu sulit dijawab bagi
manusia beriman, yang me-miliki pengetahuan untuk memahami dan merasakan bahwa
tubuhnya telah “diciptakan”.
Pernyataan para pakar evolusi bahwa
tubuh ini terbentuk secara ke-betulan adalah pernyataan yang menggelikan,
karena mereka menyata-kan bahwa sejumlah peristiwa kebetulan dapat membentuk
suatu or-ganisme. Akan tetapi, tubuh manusia hanya dapat berfungsi jika seluruh
organnya utuh. Manusia tanpa ginjal, jantung, atau usus tidak bisa hidup.
Meskipun organ-organ ini ada, manusia tidak mampu bertahan hidup jika
organ-organ tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu, tubuh manusia
pastilah terbentuk secara utuh supa-ya dapat bertahan hidup dan meneruskan
kelangsungan hidup generasi-nya. Tubuh manusia “terbentuk secara bersamaan dan
sempurna” berarti manusia “diciptakan”.
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa
kamu tidak mem-benarkan? Maka, terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu
pancarkan? Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? Kami
telah menentukan kematian di antara kamu, Kami sekali-kali tidak dapat
dihalalkan untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu dan
menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al
Waaqi'ah, 56: 57-61) !
SISTEM PERTAHANAN
Sebagaimana kita ketahui, masalah
pertahanan selalu ditempatkan sebagai prioritas utama pada sebuah negara demi
kelangsungan eksistensinya. Semua bangsa selalu mewaspadai semua gangguan
internal maupun eksternal, serangan, perang, dan aksi teroris. Hal inilah yang
menyebabkan besarnya alokasi anggaran biaya negara pada bidang pertahanan. Angkatan
bersenjata harus dilengkapi dengan pesawat tempur, kapal laut, dan senjata
paling mutakhir. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan
pertahanan harus selalu berada dalam keadaan siap-siaga yang tinggi.
Tubuh manusia dikelilingi banyak
musuh dan ancaman. Musuh itu adalah bakteri, virus, dan berbagai organisme
mikroskopis lainnya. Mereka ada di mana-mana: di udara yang kita hirup, air
yang kita minum, makanan yang kita makan, dan lingkungan yang kita huni.
Yang tidak disadari oleh kebanyakan
orang adalah bahwa tubuh manusia juga memiliki angkatan bersenjata tangguh yang
bertempur melawan musuh. Angkatan bersenjata itu disebut sistem kekebalan
tubuh. Sistem ini terdiri atas banyak “petugas” dan “tentara” dengan tugas yang
berbeda-beda, terlatih secara khusus, menggunakan teknologi canggih, dan
bertempur dengan senjata konvensional serta senjata kimia.
Setiap hari, bahkan setiap menit,
terjadi pertempuran abadi antara sistem kekebalan tubuh dan pasukan musuh, tetapi
kita tidak menya-darinya. Pertempuran ini bisa berupa pertempuran kecil-kecilan
dan lo-kal, juga bisa peperangan pada sekujur tubuh kita. Peperangan ini biasa
kita sebut penyakit.
Garis besar strategi peperangan ini
hampir tidak pernah berubah. Pihak musuh berupaya mengelabui lawannya dengan
menyamar saat menyerang ke dalam tubuh. Tubuh kita menugaskan pasukan
penyelidik terlatih untuk mengenali musuh. Setelah musuh dikenali,
diproduksilah senjata yang tepat untuk memusnahkan mereka. Kemudian, terjadilah
pertempuran jarak dekat, kekalahan pihak musuh, gencatan senjata, dan
pembersihan medan pertempuran. Langkah terakhir adalah penyim-panan semua data
dan informasi tentang musuh sebagai pencegahan terhadap kemungkinan serangan
selanjutnya….
Mari kita lihat lebih dekat jalannya
peperangan ini:
Tubuh Manusia: Benteng yang Terkepung
Tubuh manusia dapat diumpamakan
sebagai benteng yang terkepung oleh musuh. Musuh mencari segala macam cara
untuk menyerbu benteng ini. Kulit merupakan tembok benteng ini.
Zat keratin dalam sel kulit merupakan
rintangan yang tidak dapat ditembus bakteri dan jamur. Zat asing yang mencapai
kulit tidak dapat melewati tembok ini. Selain itu, walaupun lapisan luar kulit
yang mengandung keratin ini terus-menerus terkikis, kulit diperbarui lagi oleh
kulit baru yang tumbuh di bawahnya. Dengan demikian, tamu tak diundang yang
terjebak di antara lapisan kulit dibuang dari tubuh bersamaan dengan kulit
mati, selama berlangsungnya proses pembaruan kulit dari dalam ke luar. Musuh
hanya dapat masuk dari luka yang terjadi pada kulit.
Daerah Garis Depan
Salah satu jalan masuk virus ke dalam
tubuh manusia adalah udara. Musuh dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang
kita hirup. Akan tetapi, sekresi khusus dalam membran sel mukosa pada hidung
dan unsur-unsur pertahanan dalam paru-paru yang mampu menelan sel (fagosit)
akan menyambut musuh dan mengendalikan situasi sebelum bahaya meningkat.
Enzim-enzim pencernaan dalam asam lambung dan usus dua belas jari juga dapat
membasmi sejumlah besar mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Perang Sesama Musuh
Ada beberapa jenis mikroba yang telah
menetap pada berbagai ba-gian tubuh manusia (misalnya kulit, lipatan kulit,
mulut, hidung, mata, saluran pernapasan atas, saluran pencernaan, alat kelamin),
tetapi tidak menimbulkan penyakit.
Ketika mikroba asing memasuki tubuh,
mikroba domestik ini meng-anggap habitatnya terancam dan tidak akan
menyerahkannya begitu saja. Mereka bertempur mati-matian. Mikroba domestik ini
adalah praju-rit profesional. Mereka mencoba melindungi wilayahnya demi
kelang-sungan hidup. Dengan demikian, pertahanan tubuh kita yang kompleks ini
diperkuat oleh bantuan mikroba domestik tersebut.
Tahap-Tahap Menuju Peperangan Besar
Bila penyusup mikroskopis yang masuk
ke dalam tubuh dapat melumpuhkan pengawal di garis depan maupun bakteri
domestik yang ada, genderang perang mulai ditabuh. Kemudian tubuh, dengan
organi-sasi pertahanan yang tertata rapi, melakukan peperangan dengan taktik
bertahan-dan-menyerang untuk melawan pasukan asing.
Proses peperangan yang dilakukan
sistem pertahanan tubuh terdiri atas:
Pengenalan musuh.
Penguatan sistem pertahanan dan
persiapan senjata untuk menyerang.
Penyerbuan dan pertempuran.
Pengentian peperangan dan kembali ke
keadaan normal.
Sel yang pertama kali bertemu musuh
adalah sel makrofag, yang memproduksi fagositosis, yang berfungsi menelan
musuh. Sel-sel ini terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan perkelahian satu
lawan satu. Mereka bagaikan pasukan infantri yang melakukan perang bayonet melawan
unit-unit musuh dan berjuang jauh di garis depan.
Sel-sel makrofag juga berfungsi
sebagai unit intelijen atau agen raha-sia. Mereka menyimpan sebagian potongan
tubuh musuh yang telah dikalahkan. Potongan tubuh ini dipergunakan untuk
mengenali musuh dan meneliti ciri-cirinya. Makrofag memberikan potongan ini
kepada unit intelijen yang lain, sel T-messenger.
Tanda Bahaya
Bila suatu negara terlibat dalam
perang, negara tersebut akan mengumumkan mobilisasi umum. Hampir seluruh sumber
daya alam dan anggaran belanja negara digunakan untuk keperluan perang.
Perekonomian ditata ulang, disesuaikan dengan kondisi negara yang tidak biasa
ini dan seluruh negara terlibat dalam pergerakan ini. Dalam perang, tentara
pertahanan tubuh akan melawan bersama-sama, tanda bahaya akan dikumandangkan.
Tidakkah Anda ingin tahu bagaimana hal tersebut terjadi?
Bila musuh yang dihadapi lebih kuat,
barisan pertahanan (makrofag) yang melancarkan serangan ini mengeluarkan
senyawa khusus. Senyawa tersebut bernama “pirogen”, semacam panggilan tanda
bahaya. Setelah menempuh perjalanan jauh, “pirogen” akan sampai di otak dan
merangsang pusat peningkatan demam di otak. Selanjutnya, otak akan menghidupkan
tanda bahaya di dalam tubuh dan orang tersebut akan terserang demam. Pasien
yang demam tinggi secara alami akan merasa membutuhkan istirahat. Dengan
beristirahat, energi yang dibutuhkan tentara pertahanan di dalam tubuh tidak
dihabiskan oleh unsur tubuh yang lain. Sebagaimana kita lihat, suatu rencana
dan rancangan yang sangat kompleks sedang berjalan.
Tentara yang Bertugas Mulai Beraksi
Perang antara pengacau mikroskopis
dan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kompleks setelah terjadinya
mobilisasi, yaitu kita jatuh sakit dan beristirahat di tempat tidur. Pada tahap
ini, pasukan infantri (fagosit) dan pasukan kavaleri (makrofag) terbukti tidak
cukup. Seluruh tubuh menyalakan tanda bahaya dan perang semakin memanas. Pada
tahap ini, limfosit(sel-sel T dan B)turun tangan.
Tentara kavaleri (makrofag)
menyam-paikan informasi yang dimilikinya menge-nai musuh kepada sel-sel T yang
memban-tunya. Sel-sel kavaleri memanggil sel-sel T-sitotoksik dan sel-sel B ke
medan perang. Mereka ini adalah petarung yang paling efektif dalam sistem
kekebalan tubuh.
Produksi Persenjataan
Begitu sel-sel B mendapatkan
informasi tentang musuh, mereka lang-sung membuat persenjataan. Senjata-senjata
ini, seperti peluru balistik, dibuat khusus untuk menghancurkan musuh
berdasarkan informasi yang diperoleh. Pembuatan senjata ini sangat sempurna,
sehingga struk-tur tiga dimensi dari pengacau mikroskopis dan struktur tiga
dimensi dari senjata yang dihasilkan sepenuhnya cocok. Kesesuaiannya seperti
antara kunci dan gembok.
Antibodi maju mendekati musuh dan
mengapitnya kuat-kuat. Sete-lah tahap ini, musuh dilumpuhkan, seperti tank
menghancurkan meriam dan senapan. Kemudian, anggota lain sistem kekebalan tubuh
akan datang dan membasmi musuh yang telah dilumpuhkan tersebut.
Di sini terdapat hal yang penting
direnungkan: terdapat jutaan jenis musuh yang dihadapi sistem kekebalan tubuh.
Sel-sel B dapat mempro-duksi senjata yang sesuai dengan semua jenis musuh, apa
pun jenisnya. Ini berarti sistem kekebalan tubuh secara alami memiliki
pengetahuan dan kemampuan untuk memproduksi kunci yang sesuai dengan jutaan
jenis gembok. Sel-sel yang tidak mempunyai kesadaran ini memiliki ke-mampuan
untuk membuat jutaan jenis antibodi, dan mereka meng-gunakannya dengan baik.
Hal ini membuktikan adanya penciptaan oleh sang Pemilik kekuasaan yang sangat
tinggi.
Lebih jauh lagi, sistem ini sangat
rumit. Pada saat sel-sel B menghan-curkan musuh dengan senjata balistik yang
dimilikinya, sel-sel T-sitotok-sik juga sedang berjuang dalam perang sengit
melawan musuh. Bila virus-virus memasuki suatu sel, virus-virus tersebut dapat
bersembunyi dari senjata yang dihasilkan oleh sel-sel B. Sel T-sitotoksik dapat
menemu-kan sel-sel sakit tempat musuh menyamar dan bersembunyi, lalu
meng-hancurkan mereka.
Setelah Kemenangan
Setelah musuh dikalahkan, sel-sel
T-supresor akan mulai beraksi. Sel-sel ini memerintahkan barisan pertahanan
untuk mengadakan genjatan senjata, dan menyebabkan sel-sel T dan B menghentikan
kegiatannya. Dengan demikian, tubuh tidak terus-menerus berada dalam kondisi
mobilisasi yang sia-sia. Setelah perang berakhir, sebagian besar sel-sel T dan
B yang dihasilkan khusus untuk perang itu merampungkan daur hidupnya lalu mati.
Walaupun demikian, perang yang berat ini tidak dilupakan. Sebelum perang,
sedikit waktu diluangkan untuk mengenali musuh dan mempersiapkan segala yang
dibutuhkan. Bila musuh yang sama kembali, tubuh akan lebih siap. Sekelompok sel
memori, yang sudah mengetahui ciri-ciri musuh, akan terus bertugas dalam sistem
kekebalan tubuh hingga masa yang akan datang. Bila terjadi serangan kedua,
sistem kekebalan tubuh, dengan informasi yang terdapat pada sel-sel memori,
telah memiliki cara yang tepat untuk beraksi sebelum musuh menghimpun kekuatan.
Inilah sebabnya tidak terjangkiti campak dan cacar dua kali sesudah kita
terkena penyakit tersebut, yakni karena daya ingat sistem kekebalan tubuh yang
kita miliki.
Siapakah yang Menciptakan Sistem Ini?
Setelah melihat keterangan yang ada,
kita harus meluangkan waktu dan berpikir. Bagaimana sistem kekebalan tubuh yang
sangat sempurna ini, yang mempertahankan kelangsungan hidup kita, dapat muncul?
Ada rancangan sempurna yang bekerja. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
menjalankan rancangan ini lengkap adanya: makrofag, senyawa “pirogen”, pusat
peningkat demam di dalam otak, mekanisme pem-buatan demam pada tubuh, sel B,
sel T, senjata…. Bagaimana sistem yang sempurna ini muncul?
Tidak mengherankan, teori evolusi,
yang menyatakan bahwa makh-luk hidup muncul secara kebetulan, tidak dapat
menjelaskan bagaimana sistem yang kompleks ini dapat muncul. Teori evolusi
menyatakan bahwa makhluk hidup dan sistem kehidupan muncul langkah-demi-langkah
melalui akumulasi kebetulan-kebetulan yang kecil. Namun, sistem kekebalan tubuh
tidak mungkin berasal terjadi langkah-demi-langkah, bagaimanapun caranya. Bila
terjadi kekurangan atau kesalahan fungsi satu saja faktor yang membangun sistem
tersebut, sistem ini tidak dapat bekerja dan manusia tidak dapat hidup. Sistem
harus muncul secara utuh dan sempurna, beserta seluruh komponen yang
dibu-tuhkannya. Kenyataan ini menjadikan gagasan “kebetulan” tidak ada artinya.
Jadi, siapakah yang membuat rancangan
ini? Siapakah yang menge-tahui bahwa suhu tubuh harus meningkat dan demam? Bahwa
hanya dengan cara inilah energi yang dibutuhkan barisan pertahanan tubuh tidak
akan digunakan oleh bagian tubuh yang lainnya? Apakah makrofag? Makrofag
hanyalah sel-sel yang kecil. Mereka tidak memiliki kapasitas untuk berpikir.
Mereka mahluk hidup yang patuh pada tatanan yang lebih tinggi, dan memenuhi
tugas yang diberikan.
Apakah ia manusia? Tentu bukan.
Manusia bahkan tidak sadar akan adanya sistem yang sangat sempurna ini bekerja
di dalam tubuh mereka. Akan tetapi, walaupun tidak disadari, sistem ini
melindungi kita dari kematian akibat penyakit.
Sangatlah jelas bahwa yang
menciptakan sistem kekebalan tubuh, dan yang menciptakan seluruh tubuh manusia,
harus-lah sang Pencipta yang memiliki pengetahuan dan kekuasaan yang sangat
tinggi. Pencipta itu adalah Allah, Dia yang mencip-takan tubuh manusia dari
“sete-tes cairan”.
Picture Text
“Dan Allah menciptakan kamu dari
tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan
(laki-laki dan perempuan).
Dan tidak ada seorang perempuan pun
mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan
sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula
dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faathir, 35: 11)
!
Sperma dan tampak-dalam buah pelir
Spermatozoa di sekeliling sel telur
Saat penyatuan:
Salah satu spermatozoa memasuki sel
telur dan membuahinya setelah suatu perjalanan yang panjang dan sulit.
Ketika sperma yang akan membuahi
telur mendekati sel telur, sel telur tiba-tiba me-ngeluarkan cairan khusus yang
me-larutkan perisai pelindung sperma. Akibatnya, terbuka-lah selubung enzim
pelarut pada ujung atas sperma. Begitu sperma mencapai telur sel, enzim-enzim
ini melubangi membran telur, sehingga sperma bisa masuk.
Pertumbuhan yang diawali dari satu
sel berlangung dengan pembelahan sel terus-menerus.
Zigot menempelkan diri di rahim ibu.
Tiga Daerah Gelap
Setelah pembuahan, pertumbuhan bayi
berlangsung dalam tiga daerah berbeda. Daerah-daerah ini adalah:
1. Tuba falopii: daerah tempat telur
dan sperma bersatu dan tempat
indung telur berhubungan dengan
rahim.
2. Di
dalam dinding rahim tempat
zigot
menempel untuk perkem-
bangan.
3. Daerah
tempat mulai tumbuhnya
embrio
di dalam kantung yang
penuh
berisi cairan khusus.
Sebagaimana dikatakan di dalam Al
Quran:
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia;
maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar: 6).
Ketika mata terbentuk…
Pada tahap pertama, mata bayi
terlihat seperti titik hitam. Mata bayi tersebut berubah menjadi bentuknya yang
paling akhir selama berbulan-bulan.
Apakah mereka diciptakan tanpa
sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah
mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini
(apa yang mereka katakan).” (QS.
Ath-Thuur, 52: 35-36)
Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang
telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu. (QS. Al Infithar, 82: 6-8)
Hari-hari pertama wajah manusia
(kiri) dan bentuk akhirnya.
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi
kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu
membaguskan rupamu. (QS. Al Mu'minun,
40: 64)
Refleks Mengisap
Bayi dilahirkan dari rahim ibunya
dengan refleks mengisap. Latihan meng-isap ini, yang dimulai dengan mengisap
jempol di dalam rahim, sangatlah penting da-lam pemberian makan bayi setelah
lahir. Tak ada jalan lain bagi bayi untuk mem-peroleh ASI, yang merupa-kan
satu-satunya sumber makanan baginya.
Dalam sistem pencernaan, mulut, air
liur, lambung, pankreas, hati, dan usus bekerja dengan selaras dan melaksanakan
tugasnya masing-masing. Jika satu atau lebih organ-organ yang saling melengkapi
ini tidak berfungsi dengan baik, seluruh sistem akan mandeg.
Sebuah pompa (villus) yang terletak
dalam usus halus menyerap materi yang diperlukan dari makanan yang dicerna.
Dalam satu mili meter terdapat 200 juta pompa semacam ini, dan setiap pompa ini
berfungsi setiap detik untuk melangsungkan hidup manusia. Dalam gambar
diperlihatkan saluran-saluran khusus (urat nadi, pipa kapiler, dan saluran
limfa) yang terdapat dalam pompa. Melalui saluran inilah zat gizi diserap.
Semua sistem dalam tubuh manusia
(pencernaan, peredaran darah, pembuangan) bekerja sama dan selaras. Dalam
gambar terlihat hubungan di antara sistem-sistem ini.
Kerangka tubuh adalah mukjizat dalam
perekayasaan. Kerangka tersusun atas 206 tulang. Tulang yang tersusun ini
memberi tubuh manusia kemampuan gerak yang luar biasa. Sejauh ini, belum ada
robot yang dapat meniru kemampuan gerak tubuh manusia.
Ini adalah mikrograf yang
memperlihatkan organisasi yang luar biasa di dalam tulang longitudinal tubuh.
Tulang ini, yang menghasilkan sel darah dan berfungsi sebagai bank mineral
tubuh, merupakan jaringan hidup
Pada setiap langkah, suatu gaya
dikenakan tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Jika peredam
kejut di antara ruas-ruas tulang belakang ini tidak ada, dan jika tulang
belakang memiliki struktur yang lurus, gaya ini akan diteruskan secara langsung
ke tulang tengkorak. Akibatnya, ujung atas dari tulang belakang akan menembus
otak dengan jalan menghancurkan tulang tengkorak.
Tak satu pun sistem-sistem dalam
gambar ini dapat terbentuk secara kebetulan. Lagi pula, tidak ada artinya jika
sistem-sistem ini terbentuk secara terpisah. Ketiganya harus terjadi secara
bersamaan dengan keserasian mutlak.
a. Otot bisep
b. Kantung-kanatung otot
c. Serabut otot di dalam kantung
otot.
Sensor di antara serabut otot ini
meneruskan informasi mengenai kondisi dari otot ke sistem saraf pusat. Sistem
saraf pusat memegang ken-dali mutlak atas otot melalui informasi yang
diterimanya dari miliaran reseptor.
Gambar ini menjelaskan penyampaian
informasi dari indra dalam otot ke spinal cord, yang kemudian memberi perintah
baru kepada otot. Setiap detik sementara Anda membaca kalimat ini, miliaran
potongan informasi yang disampaikan oleh miliaran reseptor dievaluasi dan
perintah sejumlah itu pula diberikan. Manusia dilahirkan bersama sistem yang
menakjubkan ini. Namun, ia tidak ikut menciptakannya, atau bahkan mengoperasikannya.
Meskipun kulit disangka memiliki
struktur yang se-derhana, sebenarnya kulit merupakan organ yang sangat kompleks
dan tersusun atas berbagai lapisan. Dalam lapisan ini terdapat saraf reseptor,
saluran peredaran darah, sistem ventilasi, pengatur suhu dan kelembapan tubuh.
Kulit bahkan dapat menghasilkan perisai terhadap cahaya matahari jika perlu.
Sistem perederan darah menghubungkan
setiap sel tubuh yang berjumlah 100 triliun. Dalam gambar, pembuluh kapiler
merah menunjukkan darah yang kaya-oksigen, dan pembulur biru menunjukkan darah
yang miskin-oksigen.
Jantung memiliki rancangan yang
sempurna, berdasarkan pada keseim-bangan yang rapuh. Keempat ruang-nya memompa
tubuh ke berbagai ba-gian tubuh, tanpa mencampur kedua jenis darah. Bukaannya berfungsi
se-bagai katup pengaman.
Robot secanggih apa pun tak akan
mungkin mampu memiliki keistimewaan sebuah tangan sungguhan.
Pembentukan Tulang
Jaringan dalam gambar di atas adalah
bahan pembentuk tulang yang sedang berkembang. Jaringan ini tampak seperti
lempengan kayu yang tak beraturan, dan akan semakin menguat dan membentuk
tulang yang sangat keras dan kuat.
Trakea
Serabut hijau berfungsi sebagai
saringan udara. Tugas mereka adalah membersihkan udara yang kita hirup. Serabut
ini dilapisi zat cair yang disebut “lendir”. Maka, partikel asing dihalangi
agar tak memasuki paru-paru.
Garis pertahanan terdepan pada tubuh
adalah kulit. Saat kulit terluka, tubuh terancam bahaya karena virus dan
bakteri dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh. Ketika terjadi luka seperti
itu, sel-sel anti virus dan bakteri yang disebut fagosit akan segera bergerak
ke daerah luka dan berusaha untuk menelan mikroorganisme yang menyerang tubuh.
Di lain pihak, luka pada kulit pun telah mulai menerima pengobatan untuk
mencegah lebih banyak benda asing memasuki tubuh.
Invasi sel:
Bagaimana virus menyerang sel?
1. Virus
bersentuhan dengan sel yang ia dekati dan melekat pada permukaan sel. (Terlihat
pada skema sel bakteri di samping).
2. Virus
melepaskan enzim khusus pada titik kon-taknya terhadap sel. Enzim tersebut
meluluhkan membran sel. Akibatnya, terbentuk lubang pada dinding sel. Virus
memendekkan ekornya, lalu dengan menciutkan tubuhnya, berusaha mema-sukkan asam
nukleat (DNA atau RNA) ke dalam sel.
3. Asam
nukleat dari virus kemudian memasuki sel dan menguasainya. Fungsi-fungsi vital
sel ber-henti. Asam nukleat virus secara otomatis mem-perbanyak diri dengan
menggunakan bahan baku yang terdapat di dalam sel.
4. Bagian-bagian
tubuh virus yang baru terbentuk saling mendekat dan membentuk virus-virus baru.
5.
Ketika jumlah virus baru telah mencukupi, sel akan pecah dan
virus-virus dewasa ini mulai ber-aksi untuk mencari sel inang yang baru.
Dibutuh-kan waktu sekitar 20-25 menit mulai dari virus masuk ke dalam sel
sampai tahap akhir proses replikasi virus baru. Pada akhir proses replikasi
tersebut, terdapat sekitar 200-300 virus baru yang telah terbentuk dalam tubuh
inang.
Makrofag adalah unsur dalam sistem
kekebalan tubuh yang bertempur di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala
jenis zat asing di dalam darah. Tugas lainnya adalah meminta bantuan sel-T jika
bertemu musuh. Pada foto sebelah kiri, makrofag sedang mencoba menangkap
bakteri dengan serabutnya. Pada foto sebelah kanan, makrofag mencoba menelan
molekul lipida yang telah masuk ke dalam tubuh.
Sel B yang tertutup oleh bakteri
Dalam kejadian ini, makrofag yang
disebut fagosit meregang untuk menelan sejumlah besar bakteri. Bakteri
dikelilingi oleh salah satu regangan makrofag. Lalu sel menelan-nya. Setelah
itu, senyawa kimia yang kuat dalam makrofag menguraikan musuh dan
menghancurkannya. Dengan kata lain, makrofag menelan musuh, mencernanya, dan
menggunakan senyawa uraiannya.
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak
kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi
Maha Terpuji.” (QS. Faathir, 35: 15) !
SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Leukosit, yang berjumlah sekitar satu
triliun, membentuk pasukan pertahanan yang sangat khusus. Agen terpenting
pasukan ini dan tugas yang mereka lakukan dalam perang melawan musuh dijelaskan
berikut ini.
VIRUS
Virus, sebuah paket data genetik,
bergantung pada lingkungannya agar dapat diaktifkan. Virus harus menggunakan
mekanisme sel inang agar dapat bereproduksi.
MAKROFAG
Makrofag adalah penjaga dan sel
pertahanan di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis partikel asing
dalam darah. Jika menemui penyusup mikroskopis, ia memanggil sel T-pembantu ke
tempat kejadian.
SEL T-PEMBANTU
Sel ini adalah administrator sistem
kekebalan tubuh. Setelah mengenali musuh, ia pergi ke anak limpa dan kelenjar
limpa, lalu memperingatkan sel lain untuk melawan agen penyakit.
SEL T-SITOTOKSIK
Setelah diperingatkan sel T-pembantu,
sel ini menghancurkan sel-sel yang diduduki partikel asing dan sel kanker.
SEL B
Sel ini dianggap sebagai pabrik
senjata biologis dan terdapat di anak limpa dan kelenjar limpa. Ketika diperingatkan
sel T-pembantu, sel B memproduksi senjata kimia yang kuat, yang disebut
antibodi.
ANTIBODI
Protein yang berbentuk huruf Y ini
menempel pada agen penyakit, melumpuhkannya, dan mengubahnya menjadi target
bagi sel pembunuh.
SEL T-SUPRESOR
Jenis ketiga sel T ini memperlambat
atau menghentikan kegiatan sel T dan sel B. Ia menghentikans erangan setelah
penyakit telah ditanggulangi.
SEL MEMORI
Sel pertahanan ini dibentuk setelah
penyakit pertama sembuh. Dengan berdiam dalam tubuh selama bertahun-tahun, ia
memastikan agar mekanisme kekebalan tubuh dapat diaktifkan secara pesat dan
efektif ketika tubuh bertemu dengan agen penyakit yang sama.
1
PERANG DIMULAI
Ketika virus menyebar dalam tubuh,
sebagian ditelan oleh makrofag. Makrofag membelah antibodi dari virus dan
menempelkannya pada permukaan tubuh mereka sendiri. Hanya sedikit sekali dari
jutaan sel T-pembantu, yang beredar dalam sistem peredaran darah, yang mampu
“membaca” antibodi yang khusus ini. Sel T khusus yang menempel pada makrofag
ini menjadi aktif.
2
SEL PERTAHANAN MENINGKAT
Saat sel T-pembantu diaktifkan,
jumlahnya cenderung meningkat. Mereka lalu memperingatkan sel T-sitotoksik dan
sel B, yang jumlahnya sedikit dan pekat terhadap virus musuh. Sementara jumlah
sel B meningkat, sel T-pembantu memberi mereka isyarat untuk memproduksi
antibodi.
3
KEKALAHAN PENYAKIT
Sementara itu, sebagian virus telah
memasuki sel. Virus hanya dapat mereplikasi dirinya di dalam sel. Dengan
senyawa kimia yang dikeluarkannya, sel T-sitotoksik membunuh sel-sel ini dengan
mengebor membrannya, sehingga mencegah virus di dalam sel berproduksi. Dengan
langsung menempel pada permukaan virus, antibodi menetralkannya, mencegahnya
masuk ke dalam sel, dan memulai reaksi kimia yang akan menghancurkan sel yang
diserang.
4
SETELAH PERANG
Setelah perang dimenangkan, sel
T-supresor menghentikan seluruh sistem penyerangan. Sel B dan sel T-memori
tetap berada dalam darah dan sistem limpa, agar dapat langsung diaktifkan,
kalau-kalau bertemu dengan virus sejenis.
BAB 2 BUMI
PLANET YANG DICIPTAKAN
UNTUK UMAT MANUSIA
Filsafat materialis menawarkan satu
saja penjelasan untuk keter-aturan dan keseimbangan yang ada di alam semesta:
peristiwa kebetulan. Menurut klaim ini, seluruh alam semesta terbentuk melalui
serangkaian peristiwa kebetulan.
Namun, jika kita meneliti alam
semesta ini secara sekilas, kita melihat bahwa klaim ini sungguh tidak benar.
Suatu kebetulan hanya akan menimbulkan kekacauan, padahal di alam semesta ini
kita melihat keteraturan di mana-mana. Keteraturan ini membuktikan kekuasaan
Allah yang abadi, Yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan lalu memberinya
bentuk.
Ketika menjelajahi alam semesta, kita
menemukan banyak contoh keteraturan. Dunia yang kita tempati ini hanyalah salah
satunya. Dengan segala keistimewaan yang ada padanya, bumi diciptakan dengan
kese-imbangan yang luar biasa stabil, yang membuatnya cocok bagi
berlang-sungnya kehidupan makhluk hidup.
Jarak bumi dari matahari, kemiringan
sumbu bumi terhadap orbit, keseimbangan dalam atmosfer, kecepatan rotasi bumi
pada sumbunya, kecepatannya mengelilingi matahari, fungsi laut dan gunung di
bumi, sifat-sifat dan interaksi di antara makhluk hidup, semua ini hanyalah
beberapa unsur dari keseimbangan ekologis yang terdapat di bumi.
Kalau dibandingkan dengan planet
lain, semakin jelas bahwa bumi secara khusus dirancang bagi manusia. Air,
misalnya, adalah senyawa yang sangat sulit ditemukan di planet lain. Dalam tata
surya kita, air ber-wujud cair hanya ditemukan di bumi. Terlebih lagi, 70%
permukaan bumi tertutup air. Jutaan jenis makhluk hidup di air. Pembekuan air,
kapasitas air untuk menarik dan menyimpan panas, adanya badan air berukuran
besar berbentuk lautan, dan bahkan penyaluran panas yang melintasi bumi adalah
karakteristik yang hanya dimiliki oleh bumi. Tidak ada planet lain yang
memiliki sirkulasi badan cair yang konstan seperti yang terdapat di bumi.
Poros bumi membuat sudut miring
(inklinasi) sebesar 23 dari orbit-nya. Musim terbentuk akibat kemiringan ini.
Andaikan sudut kemiringan ini sedikit lebih besar atau lebih kecil, perbedaan
suhu antara musim akan menjadi sangat ekstrem. Andaikan ini terjadi, di bumi
akan terjadi kondisi ekstrem yang tak tertahankan, musim panas yang sangat
panas dan mu-sim dingin yang sangat dingin.
Kecepatan rotasi bumi pada sumbunya
merupakan kecepatan yang paling sesuai bagi makhluk hidup. Planet-planet lain
dalam tata surya pun mengalami siang dan malam. Karena perbedaan waktu di
planet lain jauh lebih besar dibandingkan dengan di bumi, perbedaan antara suhu
siang dan malam pun sangat tinggi. Hebatnya aktivitas angin di atmosfer planet
lain tidak kita temukan di bumi ini, suatu keistimewaan berkat rotasi planet
bumi yang seimbang.
Jenis dan konsentrasi gas-gas yang
menyusun atmosfer sangat penting bagi keberadaan bukan hanya umat manusia,
melainkan juga semua makhluk hidup yang ada di bumi. Koeksistensi sejumlah
besar keseimbangan yang stabil di bumi memungkinkan terbentuknya gas-gas
atmosfer dengan proporsi yang tepat dan selalu konstan.
Kita dapat membuat daftar yang berisi
ratusan keistimewaan selain yang telah disebutkan di atas. Walaupun demikian,
semua contoh di atas pun sudah dapat menunjukkan suatu kenyataan: Bumi yang
kita huni ini diciptakan secara khusus guna berlangsungnya kehidupan berbagai
makhluk. Hal ini bukanlah hasil suatu kebetulan, melainkan keteraturan yang
disengaja.
Kesempurnaan keteraturan yang
terdapat di alam semesta mem-bawa kita pada satu kesimpulan: adanya satu
Pencipta yang memiliki kekuatan dan pengetahuan tak terbatas, yaitu Allah, Yang
Memiliki seluruh dunia, dan menciptakan alam semesta.
Keseimbangan di Atmosfer
Atmosfer bumi terdiri atas empat gas
utama, yaitu nitrogen (78%), oksigen (21%), argon (kurang dari 1%), dan karbon
dioksida (0,03%). Gas yang ada di atmosfer dapat dibagi ke dalam dua kelompok:
“gas yang reaktif” dan “gas yang tidak reaktif”. Analisis terhadap gas-gas
reaktif mengungkap bahwa reaksi yang melibatkan gas reaktif sangat penting bagi
kehidupan, sedangkan gas-gas yang tidak reaktif akan menghasilkan senyawa yang
merusak jika bereaksi. Misalnya, argon dan nitrogen adalah gas tidak aktif,
yang hanya dapat bereaksi secara terbatas. Bila kedua gas tersebut mudah
bereaksi seperti oksigen, lautan akan berubah menjadi asam nitrat. Sebaliknya,
oksigen bereaksi dengan atom-atom lain, senyawa organik, dan bahkan batuan. Reaksi
tersebut menghasilkan molekul-molekul dasar kehidupan seperti air dan karbon
dioksida.
Selain tingkat reaktif gas,
konsentrasi gas-gas tersebut saat ini sangat penting bagi kehidupan. Misalnya,
oksigen. Oksigen adalah gas reaktif yang paling berlimpah di atmosfer.
Konsentrasi oksigen yang tinggi di atmosfer bumi adalah salah satu keistimewaan
yang membedakan bumi dengan planet lain di tata surya. Planet-planet tersebut
tidak memiliki oksigen sedikit pun.
Andaikan konsentrasi oksigen di
atmosfer lebih tinggi, oksidasi akan terjadi lebih cepat dan mengakibatkan
batuan dan logam terkikis lebih cepat. Oleh karena itu, bumi akan terkikis dan
hancur, dan kehidupan di bumi akan menghadapi ancaman besar. Andaikan
konsentrasi oksigen lebih kecil, pernapasan akan menjadi sulit, dan lebih
sedikit ozon yang dihasilkan. Perubahan jumlah ozon akan berakibat fatal bagi
kehidupan. Berkurangnya ozon akan menyebabkan sinar ultraviolet mencapai bumi
dengan intensitas yang lebih tinggi, sehingga kehidupan di muka bumi akan lenyap.
Banyaknya ozon akan mencegah panas matahari mencapai bumi dan berakibat fatal
bagi kehidupan.
Karbon dioksida juga berada dalam
keseimbangan yang sama. Tumbuh-tumbuhan menyerap radiasi sinar matahari melalui
gas ini. Bila bercampur dengan air, gas ini membentuk bikarbonat yang dapat
mela-rutkan batuan dan meninggalkannya di lautan. Reaksi tersebut menguraikan
karbon dioksida dan melepaskan oksigen kembali ke atmosfer. Oksi-gen, yang
sangat penting bagi makhluk hidup, dilepaskan ke atmosfer secara terus-menerus.
Karbon dioksida juga ikut menjaga “efek rumah kaca”, untuk menjaga suhu bumi
tetap konstan.
Andaikan jumlah karbon dioksida
berkurang, jumlah tumbuhan hidup di darat dan laut akan berkurang, sehingga
makanan bagi hewan berkurang. Selain itu, jumlah bikarbonat di laut akan
berkurang dan membuat laut menjadi lebih asam. Andaikan jumlah karbon dioksida
di atmosfer meningkat, erosi kimia tanah akan semakin cepat dan membentuk
residu alkali yang berbahaya di laut. Selain itu, “efek rumah kaca” akan meningkat,
menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi dan melenyapkan kehidupan yang ada di
bumi.
Seperti
telah kita lihat, keberadaan atmosfer sangat penting bagi kelangsungan hidup di
bumi. Beberapa kondisi astrofisika harus saling melengkapi agar atmosfer tetap
terpelihara.
A) Permukaan bumi harus tetap berada
pada suhu sedang, dalam kisaran tertentu. Untuk itu:
1. Bumi harus berada pada jarak
tertentu dari matahari. Jarak ini menentukan banyaknya energi panas matahari
yang mencapai bumi. Perubahan sedikit saja orbit bumi mengitari matahari - baik
lebih dekat maupun lebih jauh - akan mengakibatkan perubahan besar dalam
banyaknya energi panas matahari yang mencapai bumi. Perhitungan menunjukkan
bahwa berkurangnya panas yang mencapai bumi sebesar 13% akan menyebabkan bumi
diselimuti lapisan es setebal 1.000 meter. Sebaliknya, sedikit saja panas bumi
yang mencapai bumi meningkat akan menyebabkan seluruh makhluk hidup hangus
terpanggang.
2. Suhu permukaan bumi harus homogen.
Untuk ini, bumi harus melakukan rotasi pada sumbunya dengan kecepatan tertentu
(1.670 km/jam di khatulistiwa). Bila kecepatan rotasi bumi melebihi batas
tertentu, atmosfer akan menjadi sangat hangat. Meningkatnya suhu atmosfer ini
mengakibatkan bertambah cepatnya molekul gas lepas dari bumi, sehingga atmosfer
bumi akan lenyap ke angkasa.
Andaikan kecepatan rotasi bumi lebih
lambat, kecepatan molekul gas lepas dari bumi akan menurun. Molekul gas
tersebut akan menghilang karena terserap oleh bumi akibat efek gravitasi.
3. Sudut kemiringan bumi sebesar
23o27' dari sumbunya mencegah adanya panas berlebih antara kutub dan
khatulistiwa. Panas berlebih ini dapat menghambat pembentukan atmosfer. Bila
tidak ada sudut miring, perbedaan suhu antara kutub dan khatulistiwa akan
meningkat hebat, dan tidak mungkin tercipta atmosfer yang dapat menyokong
kehidupan.
B) Sebuah lapisan diperlukan untuk
mencegah lepasnya panas yang telah dihasilkan:
Untuk menjaga agar suhu permukaan
bumi berada pada tingkat yang konstan, hilangnya panas harus dicegah, terutama
pada malam hari. Untuk itu, dibutuhkan senyawa yang dapat mencegah hilangnya
panas dari atmosfer. Kebutuhan ini terpenuhi dengan adanya karbon dioksida di
atmosfer. Karbon dioksida menutupi bumi seperti selimut dan mencegah hilangnya
panas ke angkasa.
C) Di bumi terdapat struktur-struktur
tertentu yang menjaga keseimbangan panas antara kutub dan khatulistiwa:
Perbedaan suhu antara daerah kutub dan
khatulistiwa adalah sebe-sar 120C. Andaikan perbedaan panas ini terjadi pada
permukaan yang rata, akan terjadi pergerakan atmosfer yang hebat. Badai hebat
dengan kecepatan 1.000 km/jam akan menjungkirbalikkan dunia, menghancur-kan
keseimbangan atmosfer dan atmosfer akan buyar.
Bumi memiliki permukaan yang tidak
rata, dan permukaan ini menghalangi timbulnya arus udara kuat yang bisa terjadi
akibat perbeda-an panas. Ketidakrataan ini dimulai dengan Pegunungan Himalaya
antara Cina dan anak benua India, dilanjutkan dengan Pegunungan Taurus di
Anatolia, dan mencapai Pegunungan Alpen di Eropa melalui rangkaian gunung
menghubungkan Laut Atlantik di barat dan Laut Pasifik di timur. Di lautan,
kelebihan panas yang terbentuk di khatulistiwa akan diteruskan ke utara dan
selatan dengan memanfaatkan badan air ini, sehingga perbedaan panas ini
seimbang.
Seperti terlihat, keberadaan udara,
salah satu unsur dasar kehidupan, menjadi mungkin de-ngan adanya ribuan
keseimbangan fisik dan ekologis. Lebih dari itu, adanya kondisi ini tidak cukup
bagi kelangsung-an hidup di bumi. Andaikan bumi berada dalam kondisi seperti
saat ini, dengan struktur geofisik dan pergerakannya di angkasa, tetapi
menem-pati posisi yang berbeda di galaksi, keseimbangan tetap akan terganggu.
Misalnya, bintang yang lebih kecil
daripada matahari akan menyebabkan bumi menjadi sangat dingin, dan bintang yang
lebih besar akan menghanguskan bumi.
Pengamatan planet-planet mati di
angkasa sudah cukup untuk memahami bahwa bumi bukanlah hasil dari peristiwa
kebetulan yang acak. Kondisi esensial bagi kehidupan terlalu kompleks untuk
terbentuk secara acak dengan sendirinya, dan, tentunya dalam tata surya kita,
bumi khusus diciptakan untuk berlangsungnya kehidupan.
Keseimbangan Nitrogen dan Bakteri
Daur
nitrogen adalah bukti lain bahwa bumi secara khusus dirancang untuk kehidupan
manusia. Nitrogen adalah salah satu unsur dasar yang terdapat dalam jaringan
tubuh semua organisme hidup. Meskipun 78% dari atmosfer merupakan nitrogen,
manusia dan hewan tidak dapat menyerapnya secara langsung. Di sinilah bakteri
berfungsi dengan membantu kita memenuhi kebutuhan nitrogen.
Daur
nitrogen dimulai dengan gas nitrogen (N2) yang ada di udara. Bakteri yang hidup
di beberapa tanaman mengubah nitrogen menjadi amonia (NH3). Sebaliknya, jenis
bakteri lain mengubah amonia menjadi nitrat (NO3). (Halilintar juga memainkan
peranan penting pada proses perubahan nitrogen di udara menjadi amonia).
Pada tingkat selanjutnya, makhluk
hidup yang dapat membuat ma-kanannya sendiri, seperti tumbuhan hijau, dapat
menyerap nitrogen. He-wan dan manusia, yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri, dapat memenuhi kebutuhan nitrogen hanya dengan memakan
tumbuh-tum-buhan tersebut.
Nitrogen pada hewan dan manusia
kembali ke alam melalui kotoran dan bangkai yang diuraikan oleh bakteri.
Sementara menguraikan zat, bakteri tidak hanya melakukan tugas sebagai
pembersih, tetapi juga melepaskan amonia, sumber utama nitrogen. Ada bakteri
yang meng-ubah sejumlah tertentu amonia menjadi nitrogen dan mencampurnya de-ngan
udara. Ada juga bakteri yang mengubah sisanya menjadi nitrat. Tumbuhan
menggunakan nitrat dan daur terus berlanjut.
Tidak adanya bakteri dalam daur ini
akan mengakibatkan berakhir-nya kehidupan. Tanpa bakteri, tumbuhan tidak dapat
memenuhi kebu-tuhan nitrogennya dan akan segera punah. Kehidupan tak mungkin
terjadi di tempat yang tak memiliki tumbuhan.
Atmosfer: Atap Bumi yang Terpelihara
Meskipun biasanya tidak pernah kita
sadari, banyak meteorit jatuh ke bumi seperti pada planet lain. Meteorit, yang membentuk
kawah besar jika jatuh di planet lain, tidak merusak bumi karena bumi memiliki
at-mosfer yang menghasilkan gesekan kuat pada meteor yang jatuh. Meteor tidak
dapat bertahan melawan gesekan ini terlalu lama dan kehilangan sejumlah besar
massanya akibat terbakar. Keberadaan atmosfer mence-gah kerusakan yang bisa
disebabkan oleh meteorit.
Di dalam Al Quran, sifat dalam
penciptaan atmosfer ini dijelaskan: “Dan Kami menjadikan langit itu sebagai
atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda
(kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (QS. Al Anbiyaa’,21: 32)
Salah satu petunjuk terpenting bahwa
langit adalah “atap yang terpelihara” adalah medan magnet yang melingkupi bumi.
Lapisan teratas atmosfer merupakan daerah medan magnet yang disebut “Sabuk Van
Allen”. Daerah ini dibentuk oleh sifat-sifat inti bumi.
Inti bumi mengandung unsur-unsur
magnetik yang kuat seperti besi dan nikel. Yang lebih penting, inti bumi
terdiri atas dua struktur yang berbeda. Inti dalam berbentuk padat sementara
inti luar berbentuk cair. Lapisan luar mengapung di atas lapisan dalam,
menciptakan efek mag-netik pada logam-logam berat, yang membentuk medan magnet.
Sabuk Van Allen adalah perpanjangan medan magnet ini, yang mencapai lapis-an
luar atmosfer. Medan magnet ini melindungi bumi dari kemungkinan bahaya dari
angkasa.
Salah satu bahaya terbesar adalah
“angin matahari”. Selain panas, cahaya, dan radiasi, matahari mengirimi bumi
angin yang tersusun dari proton dan elektron yang bergerak dengan kecepatan 1,5
miliar kilometer per jam.
Angin matahari tidak dapat menembus
Sabuk Van Allen, yang men-ciptakan medan magnet pada jarak 64.000 km dari bumi.
Ketika angin matahari, dalam bentuk hujan partikel, bertemu dengan medan magnet
bumi, partikel-partikel tersebut akan terurai dan mengalir mengitari medan
magnet bumi.
Atmosfer menyerap sebagian besar
sinar X dan sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Tanpa penyerapan ini,
di muka bumi tidak mungkin ada kehidupan.
Atmosfer yang menyelimuti bumi hanya
dapat dilalui oleh sinar-sinar yang tidak berbahaya, gelombang radio, dan
cahaya tampak. Andai saja atmosfer tidak memiliki sifat impermeabilitas ini,
kita tentu tidak dapat menggunakan gelombang radio untuk berkomunikasi, tidak
juga cahaya yang sangat penting bagi kehidupan.
Lapisan ozon yang menyelimuti bumi
mencegah sinar ultraviolet matahari, yang sangat berbahaya, mencapai bumi.
Sinar ultraviolet ma-tahari begitu tinggi kandungan energinya, sehingga dapat
membunuh semua kehidupan yang ada di bumi. Untuk alasan ini, untuk
memung-kinkan terjadinya kehidupan di bumi, lapisan ozon adalah bagian dari
langit sebagai “atap yang terpelihara” yang diciptakan secara khusus.
Ozon dihasilkan dari oksigen. Oksigen
(O2) dibentuk dari dua atom oksigen, sedangkan ozon (O3) dibentuk oleh tiga
atom oksigen. Sinar ultraviolet yang berasal dari matahari menambah satu atom
kepada molekul oksigen untuk membentuk molekul ozon. Lapisan ozon, yang
terbentuk dengan bantuan sinar ultraviolet, menahan sinar ultraviolet yang
berbahaya dan merupakan salah satu kondisi dasar yang paling penting.
Singkatnya, andai saja inti bumi
tidak memiliki kemampuan untuk membentuk medan magnet, dan atmosfer bumi tidak
memiliki struktur dan kepadatan untuk menyaring sinar-sinar yang berbahaya, di
bumi tidak mungkin ada kehidupan. Sangat jelas bahwa manusia maupun makhluk
hidup yang lain tidak mungkin dapat mengatur hal-hal terse-but. Ini adalah
bukti bahwa Allah telah menciptakan suatu pelindung yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, dan Dia telah menciptakan langit sebagai “atap yang
terpelihara”.
Tidak terdapatnya “atap yang
terpelihara” pada planet lain me-rupakan petunjuk lain bahwa bumi secara khusus
diciptakan untuk manusia. Misalnya, seluruh inti planet Mars adalah padat dan
karenanya Mars tidak memiliki medan magnet di sekelilingnya. Mars tidak
memiliki tekanan yang cukup untuk membentuk inti yang cair karena planetnya
tidak sebesar bumi. Selain itu, berukuran tepat tidaklah cukup untuk membentuk
medan magnet di sekeliling sebuah planet. Contohnya, Venus memiliki diameter
yang hampir sama dengan bumi. Massa planet Venus hanya 2% lebih kecil dari
massa bumi, dan beratnya hampir sama dengan berat bumi. Oleh karena itu, baik
dalam hal tekanan maupun alasan lainnya, sudah sewajarnya inti Venus pun
memiliki bagian logam cair. Namun, Venus tidak diselimuti oleh medan magnet,
karena Venus memiliki kecepatan rotasi yang lebih rendah dibandingkan dengan
rotasi bumi. Bumi melakukan satu rotasi penuh dalam satu hari, sedangkan Venus
melakukannya dalam 243 hari.
Ukuran bulan, planet-planet lain yang
berdekatan dengan bumi, serta jarak mereka dari bumi merupakan hal yang penting
bagi keber-adaan medan magnet bumi yang merupakan “atap yang terpelihara”.
Andaikan salah satu dari planet ini berukuran lebih besar, planet tersebut
memiliki kekuatan gravitasi yang lebih besar pula. Planet yang berde-katan
dengan bumi yang memiliki kekuatan gravitasi besar akan meng-ubah kecepatan
cairan dan bagian padat inti bumi serta mencegah terben-tuknya medan magnet
seperti yang ada sekarang.
Singkatnya, langit yang memiliki
fungsi sebagai “atap yang terpeli-hara” membutuhkan beberapa variabel seperti
struktur inti bumi, kece-patan rotasi, jarak antarplanet, dan kumpulan massa
planet tersebut menghasilkan resultan yang tepat.
Daur Air dan Kehidupan
Setiap
saat, miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju
daratan. Kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur
daur ini, ia tidak akan pernah ber-hasil, sekalipun menggunakan semua teknologi
yang ada di dunia. Walaupun demikian, kita memperoleh air, yang merupakan
syarat kehidupan yang utama dan terpenting, melalui penguapan tanpa
menge-luarkan biaya maupun energi. Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air
menguap dari lautan. Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan
dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju
daratan, menuju manusia.
Singkatnya, airyang daurnya tidak
dapat kita atur, dan yang tanpanya kita tidak dapat hidup lebih dari beberapa
haridikirim kepada manusia dengan cara yang sangat istimewa.
Al Quran mengingatkan kepada kita
bahwa hal ini merupakan salah satu bukti yang harus kita syukuri:
“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang
air yang kamu minum. Ka-mukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang
menu-runkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka
mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 68-70) !
Air Turun ke Bumi Menurut Kadar Tertentu
Dalam ayat kesebelas surat
Az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang dikirimkan “menurut kadar”.
“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan).”
Sudah tentu, hujan turun ke bumi
dalam takaran yang tepat. Takaran pertama yang berhubungan dengan hujan adalah
kecepatan turun-nya. Benda yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila
dijatuhkan dari ketinggian 1.200 meter, akan mengalami percepatan terus-menerus
dan jatuh ke bumi dengan kecepatan 558 km/jam. Akan tetapi, tata-rata kecepatan
jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam.
Air jatuh ke bumi dengan kecepatan
yang rendah karena titik hujan memiliki bentuk khusus yang meningkatkan efek gesekan
atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan kecepat-an yang lebih rendah.
Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tidak memiliki
sifat gesekan, bumi akan menghadapi kehancuran setiap turun hujan. Hal ini
menjadi jelas hanya dengan melihat angka-angka di bawah ini secara sekilas.
Ketinggian minimum awan hujan adalah
1.200 meter. Efek yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan yang jatuh dari
ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari keting-gian
15 cm. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 meter. Pada kasus
ini, satu tetes air yang jatuh akan memiliki efek yang sama dengan benda
seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 110 cm.
Dalam satu detik, kira-kira 16 juta
ton air menguap dari bumi. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi
dalam satu detik. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai
505x1012 ton. Air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasarkan
“takaran”.
Pembentukan Hujan
Tahapan pembentukan hujan baru dapat
dipelajari setelah radar cuaca ditemukan. Menurut radar, pembentukan hujan
terjadi dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan angin; kedua, pembentukan awan;
ketiga, turunnya hujan.
Yang tercantum di dalam Al Quran
tentang pembentukan hujan sa-ngatlah sesuai dengan penemuan ini:
“Allah, Dialah yang mengirim angin
(tahap pertama), lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di
langit menu-rut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal (tahap
kedua); lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya (ta-hap ketiga), maka
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba
mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Ruum, 30: 48) !
TAHAP PERTAMA: “Dialah (Allah) yang
mengirim angin …”
Sejumlah besar gelembung udara
terbentuk karena buih di lautan secara terus-menerus pecah dan menyebabkan
partikel air disemburkan ke langit. Partikel yang kaya-garam ini kemudian
dibawa angin dan naik ke atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol,
berfungsi sebagai perangkap air. Inilah yang akan membentuk titik-titik awan
dengan mengumpulkan uap air di sekitarnya, yang kemudian naik dari lautan
sebagai tetesan kecil.
TAHAP KEDUA: “.......menggerakkan
awan dan Allah membentang-kannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan terbentuk dari uap air yang
meng-embun di sekitar kristal garam atau partikel debu di udara. Karena tetesan
air di awan sangat kecil (dengan kisaran diameter 0,01 dan 0,02 mm), awan menggantung
di udara dan menyebar di langit, sehingga langit tertutup oleh awan.
TAHAP KETIGA: “... lalu kamu lihat
hujan keluar dari celah-celahnya.”
Partikel air yang mengelilingi
kristal ga-ram dan partikel debu akan bertambah tebal dan membentuk tetesan hujan,
sehingga tetes-an hujan akan menjadi lebih berat daripada udara, dan mulai
jatuh ke bumi sebagai hujan.
Air Hujan adalah Tawar
Al Quran menarik perhatian kita
dengan pernyataan air hujan adalah “tawar”:
“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air
yang kamu minum. Ka-mukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang
menu-runkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka
mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 68-70) !
“… dan Kami beri minum kamu dengan
air yang tawar?” (QS. Al-Mursalat, 77: 27) !
“Dialah Yang telah menurunkan air
hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan
ternakmu.” (QS. An-Nahl, 16: 10) !
Seperti telah kita ketahui, air hujan
berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin.
Namun, air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum
fisika yang telah ditetapkan Allah. Berdasarkan hukum ini, dari mana pun
asalnya peng-uapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang
mengandung mi-neral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah
mengan-dung bahan lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan
bersih, sesuai dengan ketentuan Allah “… Kami turunkan dari langit air yang
amat bersih. ” (QS. Al Furqan, 25: 48)
Hujan yang Memberi Kehidupan bagi Tanah yang Mati
Di dalam Al Quran banyak ayat yang
menyeru kepada kita agar memperhatikan bahwa hujan berguna untuk menghidupkan
negeri (tanah) yang mati. “… dan Kami turunkan dari langit air yang amat
ber-sih agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan
agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami,
binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.” (QS. Al Furqan, 25: 48-49)
Selain tanah diberi air, yang
merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga berfungsi sebagai
penyubur.
Tetesan hujan, yang mencapai awan
setelah sebelumnya menguap dari laut, mengandung zat-zat tertentu yang bisa
memberi kesuburan pada tanah yang mati. Tetesan yang “memberi kehidupan” ini
disebut “tetesan tegangan permukaan”. Tetesan tegangan permukaan terbentuk di
bagian atas permukaan laut, yang disebut lapisan mikro oleh ahli biologi. Pada
lapisan yang lebih tipis dari 1/10 mm ini, terdapat sisa senyawa organik dari
polusi yang disebabkan oleh ganggang mikro-skopis dan zooplankton. Dalam sisa
senyawa organik ini terkandung beberapa unsur yang sangat jarang ditemukan pada
air laut seperti fosfor, magnesium, kalium, dan beberapa logam berat seperti
tembaga, seng, kobal, dan timah. Tetesan berisi “pupuk” ini naik ke langit
dengan bantuan angin dan setelah beberapa waktu akan jatuh ke bumi sebagai
tetesan hujan. Dari air hujan inilah, benih dan tumbuhan di bumi memperoleh
berbagai garam logam dan unsur-unsur lain yang penting bagi pertumbuhan mereka.
Seperti yang tertera dalam ayat:
“Dan Kami turunkan dari langit air yang
ba-nyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji
ta-naman yang diketam.” (QS. Qaaf, 50: 9) !
Garam-garam mineral yang turun
bersama hu-jan merupakan contoh dari pupuk konvensional (kalsium, magnesium,
kalium, dan lain-lain) yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan. Sementara
itu, logam berat, yang terdapat dalam tipe aerosol ini, adalah unsur-unsur lain
yang me-ningkatkan kesuburan pada masa perkembangan dan produksi tanaman.
Singkatnya, hujan adalah penyubur
yang sa-ngat penting. Setelah seratus tahun lebih, tanah tandus dapat menjadi
su-bur dan kaya akan unsur esensial untuk tanaman, hanya dari pupuk yang jatuh
bersama hujan. Hutan pun berkembang dan diberi “makan” dengan bantuan aerosol
dari laut tersebut.
Dengan cara seperti ini, 150 juta ton
pupuk jatuh ke permukaan bumi setiap tahunnya. Andaikan tidak ada pupuk alami
seperti ini, di bumi ini hanya akan terdapat sedikit tumbuhan, dan keseimbangan
ekologi akan terganggu.
Manfaat Membekunya Air dari Atas
Salah satu sifat air yang paling
menarik dan paling penting adalah bahwatidak seperti senyawa lainair berwujud
padat itu lebih ringan daripada air berwujud cair, sehingga es lebih ringan
dari air. Oleh sebab itu, laut mulai membeku dari atas karena lapisan beku
lebih ringan dari-pada air di bawahnya. Dengan demikian, risiko pembekuan
seluruh laut-an, yang dapat berakibat lenyapnya kehidupan, tidak akan terjadi.
Lapis-an beku yang naik ke permukaan itu menjadi penyekat antara cuaca dingin
di luar dan air di bawah.
Andaikan es lebih berat daripada air
(seperti yang umumnya terjadi pada zat lain), laut akan mulai membeku dari
bawah. Pada kondisi ini, penyekatan seperti yang disebut di atas tidak akan
terjadi dan seluruh lautan akan membeku, sehingga kehidupan di air akan musnah.
Karena volume es lebih luas daripada volume air untuk massa yang sama, lautan
yang membeku akan membutuhkan ruang yang lebih besar dari sebelumnya dan akan
menyebabkan air di permukaan naik dan meluap.
Selain itu, air itu paling berat pada
suhu 4oC. Fakta ini sangat penting bagi kehidupan. Di lautan, air yang mencapai
suhu 4oC akan tenggelam ke dasar karena merupakan badan air yang terberat.
Karena alasan ini, pada lautan yang tertutupi gunung es, dasarnya akan selalu
berwujud ca-ir dan memiliki suhu 4oC, dan di situ makhluk hidup masih bisa
bertahan. Hal yang hampir serupa terjadi pada musim dingin. Bagian dasar danau
dan sungai yang ditutupi lapisan es tetap dapat mendukung kehidupan.
Air Lambat Memanas dan Membeku
Sifat air yang lain adalah penguapan
dan pembekuan yang lambat. Telah diketahui bahwa pada musim panas, pasir cepat
memanas pada siang hari dan juga cepat mendingin pada malam hari. Sebaliknya,
suhu air laut hanya berubah sekitar 2-3C antara siang dan malam. Hal ini
dise-babkan karena air menjaga suhunya ketika suhu mendadak naik atau turun,
dan memperlambat penguapan dan pembekuan. Jika kita mem-pertimbangkan sifat air
ini dalam konteks bumi secara keseluruhan, kita akan melihat air, dalam wujud
cair ataupun uap, di laut dan di atmosfer, memiliki peran yang sangat penting
bagi suhu bumi. Air yang ada di permukaan bumi mencegah pemanasan yang
berle-bihan, dengan cara menyerap panas pada bagian bumi yang terdedah
matahari. Pada bagian bumi yang tidak terkena matahari langsung, dengan panas
yang di-kandungnya, lautan dan air berfungsi sebagai radiator dan mencegah suhu
turun terlalu rendah. Dengan me-kanisme ini, perbedaan suhu antara siang dan
malam selalu berada dalam batas toleransi manusia dan makh-luk hidup lain.
Andaikan jumlah air lebih sedikit dari-pada luas daratan, perbedaan suhu siang
dan malam akan meningkat dan mengubah bumi menjadi gurun dan membuat kehidupan
menjadi tidak mungkin, atau setidaknya sangat sulit.
Berat Awan
Awan dapat menjadi sangat berat.
Misalnya, awan badai yang disebut kumulonimbus merupakan aku-mulasi dari
300.000 ton air.
Terbentuknya keteraturan yang
menjadikan massa air sebesar 300.000 ton dapat melayang di udara sangatlah
menakjubkan. Sebuah ayat Al Quran menyeru kepada kita untuk memperhatikan berat
awan:
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai
pembawa berita gembi-ra sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila
angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus,
lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami ke-luarkan dengan sebab hujan
itu pelbagai macam buah-buahan. Se-perti itulah Kami membangkitkan orang-orang
yang telah mati, mu-dah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al A'raaf, 7:
57) !
Angin
“… dan pada perkisaran angin terdapat
pula tanda-tanda (kekua-saan Allah) bagi kaum yang berakal.” QS. Al Jaatsiyah,
45: 5) !
Angin adalah arus udara yang
terbentuk di antara dua zona yang memiliki suhu yang berbeda. Perbedaan suhu di
atmosfer menyebabkan perbedaan tekanan udara, dan mengakibatkan udara terus-menerus
mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila terjadi perbedaan di
antara pusat tekanan (yakni suhu atmosfer) terlalu tinggi, arus udara (yakni
angin) menjadi sangat kuat. Demikianlah terbentuknya angin yang sangat merusak,
misalnya angin ribut.
Yang menarik, meskipun terdapat
daerah-daerah yang memiliki per-bedaan suhu yang sangat jauh seperti antara
khatulistiwa dan kutub, bumi tidak selalu dihadapkan pada angin dan tekanan
yang kuat, berkat adanya rintangan dan “pengaturan”. Andai saja arus udara
kuat, yang semestinya terbentuk di antara khatulistiwa dan kutub, tidak
diperlemah (seperti akan digambarkan di bawah), tentu bumi akan berubah menjadi
planet mati yang didera badai terus-menerus.
Pada prinsipnya, perbedaan ketinggian
permukaan bumi memecah kekuatan angin. Perbedaan ketinggian yang mencolok akan
menghasil-kan sistem fron dingin dan panas. Seperti yang terlihat pada lereng
pegu-nungan yang lebih rendah, sistem ini dapat menyebabkan munculnya angin
baru. Dengan demikian, sistem dengan dua pusat (bi-centered) antara
khatulistiwa dan kutub berubah menjadi sistem dengan banyak pusat
(multi-centered) berkat adanya tebing-tebing terjal, dan angin diper-lemah
karena disalurkan ke beberapa arah. Rantai pegunungan pada ke-rak bumi
berfungsi sebagai koridor udara raksasa. Koridor-koridor ini akan membantu
angin menyebarkan udara ke seluruh penjuru bumi secara merata.
Kemiringan sumbu bumi juga berperan
penting dalam memper-lemah angin. Andai saja sumbu bumi benar-benar tegak lurus
pada orbitnya, bumi akan dilanda badai terus-menerus. Khatulistiwa bumi
memiliki kemiringan dengan sudut 23o27' pada bidang orbitnya. Dengan demikian,
suhu di daerah antara dua kutub tidaklah tetap, berubah ber-dasarkan musim. Ini
berarti bahwa tekanan udara menjadi seimbang, sehingga kekuatan angin jadi
berkurang. Bila perbedaan suhu antara khatulistiwa dan kedua kutub menurun,
angin akan bertiup lebih hangat.
Selain itu, dua lapisan gas yang
menyelimuti planet bumi telah dicip-takan untuk menyeimbangkan perbedaan suhu.
Lapisan ozon dan kar-bon dioksida menyeimbangkan suhu atmosfer. Lapisan ozon
menyerap kelebihan sinar matahari. Sebaliknya, karbon dioksida berfungsi
mena-han panas yang diperoleh dan mencegah pendinginan.
Semua hal di atas menunjukkan bahwa
manusia berutang budi pada sistem iniyang luar biasa terdiri atas
subsistem-subsistem yang kompleks. Seluruh alam semesta diciptakan untuk
memungkinkan adanya kehi-dupan manusia.
Picture Text
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya
Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa yang
di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau
petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS. Luqman, 31: 20) !
“Dan banyak sekali tanda-tanda
(kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang me-reka melaluinya, sedang mereka
berpaling daripada-nya.” (QS. Yusuf: 105) !
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang
telah men-ciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah
Yang menjadikan bumi seba-gai hamparan bagimu dan langit sebagai atap.” (QS. Al
Baqarah, 2: 21-22) !
Andai atmosfer tidak memiliki perisai
pelindung, bumi tidak akan berdaya menghadapi hujan meteor.
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa
sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi
sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman
yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar, 39: 21) !
“Dialah Yang telah menurun-kan air hujan
dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggem-balakan ternakmu. Dia me-numbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanaman-tanam-an; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 10-11) !
Pada permukaan laut, setiap saat
terbentuk gelembung udara kecil akibat pecahnya buih. Setiap saat pula, tetesan
air yang kaya-garam lepas ke atmosfer. Tetesan-tetesan air ini dibawa oleh
angin, dan atmosfer mengumpulkan dua puluh juta ton garam setiap harinya. Garam
ini akan menjadi inti pusat dari air hujan yang terbentuk kemudian.
Tetesan hujan dibentuk oleh partikel
air yang mengelilingi kristal garam, yang terbawa dari lautan ke awan. Karena
menjadi lebih berat daripada udara, partikel ini terlepas dari awan dan mulai
jatuh ke bumi sebagai hujan.
“Dan sebagian dari tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami
turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang
menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilaat, 41: 39) !
“Yang telah menjadikan bagi-mu bumi
sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan
menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tum-buh-tumbuhan yang berma-cam-macam.” (QS. Thaahaa, 20:
53) !
“Dan Dia menunduk-kan untukmu apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45:
13) !
BAB 3
Temuan Ilmiah Terbaru
dan Al Quran
AYAT AL QURAN DAN ALAM SEMESTA
Dalam Surat al-Isra ayat ke-88, Allah
menunjukkan keagungan Al Quran: “Katakanlah: 'Sesungguhnya jika manusia dan
jin ber-kumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini; niscaya me-reka tidak
akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun seba-gian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain.'” (QS. Al Israa’, 17: 88)
Allah menurunkan Al Quran kepada
manusia empat belas abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkapkan
dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam Al Quran
empat belas abad yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran adalah salah
satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti
bahwa Al Quran berasal dari Allah, bahwa umat manusia tidak akan pernah mampu
membuat sesuatu yang menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda)
Al Quran yang terdapat di alam semesta.
Sesuai dengan ayat “Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru
dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu
adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fushshilaat, 41: 53), banyak informasi yang
ada dalam Al Quran ini sesuai dengan yang ada di dunia eksternal. Allah-lah
yang telah menciptakan alam semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai
semua itu. Allah juga yang telah menurunkan Al Quran. Bagi orang-orang beriman
yang teliti, sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis
dalam Al Quran yang dapat mereka lihat dan pelajari.
Meskipun demikian, perlu diingat
bahwa Al Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan. Tujuan diturunkannya Al Quran
adalah sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:
“Alif lam ra. (Ini adalah) Kitab yang
Kami turunkan kepadamu su-paya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita
kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan Yang Mahakuasa lagi Maha
Terpuji.” (QS. Ibrahim, 14: 1) !
“… untuk menjadi petunjuk dan
peringatan bagi orang-orang yang berpikir.” (QS. Al Mu'min, 40: 54) !
Singkatnya, Allah menurunkan Al Quran
sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman. Al Quran menjelaskan kepada manusia
cara men-jadi hamba Allah dan mencari ridha-Nya.
Betapapun, Al Quran juga memberi informasi
dasar mengenai bebe-rapa hal seperti penciptaan alam semesta, kelahiran manusia,
struktur atmosfer, dan keseimbangan di langit dan di bumi. Kenyataan bahwa
informasi dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan
modern adalah hal penting, karena kesesuaian ini mene-gaskan bahwa Al Quran
adalah “firman Allah”. Menurut ayat “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al
Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisaa’, 4: 82), terdapat
keserasian yang luar biasa antara pernyataan di dalam Al Quran dan dunia
eksternal.
Pada halaman-halaman berikut kita
akan membahas kesamaan yang luar biasa antara informasi tentang alam semesta
yang ada dalam Al Quran dan dalam ilmu pengetahuan.
Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Ajarannya
Persoalan mengenai bagaimana alam
semesta yang tanpa cacat ini mula-mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan
bagaimana cara kerja hu-kum-hukum yang menjaga keteraturan dan keseimbangan,
sejak dulu merupakan topik yang menarik.
Pendapat kaum materialis yang berlaku
selama beberapa abad hing-ga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta
memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk
selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut “model alam semesta yang
statis”, alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir.
Dengan memberikan dasar bagi filosofi
materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan
bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak
berubah-ubah. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20
menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang statis.
Saat ini, pada awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan, pengamatan,
dan perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam semesta
memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh suatu
ledakan besar.
Selain itu, berlawanan dengan
pendapat kaum materialis, kesim-pulan ini menyatakan bahwa alam semesta
tidaklah stabil atau konstan, tetapi senantiasa bergerak, berubah, dan memuai.
Saat ini, fakta-fakta tersebut telah diakui oleh dunia ilmu pengetahuan.
Sekarang, marilah kita lihat bagaimana fakta-fakta yang sangat penting ini
dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.
Pemuaian Alam Semesta
Pada tahun 1929, di observatorium
Mount Wilson di California, seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble
membuat salah satu temuan terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika tengah
mengamati bintang dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahwa cahaya yang
dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spektrum. Ia pun menemukan
bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya lebih jauh dari bumi.
Temuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum fisika
yang diakui, spektrum sinar cahaya yang bergerak mendekati titik pengamatan
akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik
pengamatan akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya
dari bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa
bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.
Tidak lama sesudah itu, Hubble
membuat temuan penting lainnya: Bintang dan galaksi bukan hanya bergerak
men-jauhi kita, namun juga saling menjauhi. Satu-satunya kesimpulan yang dapat
dibuat tentang alam semesta yang semua isinya bergerak saling menjauhi adalah
bahwa alam semesta itu senantiasa memuai.
Agar lebih mudah dimengerti,
bayangkan alam semesta seperti permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti
titik-titik pada per-mukaan balon akan saling menjauhi karena balon-nya
mengembang, benda-benda di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus
memuai. Sebenarnya, fakta ini sudah pernah ditemukan secara teoretis. Albert
Einstein, salah seorang il-muwan termasyhur abad ini, ketika mengerjakan Teori
Relativitas Umum, pada mulanya menyim-pulkan bahwa persamaan yang dibuatnya
me-nunjukkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Namun, dia meng-ubah
persamaan tersebut, dengan menambahkan sebuah “konstanta” un-tuk menghasilkan
model alam semesta yang statis, karena hal ini merupa-kan ide yang dominan saat
itu. Di kemudian hari Einstein menyebut perbuatannya itu sebagai “kesalahan
terbesar dalam kariernya”.
Jadi, apakah pentingnya fakta
pemuaian alam semesta ini terhadap keberadaan alam semesta?
Pemuaian alam semesta secara tidak
langsung menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal. Hasil
perhitungan menun-jukkan bahwa “satu titik tunggal” yang mengandung semua
materi alam semesta ini pastilah memiliki “volume nol” dan “kepadatan tak
terbatas”. Alam semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki
vo-lume nol tersebut. Ledakan hebat yang menandakan awal terbentuknya alam
semesta ini dinamakan Dentuman Besar (Big Bang), dan teori ini di-namai
mengikuti nama ledakan tersebut.
Harus dikatakan di sini bahwa “volume
nol” adalah istilah teoretis yang bertujuan deskriptif. Ilmu pengetahuan hanya
mampu mendefi-nisikan konsep “ketiadaan”, yang melampaui batas pemahaman
manu-sia, dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai “titik yang
memi-liki volume nol”. Sebenarnya, “titik yang tidak memiliki volume” ini
ber-arti “ketiadaan”. Alam semesta muncul dari ketia-daan. Dengan kata lain,
alam semesta diciptakan.
Fakta ini, yang baru ditemukan oleh
fisika modern pada akhir abad ini, telah diberitakan Al Quran empat belas abad
yang lalu:“Dia Pencipta langit dan bumi.” (QS. Al An'aam, 6:101)
Jika kita membandingkan pernyataan
pada ayat di atas dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang sangat
jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada abad
ke-20.
Pemuaian alam semesta merupakan salah
satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun
fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan
kenyataan ini kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu:
“Dan langit itu Kami bangun dengan
kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS.
Adz-Dzariyaat, 51: 47) !
Pada tahun 1948, George Gamov
mengemukakan gagasan lain me-ngenai teori Ledakan Besar. Dia menyatakan bahwa
setelah terbentuknya alam semesta dari ledakan hebat, di alam semesta
seharusnya terdapat surplus radiasi, yang tersisa dari ledakan tersebut. Lebih
dari itu, radiasi ini seharusnya tersebar merata di seluruh alam semesta.
Bukti “yang seharusnya ada” ini
segera ditemukan. Pada tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan
Robert Wilson, menemu-kan gelombang ini secara kebetulan. Radiasi yang disebut
“radiasi latar belakang” ini tampaknya tidak memancar dari sumber tertentu,
tetapi meliputi seluruh ruang angkasa. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
gelombang panas yang memancar secara seragam dari segala arah di angkasa ini
merupakan sisa dari tahapan awal Ledakan Besar. Penzias dan Wilson dianugerahi
Hadiah Nobel untuk temuan ini.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan
satelit Cosmic Background Explorer (COBE) ke angkasa untuk melakukan penelitian
mengenai radiasi latar belakang. Pemindai sensitif pada satelit hanya
membutuhkan waktu delapan menit untuk menegaskan perhitungan Penzias dan
Wilson. COBE telah menemukan sisa-sisa ledakan hebat yang mengawali
terbentuknya alam semesta.
Bukti penting lain berkenaan dengan
Ledakan Besar adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Pada
penghitungan terbaru, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta sesuai dengan penghitungan teoretis konsentrasi hidrogen-helium yang
tersisa dari Ledakan Besar. Jika alam semesta tidak memiliki awal dan jika alam
semesta ada sejak adanya keabadian (waktu yang tak terhingga), seharusnya
hidrogen terpakai seluruhnya dan diubah menjadi helium.
Semua bukti kuat ini memaksa
komunitas ilmiah untuk menerima teori Ledakan Besar. Model ini merupakan titik
terakhir yang dicapai oleh para ahli kosmologi berkaitan dengan awal mula dan
pembentukan alam semesta.
Dennis Sciama, yang membela teori
keadaan ajeg (steady-state) bersa-ma Fred Hoyle selama bertahun-tahun,
menggambarkan posisi terakhir yang mereka capai setelah terkumpulnya semua
bukti tentang teori Ledakan Besar. Sciama mengatakan bahwa ia telah ambil
bagian dalam perdebatan sengit antara para pembela teori keadaan ajeg dan
mereka yang menguji dan berharap dapat menyangkal teori tersebut. Dia
me-nambahkan bahwa dulu dia membela teori keadaan ajeg bukan karena menganggap
teori tersebut benar, melainkan karena berharap bahwa teori itu benar. Fred
Hoyle bertahan menghadapi semua keberatan terha-dap teori ini, sementara
bukti-bukti yang berlawanan mulai terungkap. Selanjutnya, Sciama bercerita
bahwa pertama-tama ia menentang bersa-ma Hoyle. Akan tetapi, saat bukti-bukti
mulai bertumpuk, ia mengaku bahwa perdebatan tersebut telah selesai dan teori
keadaan ajeg harus dihapuskan.
Prof. George Abel dari University of
California juga mengatakan bah-wa sekarang telah ada bukti yang menunjukkan
bahwa alam semesta ber-mula miliaran tahun yang lalu, yang diawali dengan
Dentuman Besar. Dia mengakui bahwa dia tidak memiliki pilihan lain kecuali
menerima teori Dentuman Besar.
Dengan kemenangan teori Dentuman
Besar, konsep “zat yang kekal” yang merupakan dasar filosofi materialis dibuang
ke tumpukan sampah sejarah. Jadi, apakah yang ada sebelum Dentuman Besar, dan
kekuatan apakah yang menjadikan alam semesta ini “ada” melalui sebuah dentum-an
besar, jika sebelumnya alam semesta ini “tidak ada”? Pertanyaan ini jelas
menyiratkan, dalam kata-kata Arthur Eddington, adanya fakta “yang tidak
menguntungkan secara filosofis” (tidak menguntungkan bagi materialis), yaitu
adanya Sang Pencipta. Athony Flew, seorang filsuf ateis terkenal, berkomentar
tentang hal ini sebagai berikut:
Semua orang tahu bahwa pengakuan itu
baik bagi jiwa. Oleh karena itu, saya akan memulai dengan mengaku bahwa kaum
ateis Strato-nician telah dipermalukan oleh konsensus kosmologi kontemporer.
Tampaknya ahli kosmologi memiliki bukti-bukti ilmiah tentang hal yang menurut
St. Thomas tidak dapat dibuktikan secara filosofis; yaitu bahwa alam semesta
memiliki permulaan. Sepanjang alam semesta dapat dianggap tidak memiliki akhir
maupun permulaan, orang tetap mudah menyatakan bahwa keberadaan alam semesta,
dan segala sifatnya yang paling mendasar, harus diterima sebagai penjelasan
terakhir. Meskipun saya masih percaya bahwa hal ini tetap benar, tetapi
benar-benar sulit dan tidak nyaman mempertahankan posisi ini di depan cerita
Dentuman Besar.
Banyak ilmuwan, yang tidak secara
buta terkondisikan menjadi ateis, telah mengakui keberadaan Yang Maha Pencipta
dalam penciptaan alam semesta. Sang Pencipta pastilah Dia yang menciptakan zat
dan ruang/ waktu, tetapi Dia tidak bergantung pada ciptaannya. Seorang ahli
astro-fisika terkenal bernama Hugh Ross mengatakan:
Jika waktu memiliki awal yang
bersamaan dengan alam semesta, seperti yang dikatakan teorema-ruang, maka
penyebab alam semesta pastilah suatu wujud yang bekerja dalam dimensi waktu
yang benar-benar independen dari, dan telah ada sebelum, dimensi waktu kosmos.
Kesimpulan ini sangat penting bagi pemahaman kita tentang siapakah Tuhan, dan
siapa atau apakah yang bukan Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah
alam semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak berada di dalamnya
Zat dan ruang/waktu diciptakan oleh Yang
Maha Pencipta, yaitu Dia yang terlepas dari gagasan tersebut. Sang Pencipta
adalah Allah, Dia adalah Raja di surga dan di bumi.
Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah
ini dalam Kitab-Nya, yang Dia turunkan kepada kita manusia empat belas abad
lalu untuk menun-jukkan keberadaan-Nya.
Kesempurnaan di Alam Semesta
“Yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” ( QS. Al Mulk, 67: 3 - 4) !
Di alam semesta, miliaran bintang dan
galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang terpisah.
Meskipun demikian, se-muanya berada dalam keserasian. Bintang, planet, dan
bulan beredar pa-da sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya
ma-sing-masing. Terkadang galaksi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang
bergerak melalui satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa contoh
yang sangat terkenal yang diamati oleh para astronom, tidak terjadi tabrakan
yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan alam semesta.
Di seluruh alam semesta, besarnya
kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan
standar bumi. Jarak di ruang angkasa sangatlah besar bila bandingkan dengan
pengukuran yang dilakukan di bumi. Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu
digambarkan dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet yang
bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi, dan gugus galaksi bergerak di
ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya
dengan kecepatan rata-rata 1.670 km/jam. Dengan mengingat bahwa peluru tercepat
memiliki kece-patan rata-rata 1.800 km/jam, jelas bahwa bumi bergerak sangat
cepat meskipun ukurannya sangat besar.
Kecepatan orbital bumi mengitari
matahari kurang-lebih enam kali lebih cepat dari peluru, yakni 108.000 km/jam.
(Andaikan kita mampu membuat kendaraan yang dapat bergerak secepat ini,
kendaraan ini dapat mengitari bumi dalam waktu 22 menit.)
Namun, angka-angka ini baru mengenai
bumi saja. Tata surya bah-kan lebih menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya
mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di alam semesta, meningkatnya
ukuran suatu tata surya diikuti oleh meningkatnya kecepatan. Tata surya beredar
mengitari pusat galaksi dengan kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti
sendiri, yang terdiri atas 200 miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang
angkasa.
Kecepatan yang luar biasa ini
menunjukkan bahwa hidup kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu
sistem yang sangat rumit, kecela-kaan besar sangat sering terjadi. Namun,
seperti diungkapkan Allah da-lam ayat di atas, sistem ini tidak memiliki
“cacat” atau “tidak seimbang”. Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang
ada di dalamnya, tidak dibiarkan “sendiri” dan sistem ini bekerja sesuai dengan
keseimbangan yang telah ditentukan Allah.
Orbit dan Alam Semesta yang Berotasi
Salah satu sebab utama yang
menghasilkan keseimbangan di alam semesta, tidak diragukan lagi, adalah
beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun
baru diketahui akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam
dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam
garis edarnya.” (QS. Al Anbiyaa’, 21: 33) !
Bintang, planet, dan bulan berputar
pada sumbunya dan dalam sis-temnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja
secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita
juga bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata
surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah
dihi-tung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari
orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah
kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyim-pang 3 mm lebih besar
atau lebih kecil dari yang seharusnya.
Selagi berotasi mengitari matahari,
bumi mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar
setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan
sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan
orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan
kita semua akan membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan
hangus dan mati. (Bilim ve Teknik, Juli 1983)
Matahari
Berjarak 150 juta km dari bumi,
matahari menyediakan energi yang kita butuhkan secara terus-menerus.
Pada benda angkasa yang berenergi
sangat besar ini, atom hidrogen terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap
detik 616 miliar ton hidro-gen berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selama
sedetik itu, energi yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom.
Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh
adanya energi dari matahari. Keseimbangan di bumi yang tetap dan 99% energi
yang dibutuhkan un-tuk kehidupan disediakan oleh matahari. Separo energi ini
kasatmata dan berbentuk cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar ultraviolet,
yang tidak kasatmata, dan berbentuk panas.
Sifat lain dari matahari adalah
memuai secara berkala seperti lonceng. Hal ini berulang setiap lima menit dan
permukaan matahari bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi dengan
kecepatan 1.080 km/jam.
Matahari hanyalah salah satu dari 200
juta bintang dalam Bimasakti. Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi,
matahari merupakan salah satu bintang kecil yang terdapat di alam semesta.
Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang berdiameter
125.000 tahun cahaya. (1 tahun cahaya = 9.460.800.000.000 km.)
Perjalanan Matahari
“Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah kete-tapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Yaasin, 36: 38) !
Berdasarkan perhitungan para
astronom, akibat aktivitas galaksi kita, matahari berjalan dengan kecepatan
720.000 km/jam menuju Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat
dengan bintang Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000x24
= 17.280.000 km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung padanya.)
Langit Tujuh Lapis
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit
dan seperti itu pula bumi.” (QS. Ath-Thaalaq, 65: 12) !
Dalam Al Quran Allah menyebutkan
tujuh surga atau langit. Ketika ditelaah, atmosfer bumi ternyata terbentuk dari
tujuh lapisan. Di atmosfer terdapat suatu bidang yang memisahkan lapisan dengan
lapisan. Berdasarkan Encyclopedia Americana (9/188), lapisan-lapisan yang
berikut ini bertumpukan, bergantung pada suhu.
Lapisan pertama TROPOSFER: Lapisan
ini mencapai ketebalan 8 km di kutub dan 17 km di khatulistiwa, dan mengandung
sejumlah besar awan. Setiap kilometer suhu turun sebesar 6,5C, bergantung pada
ke-tinggian. Pada salah satu bagian yang disebut tropopause, yang dilintasi
arus udara yang bergerak cepat, suhu tetap konstan pada 57C.
Lapisan kedua STRATOSFER: Lapisan ini
mencapai ketinggian 50 km. Di sini sinar ultraviolet diserap, sehingga panas
dilepaskan dan suhu mencapai 0C. Selama penyerapan ini, dibentuklah lapisan
ozon yang penting bagi kehidupan.
Lapisan ketiga MESOSFER: Lapisan ini
mencapai ketinggian 85 km. Di sini suhu turun hingga 100C.
Lapisan keempat TERMOSFER:
Peningkatan suhu berlangsung lebih lambat
Lapisan kelima IONOSFER: Gas pada
lapisan ini berbentuk ion. Komunikasi di bumi menjadi mungkin karena gelombang
radio dipantulkan kembali oleh ionosfer.
Lapisan keenam EKSOSFER: Karena
berada di antara 500 dan 1000 km, karakteristik lapisan ini berubah sesuai
aktivitas matahari.
Lapisan ketujuh MAGNETOSFER: Di
sinilah letak medan magnet bumi. Penampilannya seperti suatu bidang besar yang
kosong. Partikel subatom yang bermuatan energi tertahan pada suatu daerah yang
disebut sabuk radiasi Van Allen.
Gunung Mencegah Gempa Bumi
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang
kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya
bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala
macam jenis binatang.” (QS. Luqman, 30: 10)
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi
itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba’, 78: 7)
Informasi yang diperoleh melalui
penelitian geologi tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran. Salah
satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik
pertemuan lempeng-an-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat,
dan gunung ini “mengikat” lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat ter-sebut,
pegunungan dapat disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.
Selain itu, tekanan pegunungan pada
kerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak
mencapai permu-kaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.
Air Laut Tidak Saling Bercampur
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing.” (QS. Ar-Rahmaan, 55: 19-20) !
Pada ayat di atas ditekankan bahwa
dua badan air bertemu, tetapi tid-ak saling bercampur akibat adanya batas.
Bagaimana ini dapat terjadi? Biasanya, bila air dari dua lautan bertemu, diduga
airnya akan saling bercampur dengan suhu dan konsentrasi garam cenderung
seimbang. Namun, kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diperkirakan.
Mi-salnya, meskipun Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut Merah dan
Samudra Hindia secara fisik saling bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini
karena di antara keduanya terdapat batas. Batas ini adalah gaya yang disebut
“tegangan permukaan”.
Dua Kode dalam Besi
Besi adalah satu dari empat unsur
yang paling berlimpah di bumi. Selama berabad-abad besi merupakan salah satu
logam terpenting bagi umat manusia. Ayat yang berkenaan dengan besi adalah
sebagai berikut:
“…Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia.” (QS. Al
Hadiid, 57: 25) !
Ayat ini melibatkan dua kode
matematika yang sangat menarik.
“Al Hadid” (besi) adalah surat ke-57
di dalam Al Quran. Nilai numerik (dalam sistem “Abjad” Arab, setiap huruf
memiliki nilai numerik) huruf-huruf dari kata “Al Hadid” jumlahnya sama dengan
57, yakni nomor massa besi.
Nilai numerik (Abjad) dari kata
“Hadid” (besi) sendiri, tanpa penambahan “al”, jumlahnya 26, yakni nomor atom
besi.
Picture Text
“Dia yang telah menciptakan tujuh
langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang
Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi,
niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
“Semua yang berada di langit
dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah).
Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Kepunyaan-Nyalah kerajaan
langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu.” (QS. Al Hadiid, 57: 1-2) !
“Dan langit itu Kami bangun dengan
kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS.
Adz-Dzariyaat, 51: 47) !
“Dia Pencipta langit dan bumi.
Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki
sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain
Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara
segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka
barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri;
dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya
kembali kepadanya.” (QS. Al An'am, 6: 101-104) !
“…Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia.” (QS. Al
Hadiid, 57: 25) !
BAB 4
KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI
Teori evolusi adalah filsafat dan
konsepsi dunia yang menghasilkan hipotesis-hipotesis palsu, asumsi dan skenario
khayalan untuk menjelaskan keberadaan dan asal usul kehidupan secara kebetulan
semata. Akar dari filsafat ini berakar jauh semenjak zaman Yunani kuno.
Semua filsafat ateis yang mengingkari
penciptaan, langsung maupun tidak mengambil dan mempertahankan ide evolusi ini.
Kondisi serupa saat ini terjadi pada semua ideologi dan sistem yang
bertentangan dengan agama.
Gagasan evolusioner telah diselubungi
dengan penyamaran ilmiah selama satu setengah abad silam untuk membenarkan
dirinya sendiri. Walaupun diajukan sebagai teori ilmiah sepanjang pertengahan
abad ke-19, teori ini di luar semua usaha keras para pembelanya, sebegitu jauh
belum dibuktikan oleh penemuan atau eksperimen ilmiah apa pun. Jelasnya,
“satu-satunya bentuk ilmiah” yang menjadi sandaran utama teori ini telah
berulang kali dan terus-menerus menunjukkan bahwa teori ini tidak memiliki
dasar dalam kenyataan.
Eksperimen di laboratorium dan
perhitungan probabilitas mem-buktikan bahwa asam amino, cikal kehidupan tidak
dapat muncul secara kebetulan. Begitu pula sel, yang menurut anggapan
evolusionis muncul secara kebetulan pada kondisi bumi primitif dan tidak
terkendali, tidak dapat disintesis oleh laboratorium-laboratorium abad ke-20
yang ter-canggih sekalipun. Tidak pernah ditemukan di belahan dunia mana pun
satu saja makhluk “bentuk transisi” yang menunjukkan evolusi bertahap organisme
maju dari organisme yang lebih primitif sebagaimana yang dinyatakan para
neo-Darwinis, walau melalui pencarian catatan fosil secara teliti dan dalam
waktu yang panjang.
Dengan berusaha keras mengumpulkan
bukti-bukti evolusi, para evolusionis justru secara tidak sengaja telah
membuktikan sendiri bahwa evolusi tidak dapat terjadi sama sekali!
Orang yang pertama kali mengemukakan teori
evolusi sebagaimana yang dipertahankan dewasa ini, adalah seorang naturalis
amatir dari Inggris, Charles Robert Darwin. Darwin mempublikasikan
pandangan-nya ini dalam sebuah buku yang berjudul The Origin of Species, By
Means of Natural Selection pada tahun 1859. Darwin menyatakan dalam bukunya
bahwa semua makhluk hidup memiliki nenek moyang yang sama dan mereka berevolusi
satu sama lain melalui seleksi alam. Individu-individu yang beradaptasi pada
habitat mereka dengan cara terbaik, akan menu-runkan sifat-sifat mereka kepada
generasi berikutnya, dan dengan aku-mulasi selama jangka waktu yang panjang
sifat-sifat yang menguntung-kan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah
suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya.
Manusia merupakan hasil paling maju dari mekanisme seleksi alam ini.
Singkatnya, suatu spesies berasal dari spesies lain.
Gagasan Darwin yang fantastis ini
diambil dan dipromosikan oleh kalangan ideologis dan politis tertentu dan teori
ini menjadi sangat populer. Ini terutama disebabkan oleh belum memadainya
tingkat pengetahuan zaman itu untuk mengungkapkan kekeliruan skenario imajiner
Darwin. Saat Darwin mengajukan asumsinya, disiplin ilmu genetika, mikrobio-logi
dan biokimia belum ada. Jika disiplin-disiplin ilmu ini telah ada, Darwin akan
dengan mudah mengetahui bahwa teorinya benar-benar tidak ilmiah dan karenanya
tidak akan mencoba untuk mengajukan klaim-klaim tanpa arti tersebut: informasi
yang menentukan spesies telah terdapat dalam gen dan tidak mungkin bagi seleksi
alam untuk menghasilkan spesies baru dengan mengubah gen-gen.
Di saat gema buku Darwin tengah
ber-kumandang, seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel menemukan
hukum penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang
hingga akhir abad ke-19, penemuan Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun
1900-an. Inilah awal kelahiran ilmu genetika. Beberapa waktu kemudian, struktur
gen dan kromosom ditemukan. Pada tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA
yang berisi informasi genetis menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis, karean
asal usul dari informasi dalam DNA yang berjumlah luar biasa tidak mungkin
dijelaskan dengan peristiwa kebetulan.
Di samping semua perkembangan ilmiah
ini, tidak ada bentuk transisi untuk menunjukkan evolusi bertahap dari
organisme hidup dasri spesies primitif ke spesies maju pernah ditemukan
meskipun setelah pencarian bertahun-tahun.
Perkembangan ini seharusnya membuat
teori Darwin terbuang dalam keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi,
karena ada kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan
mengangkat kembali teori ini pada kedudukan ilmiah. Kita dapat memahami maksud
upaya-upaya tersebut hanya jika menyadari bahwa di belakang teori ini terdapat
tujuan ideologis, bukan sekadar kepen-tingan ilmiah.
Bagaimanapun, beberapa kalangan yang
mempercayai perlunya mempertahankan teori yang telah menemui jalan buntu ini
segera me-rancang sebuah model baru. Nama model baru ini adalah
neo-Darwin-isme. Menurut teori ini, spesies berevolusi sebagai hasil dari
mutasi perubahan kecil pada gen, dan individu terkuat bertahan hidup melalui
mekanisme seleksi alam. Bagaimanapun, ketika terbukti bahwa meka-nisme yang
dikemukakan neo-Darwinisme tidak absah dan perubahan-perubahan kecil tidak
memadai untuk pembentukan makhluk hidup, evolusionis terus mencari model-model
baru. Mereka mengajukan klaim baru yang disebut “punctuated equilibrium” yang
tidak memiliki landasan rasional maupun ilmiah apa pun. Model ini mengajukan
bahwa makhluk hidup tiba-tiba berevolusi menjadi spesies lain tanpa bentuk transisi
apa-apa. Dengan kata lain, spesies tanpa “nenek moyang” evolusioner tiba-tiba
muncul. Ini merupakan sebuah cara untuk menggambarkan pencip-taan, walaupun
evolusionis akan segan mengakui ini. Mereka mencoba utnuk menutupinya dengan
skenario yang tidak dapat dipahami. Misal-nya, mereka berkata bahwa burung
pertama muncul dari sebutir telur reptil. Teori yang sama juga mengajukan bahwa
binatang penghuni darat pemakan daging dapat berubah menjadi paus raksasa,
karena mengalami transformasi yang menyeluruh dan seketika.
Pernyataan-pernyataan ini, yang sama
sekali bertentangan dengan semua hukum-hukum genetika, biofisika dan biokimia
ini, sama ilmiah-nya dengan dongeng katak yang menjadi pangeran! Dalam
ketidak-berdayaan karena pandangan neo-Darwinis terpuruk dalam krisis, sejumlah
ahli paleontologi pro-evolusi mempercayai teori ini, teori baru yang bahkan
lebih ganjil daripada neo-Darwinisme itu sendiri.
Satu-satunya tujuan model ini adalah
memberikan penjelasan untuk mengisi celah dalam catatan fosil yang tidak dapat
dijelaskan model neo-Darwinis. Namun, usaha menjelaskan kekosongan fosil dalam
evolusi burung dengan pernyataan bahwa “seekor burung muncul tiba-tiba dari
sebutir telur reptil” sama sekali tidak rasional. Sebagaimana diakui oleh
evolusionis sendiri, evolusi dari satu spesies ke spesies lain membutuh-kan
perubahan besar informasi genetis yang menguntungkan. Akan teta-pi, tidak ada
mutasi yang memperbaiki informasi genetis atau menam-bahkan informasi baru
padanya. Mutasi hanya merusak informasi gene-tis. Dengan demikian, “mutasi
besar-besaran” yang digambarkan oleh model punctuated equilibrium hanya akan
menyebabkan pengurangan atau perusakan “besar-besaran” pada informasi genetis.
Teori punctuated equilibrium
jelas-jelas merupakan hasil imajinasi belaka. Namun walau adanya kebenaran yang
nyata ini, pembela evolusi tidak ragu-ragu untuk menjunjung teori ini. Fakta
bahwa model evolusi yanga diajukan Darwin tidak dapat dibuktikan dengan catatan
fosil memaksa mereka untuk melakukannya. Darwin menyatakan bahwa spesies
mengalami perubahan bertahap, yang membutuhkan keberadaan makhluk aneh
setengah-burung/setengah-reptil atau setengah-ikan/ setengah-reptil.
Bagaimanapun, tak satu pun dari “bentuk transisi” ini ditemukan walau dikaji
secara meluas oleh para evolusionis dan ratusan ribu fosit telah digali.
Evolusionis menggunakan model
punctuated equilibrium dengan harapan untuk menyembunyikan kegagalan besar dari
fosil ini. Sebagai-mana telah dinyatakan sebelumnya, sangat jelas bahwa teori
ini adalah khayalan, maka ia segera menelan dirinya sendiri. Model punctuated
equilibrium tidak pernah diajukan sebagai sebuah model yang konsisten tetapi
lebih digunakan sebagai pelarian dari masalah tidak sesuainya model evolusi
bertahap. Karena evolusionis dewasa ini menyadari bahwa organ-organ kompleks
seperti mata, sayap, paru-paru, otak dan lain-lain secara eksplisit membantah
model evolusi betahap, dalam masalah khusus ini mereka terpaksa berlindung di
balik interpretasi fantastis dari model punctuated equilibrium.
Adakah Catatan Fosil yang Membuktikan Teori Evolusi?
Menurut teori evolusi, evolusi dari
satu spesies ke spesies lain berlangsung secara bertahap, sedikit demi sedikit
dlam jangka waktu jutaan tahun. Kesimpulan logis dari klaim ini adalah bahwa
seharusnya pernah terdapat sangat banyak organisme hidup yang disebut “bentuk
transisi” selama periode perubahan yang panjang ini. Karena evolusionis
berpendapat bahwa semua makhluk hidup berevolusi dari makhluk hidup lain
melalui perubahan bertahap, maka seharusnya mereka muncul dalam jumlah dan
variasi sampai jutaan.
Jika binatang-binatang seperti ini
memang pernah ada, maka kita seharusnya menemukan sisa-sisa mereka di
mana-mana. Malah, jika tesis ini benar, jumlah bentuk-bentuk transisi antara
ini pun semestinya jauh lebih besar daripada spesies binatang masa kini dan
sisa-sisa mereka seharusnya ditemukan di seluruh penjuru dunia.
Semenjak Darwin, evolusionis telah
mencari fosil-fosil dan hasil-hasilnya bagi mereka lebih merupakan kekecewaan
yang mendalam. Tidak pernah ditemukan di manapun di dunia baik di daratan
maupun di kedalaman laut bentuk transisi antara apa pun dari dua spesies.
Darwin sendiri sadar akan ketiadaan
bentuk-bentuk peralihan ter-sebut. Ia berharap bentuk-bentuk peralihan itu akan
ditemukan di masa mendatang. Namun di balik harapan besarnya ini, ia sadar
bahwa rin-tangan utama teorinya adalah ketiadaan bentuk-bentuk peralihan.
Kare-na itulah dalam buku The Origin of Species, pada bab “Difficulties of the
Theory” ia menulis:
… Jika suatu spesies memang berasal
dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak
melihat sejumlah besar bentuk transisi di mana pun? Mengapa alam tidak berada
dalam keadaan kacau-balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies
hidup dengan bentuk sebaik-baiknya?.... Menurut teori ini harus ada
bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak menemukan
mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung?.... Dan pada daerah
peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita
temu-kan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah lama
kesulit-an ini sangat membingungkan saya. 1
Darwin memang layak untuk khawatir.
Masalah ini pun menggang-gu evolusionis lain. Seorang ahli paleontologi Inggris
ternama, Derek V. Ager, mengakui fakta ini meskipun dirinya seorang
evolusionis:
Jika kita mengamati catatan fosil
secara terperinci, baik pada tingkat ordo maupun spesies, maka yang selalu kita
temukan bukanlah evolusi bertahap, namun ledakan tiba-tiba satu kelompok
makhluk hidup yang disertai kepunahan kelompok lain. 2
Kekosongan dalam catatan fosil tidak
dapat dijelaskan dengan la-munan bahwa belum cukup banyak fosil yang digali dan
bahwa fosil yang hilang ini akan ditemukan suatu hari. Seorang evolusionis ahli
pale-ontologi, T. Neville George mejelaskan alasannya:
Tidak ada gunanya lagi menjadikan
keterbatasan catatan fosil seba-gai alasan. Entah bagaimana, catatan fosil
menjadi berlimpah dan hampir tidak dapat dikelola, dan penemuan bermunculan
lebih cepat dari pengin-tegrasian... Bagaimanapun, akan selalu ada kekosongan
pada catatan fosil. 3
Kehidupan Muncul di Muka Bumi dengan
Tiba-Tiba dan dalam Bentuk Kompleks
Ketika lapisan bumi dan catatan fosil
dipelajari, terlihat bahwa semua makhluk hidup muncul bersamaan. Lapisan bumi
tertua tempat fosil-fosil makhluk hidup ditemukan adalah Kambrium, yang
diperkirakan berusia 530-520 juta tahun.
Makhluk hidup yang ditemukan pada
lapisan bumi periode Kam-brium muncul pada catatan fosil dengan tiba-tiba,
tanpa nenek moyang yang hidup sebelumnya. Beragam makhluk hidup yang kompleks
muncul begitu tiba-tiba, sehingga literatur geologi menyebut kejadian ajaib ini
sebagai “Ledakan Kambrium” (Cambrian Explosion).
Sebagian besar bentuk kehidupan yang
ditemukan dalam lapisan ini memiliki sistem kompleks seperti mata, atau
sistem-sistem dalam organ-isme dengan organisasi yang sangat maju seperti
insang, sistem pere-daran darah, dan seterusnya. Tidak ada tanda-tanda dalam
catatan fosil yang menunjukkan bahwa organisme-orgnisme ini memiliki nenek
moyang apa pun. Richard Monastersky, editor Earth Sciences, salah satu terbitan
populer dalam literatur evolusionis, memberikan pernyataan mengenai kemunculan
tiba-tiba dari spesies hidup:
Setengah milyar tahun lalu,
binatang-binatang dengan bentuk-bentuk sa-ngat kompleks seperti yang kita lihat
pada masa kini muncul secara tiba-tiba. Momen ini, tepat di awal Periode
Kambrium Bumi sekitar 550 juta tahun lalu, menandai ledakan evolusioner yang
mengisi lautan dengan makhluk-makhluk hidup kompleks pertama di dunia. Filum
binatang besar masa kini ternyata telah ada di awal masa Kambrium.
Binatang-binatang pertama itu pun berbeda satu sama lain sebagaimana
binatang-binatang saat ini. 4
Karena tidak mampu menemukan jawaban
atas pertanyaan bagai-mana bumi menjadi dipenuhi oleh ribuan spesies binatang
yang berbeda, para evolusionis menambahkan periode 20 juta tahun imajiner
sebelum Periode Kambrium untuk menjelaskan bagaimana kehidupan bermula dan
“sesuatu yang tidak diketahui terjadi”. Periode ini disebut “jurang
evolusioner”. Belum pernah ditemukan bukti tentang hal ini dan konsep tersebut
masih tetap samar-samar dan tak terdefinisikan hingga kini.
Pada tahun 1984, sejumlah besar
invertebrata yang kompleks digali di Chengjiang, tepatnya di dataran tinggi
Yunan tengah di wilayah pegu-nungan Cina barat data. Di antaranya adalah
trilobita, yang sekarang sudah punah, tetapi tak kurang kompleksnya dari
struktur invertebrata modern mana pun.
Ahli paleontologi evolusionis dari
Swedia, Stefan Bengston, menerangkan situasi ini sebagai berikut:
Jika ada peristiwa apa pun dalam
sejarah kehidupan yang menyamai mitos penciptaan manusia, tentunya
diversifikasi tiba-tiba dari kehidupan laut ketika organisme bersel banyak
mengambil alih pe-ran utama dalam ekologi dan evolusi. Peristiwa yang
membingungkan (dan memalukan) bagi Darwin ini masih memesona kami. 5
Kemunculan tiba-tiba dari
makhluk-makhluk hidup yang kompleks yang tanpa pendahulu ini juga tidak kurang
membingungkan (dan memalukan) bagi para evolusionis masa kini dibandingkan bagi
Darwin 135 tahun yang lalu. Hampir satu setengah abad, mereka belum maju satu
langkah pun dari titik yang telah menghadang Darwin.
Sebagaimana dapat dilihat, catatan
fosil menunjukkan bahwa makh-luk hidup tidak berevolusi dari bentuk primitif ke
bentuk yang lebih maju, namun justru muncul secara tiba-tiba dan dalam bentuk
yang sempurna. Ketiadaan bentuk-bentuk transisi tidak hanya pada periode
Kambrium. Tidak satu pun bentuk transisi yang diduga evolusionis sebagai
“kemajuan” evolusioner dari vertebrata dari ikan ke amfibi, reptil, burung dan
mamalia yang pernah ditemukan. Setiap spesies hidup muncul secara seketika dan
daslam bentuknya yang sekarang, sempurna dan lengkap, pada catatan fosil.
Ringkasnya, makhluk hidup tidak
muncul melalui evolusi, tetapi diciptakan.
PEMALSUAN FOSIL
Penipuan pada Gambar
Catatan fosil merupakan sumber utama
bagi pencari bukti teori evolusi. Ketiak ditelaah secara teliti dan tanpa praduga,
catatan fosil lebih menyanggah teori evolusi daripada mendukungnya. Namun
begitu, interpetasi yang menyesatkan tentang fosil oleh para evolusionis dan
presentasi mereka yang penuh prasangka kepada publik telah memberi kesan pada
banyak orang bahwa catatan fosil mendukung teori evolusi.
Kerentanan beberapa temuan dalam
catatan fosil terhadap semua jenis interpretasi ternyata sangat baik melayani
keinginan para evolusionis. Fosil-fosil yang digali kebanyakannya tidak
memuaskan bagi identifikasi yang dapat diandalkan. Mereka kebanyakan merupakan
fragmen-fragmen tulang yang tidak lengkap dan terpencar-pencar. Kare-na ini,
sangat mudah mendistorsi data yang tersedia dan menggunakan-nya sebagaimana
diinginkan. Tidak mengejutkan, rekonstruksi (gambar dan model) yang dibuat oleh
evolusionis dengan berdassarkan pada sisa-sisa fosil semacam itu disiapkan
secara sepenuhnya spekulatif untuk men-dukung tesis evolusioner. Karena publik
telah dipengaruhi sebelumnya dengan informasi-informasi visual, model-model konstruksi
imajinier ini digunakan utnuk meyakinkan mereka bahwa makhluk-makhluk yang
direkonstruksi benar-benar ada di masa silam.
Periset-periset evolusionis
menggambarkan makhluk-makhluk ima-jiner yang menyerupai manusia, biasanya dari
hanya sepotong gigi, frag-men rahang, atau tulang lengan atas, dan menampilkan
mereka kepada publik secara sensasional seolah mereka terhubung dalam evolusi
manusia. Gambar-gambar ini telah memainkan peranan penting dalam pengukuhan
gambaran tentang “manusia primitif” dalam benak banyak orang.
Kajian-kajian yang didasarkan pada
sisa-sisa tulang ini hanya dapat menampilkan karakteristik sangat umum dari
0bjek tersebut. Detail yang khusus terdapat pada jaringan lunak yang dengan
cepat musnah bersama waktu. Dengan jaringan lunak yang diinterpretasikan secara
spekulatif, segala sesuatu menjadi mungkin dalam batasan imajinasi pembuat
rekon-struksi. Earnst A. Hooten dari Universitas Harvard menjelaskan
situasi-nya seperti ini:
Usaha untuk menyusun kembali
bagian-bagian lunak adalah pekerjaan yang lebih berisiko lagi. Bibir, mata,
telinga dan ujung hidung tidak meninggalkan tanda apa pun pada tulang di
bawahnya yang bisa menjadi petunjuk. Dengan kemudahan yang sama, dari sebuah
tengkorak Neandertaloid, Anda dapat merekonstruksi muka simpanse atau roman
aristokrat seorang filsuf. Nilai ilmiah restorasi hipotetis tipe-tipe manusia
purba ini sedikit sekali, itu pun kalau ada, dan ini cenderung hanya
menyesatkan masyarakat.... Jadi, janganlah Anda mempercayai rekonstruksi.6
Kajian-Kajian yang Dilakukan untuk
Menghasilkan Fosil-Fosil Palsu
Karena tidak mampu menemukan bukti
yang sahih bagi teori evolusi dalam catatan fosil, beberapa evolusionis telah
berspekulasi untuk mem-buatnya sendiri. Upaya-upaya ini , yang telah dimasukkan
ke dalam ensi-klopedia di bawah judul “penipuan evolusi”, merupakan indikasi
yang paling berbicara bahwa teori evolusi merupakan ideologi dan falsafah yang
diperjuangkan sekuat-kuatnya oleh evolusionis. Selanjutnya, inilah dua dari
berbagai penipuan tersebut, yang paling menghebohkan.
Manusia Piltdown
Charles Dawson, seorang dokter
terkenal yang juga ahli paleoantro-pologi amatir, menyatakan bahwa ia telah
menemukan tulang rahang dan fragmen tengkorak di dalam sebuah lubang di
Piltdown, Inggris, pada tahun 1912. Tulang rahang tersebut lebih mirip tulang
rahang kera, tetapi gigi dan tengkoraknya seperti milik manusia. Spesi-men ini
dibabtis sebagai “Manusia Piltdown”. Fosil ini diduga berusia 500 ribu tahun,
dan dipajang di beberapa museum sebagai bukti mutlak evolusi manusia. Selama
lebih dari 40 tahun, telah banyak artikel ilmiah mengenai “Manusia Piltdown”
ditulis, sejumlah penafsiran dan gambar dibuat, dan fosil tersebut dikemukakan
sebagai bukti penting evolusi manusia.
Pada tahun 1949, para ilmuwan
melakukan pengujian atas fosil ini sekali lagi dan menyimpulkan bahwa “fosil”
tersebut merupakan penipuan yang disengaja yang terdiri dari tengkorak manusia
dan rahang orang utan.
Dengan menggunakan metoda fluorin,
para peneliti menemukan bahwa tengkorak tersebut hanya berusia beberapa ribu
tahun. Gigi pada tulang rahang, yang berasal dari orang utan telah dibuat
seolah usang, dan peralatan-peralatan “primitif” yang ditemukan bersama fosil
hanya imitasi sederhana yang telah diasah dengan peralatan baja. Dalam analisis
teperinci yang diselesaikan oleh Oaklely, Weiner dan Clark, mereka
mengungkapkan pemalsuan ini kepada publik pada tahun 1953. Tengkorak tersebut
milik manusia yang berusia 500 tahun, dan tulang rahangnya milik kera yang baru
saja mati! Kemudian gigi-gigi disusun berderet dan ditambahkan pada rahangnya
secara khusus, dan sendinya dirancang menyerupai sendi manusia. Lalu semua
bagian diwarnai de-ngan potasium dikromat agar tampak tua. (Warna ini memudar
ketika dicelup dalam larutan asam). Le Gros Clark, anggota tim yang mem-bongkar
penipuan ini, tidak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya:
Bukti-bukti abrasi tiruan dengan
segera tampak di depan mata. Hal ini begitu jelasnya hingga patut dipertanyakan
bagaimana ini sampai lolos dari pengamatan sebelumnya?7
Manusia Nebraska
Pada tahun 1922, Henry Fairfield
Osborn, direktur Museum Sejarah Alam Amerika, mengumumkan bahwa ia telah
menemukan sebuah fosil gigi geraham yang berasal dari periode Pliosin, di
Nebraska Barat, dekat Snake Brook. Gigi ini dinyatakan memiliki karakteristik
gigi manusia dan gigi kera. Argumentasi ilmiah yang mendalam pun dimulai.
Sebagian orang menafsirkan gigi ini berasal dari Pithecanthropus Erectus,
sedang-kan yang lain menyatakan gigi tersebut lebih menyerupai gigi manusia.
Fosil yang menimbulkan perdebatan sengit ini dinamakan “Manusia Nebraska”.
Manusia baru ini juga dengan segera diberi “nama ilmiah”: Hesperopithecus
Haroldcooki.
Banyak ahli yang memberikan dukungan
kepada Osborn. Berdasar-kan satu gigi ini, rekonstruksi kepala dan tubuh Manusia
Nebraska pun digambar. Lebih jauh, Manusia Nebraska bahkan dilukiskan bersama
keluarganya.
Pada tahun 1927, bagian lain
kerangkanya juga ditemukan. Menurut potongan-potongan tulang ini, gigi tersebut
bukan milik manusia atau kera, melainkan milik spesies babi liar Amerika yang
telah punah, bernama prosthennops.
Apakah Manusia dan Kera Berasal dari
Nenek Moyang yang Sama?
Darwinis menyatakan bahwa manusia
modern saat ini berevolusi dari makhluk serupa kera. Menurut mereka, selama
proses evolusi yang diperkirakan berawal 4-5 juta tahun lalu, terdapat beberapa
“bentuk transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurut ske-nario
yang sepenuhnya rekaan ini, terdapat empat “kategori” dasar:
Evolusionis menyebut nenek moyang
pertama manusia dan kera sebagai “Australopithecus”, yang berarti “Kera Afrika
Selatan”. Austra-lopithecus hanyalah spesies kera kuno yang telah punah, dan
memiliki beragam tipe. Sebagian berperawakan tegap, dan sebagian lain bertubuh
kecil dan ramping.
Evolusionis menggolongkan tahapan
evolusi manusia berikutnya sebagai “homo”, yang berarti “manusia”. Menurut
pernyataan evolu-sionis, makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang
dari-pada Australopithecus, dan tidak terlalu berbeda dengan manusia mo-dern.
Manusia modern di zaman kita, Homo sapiens, dikatakan terbentuk pada tahapan
terakhir evolusi spesies ini.
Masalahnya, apa yang disebut sebagai
Australopithecus dalam ske-nario khayalan yang dibuat oleh evolusionis
sebenarnya adalah kera yang telah punah, dan apa yang digolongkan kepada seri
Homo tersebut merupakan anggota dari beragam ras manusia yang hidup di masa
lam-pau dan telah menghilang. Evolusionis menyusun beragam kera dan fo-sil
manusia dalam urutan dari yang terkecil kepada yang terbesar untuk membentuk
skema “evolusi manusia”. Riset, bagaimanapun, telah menunjukkan bahwa
fosil-fosil ini sama sekali tidak mengarah kepada proses evolusioner dan
beberapa dari yang dianggap sebagai nenek moyang manusia ini benar-benar kera
dan sebagian lagi benar-benar manusia.
Sekarang, mari kita memperhatikan
Australopithecus, yang bagi pa-ra evolusionis merupakan tingkat pertama dari
skema evolusi manusia.
Australopithecus: Spesies Kera yang Telah Punah
para evolusionis menyatakan bahwa
Australopithecus merupakan nenek moyang paling primitif dari manusia modern.
Mereka merupakan spesies tua dengan struktur kepala dan tengkorak serupa dengan
kera modern, walau kapasitas tempurung kepalanya lebih kecil. Menurut
pernyataan evolusionis, makhluk-makhluk ini memiliki sifat sangat penting yang
membuktikan bahwa mereka adalah nenek moyang manusia: bipedalisme.
Gerakan kera dan manusia sangat
berbeda. Manusia adalah satu-sa-tunya makhluk hidup yang bergerak dengan bebas
menggunakan kedua kakinya. Beberapa hewan juga memiliki kemampuan terbatas
untuk ber-gerak seperti ini, tetapi mereka yang memiliki kerangka yang bungkuk.
Menurut evolusionis, makhluk-makhluk
hidup yang disebut Austra-lopithecus ini memiliki kemampuan untuk berjalan
membungkuk, tidak dengan postur tegak seperti manusia. Walau begitu, cara
berjalan bipedal yang terbatas ini sudah cukup untuk membuat evolusionis untuk
mem-proyeksikan bahwa makhluk ini merupakan nenek moyang manusia.
Bagaimanapun, bukti pertama yang
menyanggah pernyataan tanpa bukti para evolusionis bahwa Australopithecus
merupakan bipedal datang dari evolusionis sendiri. Kajian-kajian mendetail pada
fosil-fosil Australopithecus memaksa evolusionis untuk mengakui bahwa mereka
tampak “terlalu” mirip kera. Setelah melakukan riset anatomis terinci pada
fosil-fosil Australopithecus pada pertengahan tahun 1970-an, Charles E. Oxnard
mempersamakan struktur kerangka Australopithecus dengan milik orang utan
modern.
“Sebuah bagian penting dari
kebijaksanaan konvensional dewasa ini tentang evolusi manusia didasarkan pada
kajian atas gigi, rahang dan fragmen-fragmen tengkorak fosil-fosil
Australopithecus. Ini semua menunjukkan bahwa hubungan terdekat antara
asutralopithecus dengan silsilah manusia mungkin tidak benar. Semua fosil ini
berbeda dari gorila, simpanse dan manusia. Jika dikaji sebagai sebuah grup,
Australopithecus lebih mirip dengan orang utan.” 8
Yang benar-benar memalukan
evolusionis adalah temuan bahwa Australopithecus tidak mungkin berjalan dengan
dua kaki dan dengan postur bungkuk. Hal ini secara fisik akan sangat tidak
efisien bagi Aus-tralopithecus, yang dinyatakan sebagai bipedal tapi dengan
cara berjalan membungkuk, untuk berjalan seperti itu karena akan membutuhkan
energi yang sangat besar. Melalui simulasi komputer pada tahun 1996, ahli
Paleoantropologi Inggris Robin Crompton juga menunjukkan bahwa cara berjalan
“gabungan” seperti itu tidak mungkin. Crompton mencapai kesimpulan berikut:
makhluk hidup dapat berjalan dengan salah satu dari dua cara: tegak atau dengan
empat kaki. Bentuk cara berjalan di antara keduanya tidak dapat dilakukan untuk
periode yang yanjang karena membutuhkan energi yang sangat besar. Ini berarti
bahwa Australopithecus tidak mungkin sekaligus bipedal dan memiliki posisi
berjalan membungkuk.
Barangkali kajian terpenting yang
menunjukkan bahwa Australo-pithecus tidak mungkin bipedal adalah di tahun 1994
dari riset ahli ana-tomi Fred Spoor dan timnya di Departemen Anatomi Manusia
dan Biolo-gi Seluler di Universitas Liverpool, Inggris. Grup ini melakukan
kajian atas bipedalisme pada makhluk-makhluk hidup yang memfosil. Riset mereka
menyelidiki mekanisme keseimbangan secara tak sengaja yang ditemukan dalam
rumah siput pada telinga, dan temuan menunjukkan secara meyakinkan bahwa
Australopithecus tidak mungkin bipedal. Ini membantah klaim bahwa
Australopithecus menyerupai manusia.
Seri Homo : Benar-Benar Manusia
Langkah selanjutnya dalam evolusi
manusia rekaan adalah “Homo”, yaitu seri manusia. Makhluk-makhluk hidup ini
adalah manusia yang tidak bebeda dari manusia modern, tetapi memiliki beberapa
perbedaan rasial. Karena berusaha untuk membesar-besarkan perbedaan-perbedaan
ini, evolusionis menampilkan orang-orang ini tidak sebagai suatu “ras” manusia
modern, tetapi sebagai suatu “spesies” yang berbeda. Bagaima-napun, sebagaimana
kita akan segera lihat, orang-orang pada seri Homo tidak lebih dari tipe ras
manusia biasa.
Menurut skema rekaan evolusionis,
evolusi internal spesies Homo adalah sebagai berikut: pertama Homo erectus,
kemudian Homo sapiens purba dan Manusia Neandertal, lalu Manusia Cro-Magnon dan
terakhir manusia modern.
Walau klaim evolusionis bertolak
belakang, semua “spesies” yang telah kita sebutkan di atas tidak lain dari
manusia murni. mari kita pertama menguji Homo Erectus, yang dirujuk evolusionis
sebagai spesies manusia yang paling primitif.
Bukti paling mengejutkan yang
menunjukkan bahwa Homo erectus bukanlah spesies “primitif” adalah fosil “Anak
Lelaki Turkana”, salah satu sisa Homo erectus tertua. Fosil tersebut
diperkirakan milik seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, yang mungkin akan
mencapai tinggi dewasa 1,83 meter. Struktur kerangka yang tegak dari fosil
tidak berbeda dengan manusia modern. Struktur kerangkanya yang tinggi dan
langsing sepenuhnya menyerupai milik orang-orang yang tinggal di wilayah
tro-pis pada zaman kita. Fosil ini merupakan salah satu dari bukti paling
penting bahwa Homo Erectus tidak lebih dari spesimen lain dari ras ma-nusia
modern. Ahli paleontologi evolusionis Richard Leakey memban-dingkan antara Homo
erectus dan manusia sebagai berikut:
Perbedaan bentuk tengkorak, tingkat
tonjolan wajah, kekokohan dahi dan sebagainya akan terlihat.
Perbedaan-perbedaan ini mungkin seperti yang kita saksikan saat ini pada
ras-ras manusia modern yang terpisah secara geografis. Variasi biologis semacam
ini muncul ketika populasi-populasi saling terpisah secara geografis untuk
kurun waktu yang lama.9
Hal yang ingin disampaikan oleh
Leakey adalah bahwa perbedaan antara Homo erectus dan kita tidak lebih dari
perbedaan antara Negro dan Eskimo. Bentuk tempurung kepala Homo erectus berasal
dari cara makan mereka, dan emigrasi genetis dan dari tidak berasimilasinya
me-reka dengan ras-ras manusia lainnya selama periode yang panjang.
Bukti kuat lainnya bahwa Homo erectus
bukan spesies “primitif” adalah bahwa fosil dari spesies ini yang digali
berumur 27.000 tahun dan malahan 13.000 tahun. Menurut artikel yang dimuat
dalam Time - yang bukanlah terbitan periodis ilmiah, namun bagaimanapun
memiliki efek mempengaruhi duania ilmu pengetahuan - fosil Homo erectus berusia
27.000 tahun ditemukan di pulau Jawa. Di rawa Kow di Australia, bebera-pa fosil
berusia 13.000 tahun ditemukan dengan membawa karakteristik Homo Sapiens-Homo
erectus. Semua fosil ini menunjukkan bahwa Homo erectus terus hidup hingga ke
masa yang sangat dekat dengan zaman kita dan mereka tak lebih dari ras manusia
yang sejak itu telah terkubur dalam sejarah.
Homo Sapienns Purba dan Manusia Neandertal
Homo sapiens purba adalah pelopor
dari manusia kontemporer da-lam skema evolusioner rekaan. Nyatanya, evolusionis
tidak berbicara banyak tentang manusia-manusia ini, seakan hanya terdapat
perbedaan-perbedaan minor di antara mereka dan manusia modern. Beberapa
peri-set malah menyatakan bahwa perwakilan dari ras ini masih hidup hari ini,
dan menunjuk suku Aborigin di Australia sebagai contoh. Seperti Homo sapiens,
Aborigin juga memiliki alis mata yanag tebal dan menonjol, struktur mandibular
yang cenderung ke dalam, dan volume tempurung kepala yang sedikit lebih kecil.
Lebih jauh lagi, penemuan-penemuan yang berarti telah didapat, mengisyaratkan
bahwa manusia semacam itu pernah hidup di Hungaria dan beberapa desa di Italia
sampai beberapa waktu yang lalu.
Evolusionis menunjuk fosil manusia
yang digali di lembah Neander di Belanda yang telah dinamai Manusia Neandertal
sebagai suatu sub spesies dari manusia modern dan menamakannya “Homo sapiens
nean-dertalensis”. Jelas bahwa ras ini hidup bersama dengan manusia modern,
pada waktu dan area yang sama. Temuan-temuan membuktikan bahwa Neandertal
mengubur mayat kerabat mereka, membuat alat musik dan memiliki hubungan
kebudayaan dengan Homo sapiens sapiens yang hi-dup seperiode. Struktur
tengkorak dan kerangka yang sepenuhnya mo-dern dari fosil-fosil Neandertal tidak
terbuka atas spekulasi apa pun. Seorang pakar dalam subjek ini, Erik Trinkaus
dari Universitas New Mexico menulis:
Perbandingan anatomis terperinci
antara sisa-sisa kerangka Neandertal dengan kerangka manusia modern tidak
menunjukkan dengan pasti bahwa kemampuan lokomotif, manipulatif, intelektual
atau bahasa Neandertal lebih rendah dari manusia modern.10
Nyatanya, Neandertal malah memiliki
beberapa kelebihan “evolusi-oner” dibanding manusia modern. Kapasitas tempurung
kepala Nender-tal lebih besar dari manusia modern dan mereka lebih kekar dan
berotot dibandingkan kita. Trinkaus menambahkan: “Salah satu keistimewaan
Neandertal yang paling karakteristik adalah kemasifan yang luar biasa dari
tulang-tulang batang tubuh dan anggota badannya. Semua tulang yang terawetkan
menunjukkan kekuatan yang jarang dimiliki manusia modern. Lebih jauh lagi,
tidak hanya kekekaran ini tampak pada lelaki dewasa, seperti yang diperkirakan
orang, tetapi juga muncul pada wanita dewasa, remaja bahkan anak-anak.”
Persisnya, Neandertal merupakan suatu
ras manusia khusus yang terasimilasi dengan ras-ras lain dengan perjalanan
waktu.
Dapatkah Kehidupan Muncul dari
Kebetulan Sebagaimana Dinyatakan
Evolusi?
Teori evolusi menyatakan bahwa
kehidupan berawal dari sebuah sel yang terbentuk secara kebetulan di bawah
kondisi-kondisi bumi primitif. Karenanya, mari kita menguji komposisi sel
dengan perbandingan seder-hana untuk menunjukkan betapa irasionalnya untuk
menganggap keber-adaan sel struktur yang masih merupakan misteri dalam banyak
hal, bah-kan pada waktu kita hendak menginjak abad ke 21 berasal dari fenomena
alam dan kebetulan.
Dengan semua sistem operasionalnya,
sistem komunikasi, trans-portasi dan manajemen, sebuah sel tidak kurang
rumitnya dari sebuah kota. Sel memiliki stasiun pembangkit yang menghasilkan
energi untuk dikonsumsi sel, pabrik-pabrik pembuat enzim dan hormon-hormon yang
penting bagi kehidupan, bank data yang mencatat semua informasi penting tentang
seluruh produk yang harus dihasilkan, sistem trans-portasi yang kompleks dan
pipa-pipa penyalur bahan mentah dan bahan jadi dari satu tempat ke tempat lain,
laboratorium dan tempat penyu-lingan canggih untuk menghancurkan bahan mentah
dari luar menjadi bahan-bahan berguna, dan protein membran sel khusus untuk
mengon-trol keluar-masuknya materi. Dan semua ini hanya sebagian kecil dari
sistem yang sangat kompleks tersebut.
Jauh dari kemungkinan terbetuk di
bawah kondisi-kondisi bumi primitif, sel, yang komposisi dan mekanismenya
begitu kompleks, tidak dapat dibuat walaupun di dalam laboratorium tercanggih
di masa kini. Bahkan dengan menggunakan asam-asam amino, bahan pembangun sel,
tidak mungkin untuk menghasilkan walau hanya sebuah organel tunggal sebuah sel,
seperti mitokondria atau ribosom, apalagi keseluruhan sel. Sel pertama yang
diklaim telah diproduksi oleh kebetulan evolusioner tak lebih dari isapan
jempol dan hasil dari dongengan sebagaimana kuda unicorn.
Protein Menggugat Teori Kebetulan
Bukan hanya sel yang tak dapat
diproduksi: satu saja protein dari ribuan molekul protein kompleks pembangun
sel, tidak mungkin terbentuk dalam kondisi alamiah.
Protein adalah molekul raksasa yang
terdiri dari satuan-satuan kecil yang disebut “asam amino” yang tersusun dalam
urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini
merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri dari
50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang terdiri dari ribuan asam amino.
Ketidakhadiran, penambahan atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah
struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menja-di gumpalan molekul
tak berguna. Karena tidak mampu menjelaskan “pembentukan secara kebetulan” dari
asam amino, teori evolusi terpero-sok pada titik pembentukan protein.
Fakta bahwa struktur fungsi-onal
sebuah protein tidak dapat muncul secara kebetulan akan mu-dah diamati dengan
perhitungan probabilitas sederhana yang dapat dipahami semua orang.
Terdapat 20 asam amino yang berbeda.
Jika kita anggap bahwa sebuah molekul protein berukuran rata-rata dibangun oleh
288 asam amino, akan terdapat 10300 kombinasi asam. Dari seluruh kemungkinan,
hanya satu urutan yang membentuk molekul protein yang diinginkan. Sisanya
adalah rantai asam amino yang sama sekali tidak berguna atau berpotensi
membahayakan makhluk hidup. Dengan kata lain, probabilitas pembentukan satu
molekul protein adalah “1 banding 10300”. Probabilitas dari “1” berbanding
dengan angka “astronomis” yang terdiri dari angka 1 diikuti 300 nol untuk semua
tujuan praktis adalah nol. Ini adalah hal yang mustahil. Selain itu, molekul
protein dengan 288 asam amino lebih sederhana dibandingkan molekul-molekul
protein raksasa yang terdiri dari ribuan asam amino. Bila kita melakukan
perhitungan probabilitas serupa pada molekul-molekul protein raksasa tersebut,
kita akan membutuhkan ungkapan yang lebih dari sekadar "mustahil".
Jika pembentukan secara kebetulan
dari salah satu protein ini saja tidak mungkin, milyaran kali lebih tidak
mungkin untuk sekitar satu juta protein-protein itu muncul secara kebetualn
dalam bentuk yang teror-ganisir dan membuat sebuah sel manusia yang komplit.
Lebih jauh lagi, sebuah sel bukan hanya sekumpulan protein. Di samping ptotein,
sel juga mengandung asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin, dan banyak lagi
bahan kimia seperti elektrolit, yang semuanya tersusun secara harmonis dan
dalam rancangan dengan proporsi yang tertentu, baik dalam struktur, maupun
fungsi. Masing-masing berfungsi sebagai bahan atau komponen pembangun dalam
beragam organel.
Sebagaimana telah kita lihat, evolusi
tidak mampu menjelaskan pem-bentukan bahkan satu saja dari milyaran protein
dalam sel, jangankan menjelaskan sel itu sendiri.
Prof. Dr. Ali Demirsoy, salah satu
pakar terkemuka tentang pemi-kiran evolusionis di Turki, dalam bukunya Kalitim
ve Evrim (Pewarisan Sifat dan Evolusi), membicarakan kemungkinan pembentukan
secara kebetulan Sitokrom-C. salah satu enzim penting bagi kehidupan:
Probabilitas pembentukan rangkaian
sitokrom-C mendekati nol. Jadi, jika kehidupan memerlukan sebuah rangkaian
tertentu, maka dapat dikatakan bahwa ia memiliki probabilitas untuk terwujud
hanya satu kali di seluruh alam semesta. Jika tidak, kekuatan-kekuatan
metafisis di luar definisi kita mestilah telah berperan dalam pembentukan
tersebut. Menerima pernyataan terakhir ini tidak sesuai dengan tujuan-tujuan
ilmu pengetahuan, karenanya kita harus mengkaji hipotesis pertama. 11
Setelah baris di atas, Demirsoy
mengakui bahwa probabilitas ini, yang ia terima hanya karena “lebih patut bagi
tujuan ilmu pengetahuan”, tidak masuk akal:
Probabilitas menghasilkan rangkaian
asam amino tertentu dari sitokrom-C adalah seperti kemungkinan seekor monyet
menulis sejarah manusia dengan mesin tik dengan mengabaikan kenyataan bahwa
kera itu menekan tuts-tuts secara acak.12
Rangkaian yang benar dari asam-asam
amino yang tepat saja tidak cukup bagi pembentukan salah satu molekul protein
yang terdapat dalam makhluk hidup. Di samping ini, masing-masing dari 20 tipe
asam amino yang berbeda yang terdapat dalam komposisi protein harus merupakan
asam amino Levo. Secara kimiawi, terdapat dua jenis yang berbeda, yaitu “levo”
(kiri) dan “dextro” (kanan). Perbedaan di antara keduanya adalah simetri cermin
antara struktur tiga dimensi mereka, yang serupa dengan simetri tangan kiri dan
kanan manusia. Asam-asam amino dari kedua jenis ini ditemukan dalam jumlah yang
sama di alam dan mereka dapat saling berikatan degnan sempurna.
Namun,penelitian mengungkapkan sebuah fakta yagn mengejutkan: semua protein hewan
dan tumbuhan, dari organisme paling sederhana hingga paling kompleks, terdiri
dari asam amino Levo. Jika ada satu saja asam amino Dextro yang terikat pada
struktur sebuah protein, maka protein tersebut menjadi tidak berfungsi.
Mari sesaat kita umpamakan bahwa
kehidupan muncul secara kebe-tulan seperti yang dinyatakan evolusionis. Dalam
hal ini, asam amino Levo dan asam amino Dextro yang terbentuk secara kebetulan
seharus-nya ada dalam jumlah seimbang di alam. Pertanyaan tentang bagaimana
protein dapat memilih asam amino Levo dari seluruh asam amino, dan mengapa
tidak ada satu pun asam amino Dextro terlibat dalam proses kehidupan, masih
menjadi tantangan bagi evolusionis. Dalam Britannica Science Encyclopaedia,
pembela teori evolusi yang terang-terangan, dinya-takan bahwa asam amino
seluruh makhluk hidup di bumi dan molekul pembangun polimer kompleks seperti
protein memiliki asimetri Levo yang sama. Ditambahkan bahwa ini sama artinya
dengan melempar uang logam sejuta kali dan selalu mendapatkan muka yang sama.
Dinyatakan juga bahwa tidak mungkin kita dapat memahami mengapa molekul menjadi
bentuk Levo atau Dextro. Pilihan ini berhubungan dengan sumber kehidupan di
bumi secara mengagumkan.13
Asam amino tidak cukup hanya dengan
tersusun dalam jumlah, urutan dan struktur tiga dimensi yang tepat. Pembentukan
protein juga mengharuskan molekul-molekul asam amino yang memiliki lebih dari
satu lengan saling berikatan melalui cabang tertentu saja. Ikatan seperti itu
disebut “ikatan peptida”. Asam-asam amino dapat saling berikatan dengan
berbagai cara; tetapi protein hanya terdiri dari asam-asam amino yang terikat
dengan ikatan “peptida”.
Penelitian menunjukkan bahwa asam
amino yang berikatan secara acak hanya dapat menghasilkan ikatan peptida pada
rasio 50% dan sisa-nya berikatan dengan ikatan lain yang tidak terdapat pada
protein. Agar berfungsi dengan baik, setiap asam amino yang menyusun protein
harus berikatan hanya dengan ikatan peptida, sebagaimana asam amino tersebut
harus dipilih dari yang berbentuk Levo saja. Tak diragukan lagi, tidak ada
mekanisme kontrol untuk memilih dan mengeluarkan asam amino Dextro dan secara
pribadi memastikan bahwa masing-masing asam amino membuat ikatan peptida dengan
yang lain.
Di bawah keadaan ini, probabilitas
dari molekul protein rata-rata yang mengandung 500 asam amino menyusun diri
sendiri dalam jumlah dan rangkaian yang tepat, sebagai tambahan atas
probabilitas dari semua asam amino yang dikandungnya adalah hanya yang levo dan
bergabung menggunakan hanya ikatan-ikatan peptida adalah sebagai berikut:
- Probabilitas
500 asam amino tersebut terpilih dengan tepat
=
1/20500 = 1/10650
- Probabilitas
asam amino berbentuk = 1/2500 = 1/10150
- Probabilitas
asam-asam amino bergabung dengan ikatan peptida = 1/2499 = 1/10150
PROBABILITAS TOTAL = 1/10950 , yaitu
1 peluang dalam 10950
Seperti dapat dilihat di bawah ini,
probabilitas pembentukan sebuah molekul protein yang terdiri dari 500 asam
amino adalah “1” banding angka 1 yang diikuti oleh 950 buah angka nol. Sebuah
angka yang tidak dapat dipahami pemikiran manusia. Ini hanya perhitungan
teoretis di atas kertas. Dalam kenyataan, probabilitas seperti itu berpeluang
“0” untuk terjadi. Dalam matematika, probabilitas yang lebih kecil dari 1
ban-ding 1050, secara statistik dianggap memiliki peluang “0” untuk terjadi.
Meskipun sudah sedemikian jauh
kemustahilan pembentukan secara kebetulan pada sebuah protein yang tersusun
dari 500 asam amino, kita masih dapat terus memaksa batas akal kita dengan
kemustahilan yang lebih tinggi lagi. Molekul “hemoglobin”, sebuah protein yang
sangat vital, terdiri dari 574 asam amino lebih besar dibandingkan protein yang
kita bahas di atas. Sekarang, pikirkan ini: dalam satu sel darah merah dari
miliaran yang ada dalam tubuh kita, terdapat “280.000.000” (280 juta) molekul
hemoglobin! Perkiraan usia bumi tidak memberi cukup waktu bagi pembentukan
secara “coba-coba” untuk satu protein saja, apalagi satu sel darah merah.
Kesimpulan dari semua ini adalah: evolusi telah jatuh ke dalam jurang
kemustahilan sejak tahap pembentukan sebuah protein.
Mencari Jawaban dari Pembangkitan Kehidupan
Karena menyadari keganjilan atas
kemungkinan pembentukan kehidupan melalui kebetulan, evolusionis tidak mampu
menyediakan penjelasan yang masuk akal untuk keyakinan mereka, maka mereka
mulai mencari jalan untuk menunjukkan bahwa keganjilan tersebut bukannya tidak
mungkin.
Mereka merancang berbagai eksperimen
laboratorium untuk menja-wab pertanyaan bagaimana kehidupan dapat mengawali
dirinya sendiri dari materi tidak hidup. Di antaranya yang paling terkenal dan
dihormati adalah “Eksperimen Miller” atau “Eksperimen Urey-Miller” yang
dilaku-kan oleh peneliti Amerika bernama Stanley Miller pada tahun 1953.
Dengan tujuan untuk membuktikan bahwa
asam-asam amino dapat muncul secara kebetulan. Miller membuat lingkungan dalam
laborato-riumnya yang dia asumsikan terdapat di bumi purba (yang kelak terbukti
tidak realistis) dan mulai bekerja. Campuran yang ia gunakan untuk atmosfir
purba ini terdiri dari amonia, metan, hidrogen dan uap air.
Miller mengetahui bahwa metan,
amonia, uap air dan hidrogen tidak akan saling bereaksi. Ia sadar bahwa ia
harus menyuntikkan energi ke dalam campuran untuk memulai reaksi. Dia
menganggap energi ini bisa berasal dari kilat dalam atmosfir purba, dan dengan
berdasarkan perkir-aan ini, ia menggunakan sumber penghasil listrik buatan
dalam ekspe-rimennya.
Miller mendidihkan campuran gas ini
pada suhu 100°C selama se-minggu, dan sebagai tambahan dia mengalirkan arus
listrik. Di akhir minggu, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang
terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan tiga dari 20 jenis asam amino,
bahan dasar protein telah tersintesis.
Eksperimen ini membangkitkan semangat
evolusionis dan dianggap sebagai sukses besar. Didorong oleh eksperimen ini,
evolusionis segera membuat skenario baru. Miller dianggap telah membuktikan
bahwa asam-asam amino dapat terbentuk dengan sendirinya. Berdasarkan ini,
mereka segera membuat hipotesis tahap selanjutnya. Menurut skenario mereka, asam-asam
amino kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan untuk
membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan ini
menempatkan diri mereka dalam struktur seperti membran yang “entah bagaimana”
muncul dan membentuk sel primitif. Sel-sel kemudian bergabung dan membentuk
organisme hidup. Arus utama terbesar dari skenario ini adalah eksperi-men
Miller.
Akan tetapi, eksperimen Miller hanya
akal-akalan dan telah terbukti tidak benar dalam segala aspek.
Ketidakabsahan Eksperimen Miller
Hampir setengah abadberlalu semenjak
Miller melakukan ekspe-rimennya. Walaupun telah ditunjukkan ketidakabsahannya
dalam banyak segi, evolusionis masih mengemukakan Miller dan hasil-hasilnya
sebagai bukti absolut bahwa kehidupan dapat terbentuk secara spontan dari
materi tidak hidup. Jika kita menilai eksperimen Miller secara kritis, tanpa
bias dan subjektivitas pemikiran evolusionis, bagaimanapun, nyata bahwa
keadaannya tidak secerah yang digambarkan para evolusionis. Miller menentukan untuk
dirinya sendiri tujuan untuk membuktikan bahwa asam-asam amino dapat membentuk
diri sendiri dalam kondisi bumi purba. Beberapa asam-asam amino dihasilkan,
namun pelaksanaan eksperimen ini bertentangan dengan degnan tujuannya dalam
banyak cara, seperti kita akan lihat sekarang.
l Miller mengisolasi asam-asam amino
dari lingkungannya segera setelah mereka terbentuk, dengan menggunakan
mekanisme yang dise-but cold trap. Jika dia tidak melakukannya, kondisi
lingkungan tempat asam amino terbentuk akan segera menghancurkan molekul ini.
Tentu saja tak ada artinya untuk
menganggap bahwa mekanisme yang disengaja seperti ini integral dengan kondisi
bumi purba, yang melibatkan radiasi ultraviolet, sambaran kilat, beragam zat
kimia, dan oksigen bebas dalam prosentase tinggi. Tanpa mekanisme seperti ini,
kalaupun ada satu asam amino terbentuk, ia akan segera hancur.
l Lingkungan atmosfir purba yang
disimulasikan Miller dalam eksperimennya tidak realistis. Nitrogen dan karbon
dioksida merupakan bagian dari lingkungan atmosfir purba, tapi Miller
mengabaikan ini dan malah menggunakan metan dan amonia.
Mengapa? Mengapa para evolusionis
berkeras pada poin bahwa atmosfir primitif mengandung metan (CH4), amonia
(NH3), dan uap air (H2O) dalam jumlah besar? Jawabannya sederhana: tanpa
amonia, mus-tahil mensintesis asam amino. Kevin McKean mengungkapkan hal ini
dalam sebuah artikel yang dimuat dalam majalah Discover:
Miller dan Urey meniru atmosfir bumi
dahulu kala dengan campuran metan dan amonia. Menurut mereka, bumi merupakan
campuran homogen dari logam, batuan dan es. Namun, dalam penelitian terakhir
terungkap bahwa pada saat itu bumi sangat panas dan terbentuk dari nikel dan
besi cair. Jadi, atmosfir kimiawi saat itu seharusnya didominasi nitrogen (N2),
karbon dioksida (CO2) dan uap air (H20). Tetapi gas-gas ini bukan gas-gas yang
tepat untuk mensintesis se-nyawa organik, seperti metan dan amonia.14
Setelah bungkam cukup lama, Miller
sendiri mengakui pula bahwa kondisi atmosfir dalam eksperimennya tidak
realistis.
l Hal penting lain yang mengugurkan
eksperimen Miller adalah bahwa atmosfir bumi mengandung cukup banyak oksigen
untuk menghancurkan semua asam amino yang terbentuk. Konsentrasi oksigen ini
akan menghalangi pembentukan asam-asam amino. Situasi ini secara telak membantah
eksperimen Miller yang sama sekali mengabaikan oksi-gen. Jika oksigen digunakan
dalam eksperimen tersebut, metan akan terurai menjadi karbon dioksida dan air,
dan amonia menjadi nitrogen dan air. Selain itu, dalam lingkungan tanpa
oksigen, juga tidak akan ada lapisan ozon. Tanpa perlindungan lapisan ozon,
asam-asam amino akan segera hancur oleh sinar ultraviolet yang sangat intens.
l Di samping menghasilkan beberapa
asam-asam amino yang penting untuk kehidupan, eksperimen Miller juga
menghasilkan banyak asam organik yang bersifat merusak struktur dan fungsi
makhluk hidup. Jika ia tidak mengisolasi asam-asam amino tersebut dan
membiarkannya dalam lingkungan yang sama dengan senyawa-senyawa ini, reaksi
kimia yang terjadi akan menghancurkan atau mengubah asam amino menjadi senyawa
lain. Selain itu, di akhir eksperimen ini terbentuk sejumlah besar asam amino
Dextro.16 Keberadaan asam amino ini dengan sendirinya menyangkal teori evolusi,
karena asam amino Dextro tidak berfungsi dalam pembentukan sel makhluk hidup
dan jika dilibatkan dalam pembentukan protein akan membuat protein menjadi
tidak berguna .
Kesimpulannya, kondisi-kondisi di
mana asam amino terbentuk da-lam eksperimen Miller, tidak cocok bagi kehidupan.
Medium pembentuk-annya merupakan campuran asam yang menghancurkan dan
mengoksi-dasi molekul-molekul berguna yang diperoleh.
Nyatanya, evolusionis sendiri
menyangkal teori evolusi, sebagai-mana biasa terjadi, dengan mengajukan
eksperimen ini sebagai “bukti”. Jika ada yang dibuktikan eksperimen ini, adalah
bahwa asam-asam amino hanya dapat dihasilkan dalam lingkungan laboratorium
terkendali di mana semua kondisi dirancang khusus oleh intervensi yang
disengaja. Berarti, kekuatan yang dapat menghasilkan kehidupan (bahkan sekadar
asam-asam amino yang “hampir hidup”) sudah pasti bukan peristiwa kebetulan,
tetapi kehendak yang disengaja dengan kata lain, Penciptaan. Karena itulah
setiap tahap Penciptaan merupakan tanda yang membuktikan kepada kita keberadaan
dan kekuasaan Allah SWT.
Molekul Menakjubkan: DNA
Teori evolusi tidak dapat
memberikan penjelasan logis atas keber-adaan molekul-molekul dasar struktur
sel, perkembangan di bidang ge-netika dan penemuan asam nukleat (DNA dan RNA)
telah menghasilkan masalah baru bagi teori evolusi.
Pada tahun 1955, penelitian James
Watson dan Francis Crick terha-dap DNA membawa era baru dalam biologi. Banyak
ilmuwan meng-alihkan perhatian mereka pada ilmu genetika. Sekarang, setelah
pene-litian bertahun-tahun, para ilmuwan telah memetakan hampir semua struktur
DNA.
Di sini, kita perlu memberikan
beberapa informasi paling mendasar tentang struktur dan fungsi DNA.
Molekul yang disebut DNA, yang
ditemukan dalam nukleus pada setiap sel dari 100 trilyun sel di dalam tubuh
kita, mengandung rancang bangun lengkap untuk tubuh manusia. Informasi mengenai
seluruh ciri-ciri seseorang, dari penampilan fisik hingga struktur organ dalam,
tercatat dalam DNA dengan sistem pengkodean khusus. Informasi dalam DNA dikode
dalam urutan empat basa khusus yang membangun molekul ini. Basa ini dinamakan
A, T, G, C sesuai dengan huruf awal nama mereka. Seluruh perbedaan struktural
antara manusia tergantung pada variasi urutan huruf-huruf ini: semacam bank
data yang terdiri dari empat huruf. Semua perbedaan strurtural di antara
manusia tergantung pada variasi urutan basa-basa ini. Terdapat kurang lebih 3,5
miliar nukleotida, artinya, 3,5 miliar hurus dalam molekul DNA.
Informasi yang sangat banyak ini
dikode dalam komponen DNA yang disebut “gen”. Misalnya, informasi tentang mata
terdapat pada rangkaian gen khusus, sedangkan informasi tentang jantung
terdapat da-lam rangkaian gen yang lain. Sel menghasilkan protein dengan
menggu-nakan informasi dalam semua gen ini. Asam-asam amino yang memba-ngun
struktur protein ditentukan oleh susunan berurutan dari tiga nukleotida dalam
DNA.
Sampai di sini ada detail penting
yang harus diperhatikan. Kesalahan pada urutan nukleotida yang menyusun sebuah
gen akan membuat gen tersebut sama sekali tidak ber-fungsi. Dengan
mempertimbangkan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 200 ribu gen, akan
semakin jelas betapa mustahilnya jutaan nukleotida yang membentuk gen-gen ini
tersusun secara kebetulan dalam urutan yang tepat. Seorang ahli biologi
evolusionis, Frank Salisbury, berkomentar tentang kemustahilan ini:
Sebuah protein berukuran sedang dapat
terdiri dari sekitar 300 asam amino. Gen DNA yang mengatur protein ini bisa
memiliki 1.000 nukleotida pada rantainya. Karena ada empat jenis nukleotida
dalam sebuah rantai DNA, sa-tu rantai dengan 1.000 nukleotida dapat tersusun
dalam 41000 bentuk. Dengan menggunakan sedikit ilmu aljabar (logaritma), kita
dapat melihat bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikali sepuluh sebanyak 600 kali
menghasilkan angka 1 yang diikuti 600 angka nol! Suatu angka di luar kemampuan
pemahaman kita.15
Angka 41000 ekivalen dengan 10600.
Angka ini didapatkan dengan menambahkan 600 angka nol sesudah angka 1. Angka 10
yang diikuti 11 angka nol berarti satu triliun. Tetapi sebuah angka dengan 600
angka nol sesudahnya, sulit kita bayangkan.
Seorang evolusionis, Prof. Ali
Demirsoy, terpaksa membuat peng-akuan mengenai hal ini sebagai berikut :
Kenyataannya, probabilitas
pembentukan protein dan asam nukleat (DNA-RNA) adalah probabilitas yang jauh
melampaui perkiraan. Lebih jauh, peluang rantai protein tertentu muncul menjadi
luar biasa kecil.16
Sebagai tambahan atas
ketidakmungkinan ini, DNA hampir tidak bisa terlibat dalam reaksi karena bentuk
spiral berantai gandanya. Ini juga membuat tidak mungkin menganggap bahwa DNA
merupakan dasar kehidupan.
Lebih jauh lagi, sementara DNA hanya
dapat bereplikasi dengan bantuan beberapa enzim yang merupakan protein pula,
sintesis enzim ini hanya dapat berlangsung dengan informasi yang dikode dalam
DNA. Karena saling membutuhkan, keduanya harus ada secara bersamaan untuk
replikasi, atau salah satunya “tercipta” sebelum yang lain. Seorang ahli
mikrobiologi Amerika, Jacobson, berkomentar mengenai hal ini:
Arahan untuk rencana-rencana
reproduksi untuk energi dan ekstraksi ma-teri dari lingkungannya, untuk urutan
pertumbuhan, dan untuk mekanisme efektor yang menerjemahkan perintah ke dalam
pertumbuhan semua harus ada sekaligus pada saat itu (ketika kehidupan dimulai).
Kombinasi semua ini sepertinya tidak mungkin terjadi secara kebetulan, dan
sering dianggap campur tangan ilahiah.17
Kutipan di atas ditulis dua tahun
sesudah struktur DNA diungkap-kan James Watson dan Francis Crick. Meskipun ilmu
pengetahuan telah maju cukup pesat, pertanyaan tersebut tetap belum terjawab
oleh evolusionis. Untuk menyimpulkan, perlunya DNA dalam reproduksi, dan
kebutuhan untuk memproduksi protein-protein ini sesuai dengan informasi dalam
DNA secara keseluruhan menghancurkan tesis para evolusionis.
Dua ilmuwan Jerman, Junker dan
Scherer, menjelaskan bahwa sin-tesis masing-masing molekul yang diperlukan
untuk evolusi kimiawi, mengharuskan kondisi-kondisi tertentu, dan bahwa
probabilitas bahan-bahan tersebut tersusun melalui metode yang secara teoretis
sangat berbeda adalah nol:
Sampai saat ini, tidak ada eksperimen
yang dapat menghasilkan seluruh mo-lekul yang dibutuhkan untuk evolusi kimiawi.
Karenanya, berbagai molekul ini harus dihasilkan di tempat-tempat berbeda pada
kondisi sangat sesuai, kemudian dibawa ke tempat lain untuk bereaksi dengan
melindunginya dari elemen-elemen berbahaya seperti hidrolisis dan fotolisis.18
Pendeknya, teori evolusi tidak dapat
membuktikan satu tahap evolusi pun yang diduga terjadi pada tingkat molekuler.
Untuk meringkaskan apa yang telah
kita bicarakan sejauh ini, baik asam-asam amino atau produknya, maupun protein
yang menyusun sel-sel makhluk hidup, dapat diproduksi dalam apa yang disebut
lingkungan “atmosfir primitif”. Lebih jauh lagi, faktor-faktor seperti struktur
protein yang sangat kompleks, sifat Levo dan Dextro, dan kesulitan dalam
pembentukan ikatan peptida hanyalah bagian dari alasan mengapa mereka tidak
akan dapat diproduksi dalam eksperimen-eksperiman apa pun di masa yang akan
datang.
Bahkan jika kita anggap sementara
bahwa protein entah bagaimana memang terbentuk secara kebetulan, hal ini tetap
tidak memiliki arti apa-apa, karena protein bukan apa-apa jika berdiri sendiri:
mereka tidak dapat bereproduksi sendiri. Sintesis protein hanya mungkin dengan
informasi yang dikodekan dalam molekul-molekul DNA dan RNA. Tanpa DNA dan RNA,
protein tidak mungkin bereproduksi. Urantan spesifik dari 20 asam amino yang
berbeda yang terkode pada DNA menentukan struktur dari masing-masing protein
dalam tubuh. Bagaimanapun, sebagaimana telah sangat jelas bagi semua yang telah
mengkaji molekul-molekul ini, tidak mungkin DNA dan RAN terbentuk secara
kebetulan.
Fakta Penciptaan
Dengan runtuhnya teori evolusi dalam
setiap bidang, nama-nama terkemuka dalam disiplin mikrobiologi hari ini
mengakui fakta penciptaan dan mulai mempertahankan pandangan bahwa segala
seuatu diciptakan oleh Pencipta yang sadar sebagai bagian dari penciptaan yang
agung. Hal ini telah menjadi fakta yang tidak dapat diabaikan. Ilmuwan yang
dapat mendekati karya mereka dengan pikiran terbuka telah mengembangkan
pandangan yang disebut “perancangan cerdas”. Michael J. Behe, salah seorang
yang paling terkemuka dari para ilmuwan ini, menyatakan bahwa ia menerima
keberadaan yang absolut dari Sang Pencipta dan menerangkan kebuntuan mereka
yang menyangkal fakta ini:
Usaha kumulatif meneliti sel -
meneliti kehidupan di tingkat molekuler - menghasilkan sebuah teriakan tajam,
jelas dan nyaring, "Desain!". Hasilnya sangat jelas dan begitu
signifikan, sehingga harus dikategorikan sebagai sebuah pencapaian terbesar
dalam sejarah ilmu pengetahuan. Keberhasilan ilmiah ini seharusnya membangkitkan
teriakan “Eureka” dari 10.000 mulut.
Tapi, tidak ada botol yang dibuka,
tidak ada tepukan tangan. Alih-alih, kerumitan yang luar biasa dari sebuah sel
ini disambut dengan keheningan yang mengherankan. Ketika hal ini muncul di
hadapan publik, kaki mulai bergoyang, dan nafas menjadi berat. Diam-diam
orang-orang menjadi lebih santai: bayak yang secara eksplisit mengakui hal yang
jelas itu tapi kemudian menatap ke lantai, bersalaman dan membiarkannya hilang
begitu saja. Mengapa komunitas ilmuwan tidak antusias menyambut penemuan yang
mengejutkan ini? Mengapa observasi desain ini diselimuti dengan tabir
intelektual? Yang menjadi dilema adalah bahwa ketika satu sisi seekor gajah
diberi label “intelligent design”, sisi yang lain harus diberi label “Tuhan”.
19
Dewasa ini, banyak orang bahkan tidak
menyadari bahwa mereka berada pada posisi menerima sebentuk buah pikiran yang
keliru sebagai kebenaran atas nama ilmu pengetahuan, alih-alih mempercayai
Allah. Mereka yang tidak menganggap kalimat “Allah menciptakanmu dari
kehampaan” sebagai cukup ilmiah dapat mempercayai bahwa makhluk hidup pertama
muncul dari kilat yang menyambar “sup purba” miliaran tahun yang lalu.
Sebagaimana telah kita uraikan dalam
buku ini, keseimbangan dalam alam teramat halus dan begitu banyak sehingga
sangat tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa mereka berkembang “melalui
kebetulan”. Tidak peduli betapa banyak mereka yang tak dapat melepaskan diri
mereka dari ketidakmasukalan ini berusaha, tanda-tanda Allah di langit dan bumi
sangat jelas dan tak dapat disangkal.
Allah-lah Pencipta langit, bumi dan
segala sesuatu di antara keduanya.
Tanda-tanda Keberadaan-Nya meliputi
seluruh jagad raya.
BAB 5
KESIMPULAN
Semua makhluk hidup dan sistem
kehidupan yang telah diulas dalam buku ini dengan lugas meneguhkan bahwa Allah
telah menciptakan seluruh alam semesta dan semua penghuninya. setiap makhluk,
termasuk manusia, dihidupkan oleh Allah. Dialah yang memberi dan menjaga
kehidupan mereka hingga saat yang ditentukan. Dialah yang memberi mereka makan
dan melindungi, serta menyembuh-kan jika mereka sakit.
Tanda-tanda penciptaan oleh Allah,
hanya beberapa yang kita coba tinjau di buku ini, sangat nyata sehingga siapa
pun yang bersungguh-sungguh dan penuh pengertian dengan mudah akan menerima
fakta-fakta di atas. Bagaimanapun, pencapaian seseorang pada satu titik,
misalnya, menerima bahwa ia dikelilingi oleh bukti-bukti yang menun-jukkan
penciptaan oleh Allah di alam semesta, tidaklah cukup. Dalam Al Quran, Allah
menyebutkan orang-orang yang menerima keberadaan-Nya namun masih tidak berada
pada jalan yang lurus:
“Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi
rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran
dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapa-kah yang mengatur segala
urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Allah.’ Maka katakanlah: ‘Mengapa kamu
tidak bertakwa (kepa-da-Nya)?’ Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu
yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kese-satan.
Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Yunus, 10: 31-32) !
Tipe manusia yang disebutkan dalam
ayat tersebut sangat penting: mereka menjawab semua pertanyaan tentang
keberadaan dan sifat-sifat Allah, dan menerima bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu. Namun, Allah masih memperingatkan mereka "Mengapa kamu tidak
bertakwa?" atau "bagaimanakah kamu dipalingkan?"
Ini menunjukkan kepada kita bahwa
menerima keberadaan Allah tidak berarti telah terselamatkan dari “Kesalahan”.
Syaitan tidak menolak keberadaan Allah, tetapi melawan kepada-Nya. Seseorang
mungkin saja menerima keberadaan Allah di bawah pengaruh keyakinan-keyakinan
tradisional, tanpa sepenuhnya menggenggam maknanya. Tipe manusia yang diuraikan
di atas seperti itu. Mereka hanya menerima keberadaan Allah secara verbal,
namun tanpa refleksi atas hal utama tersebut atau memahami esensinya. Dalam Al
Quran, keadaan ini disebutkan sebagai: “Mereka tidak mengenal Allah dengan
sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al Hajj,
22: 74)
Di sisi lain, orang yang mengukur
Allah dengan ukuran sejati-Nya sangat berbeda dari tipe yang disebutkan di
atas. Orang seperti itu me-rasakan seluruh alam semesta diciptakan dengan
sebuah tujuan. Tujuan dari penciptaannya adalah untuk melihat fakta-fakta
penciptaan dan ayat-ayat Allah, yang teramati di setiap penjuru alam raya,
bertakzim kepada Pemiliknya, tunduk dan mengabdi kepada-Nya. Allah
menyam-paikan fakta ini sebagai: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzaariyaat51:56). Semua
tanda-tanda di alam semesta bertujuan untuk mengingatkan manusia akan tugasnya
mengabdi kepada Allah:
“(Yang Memiliki sifat-sifat yang)
demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6:102) !
Allah-lah yang telah menciptakan
manusia dari setetes cairan, mem-besarkannya, memberinya makan, memberinya
pendengaran dan peng-lihatan, dan menyembuhkannya ketika sakit. Jangan lupa
bahwa Allah menciptakan sistem kekebalan yang menakjubkan, obat-obatan,
penge-tahuan pengobatan, dan dokter-dokter dalam tubuh. Karenanya, manusia
seharusnya hanya mengabdi kepada-Nya, menyembah dan menaatinya semata.
Indikasi paling nyata dari seorang
manusia yang menjalankan tugasnya kepada Allah adalah rasa takut (khauf)
kepada-Nya. Mereak yang hanya menerima Allah secara lisan tidak merasa takut
kepada-Nya. Seseorang, yang benar-benar mengimani Allah, takut menentang-Nya,
dan karena melihat tanda-tanda-Nya di semesta alam, meyakini kekuatan dan kemahakuasaan-Nya.
Sebagai tambahan, seseorang yang
mengimani Allah mempelajari fakta lain dari Kitab-Nya: dunia ini adalah ciptaan
yang fana. Manusia menempatinya tetapi hanya untuk waktu yang sangat singkat.
Lalu, sesuai dengan ayat, “Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan
sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuinya.” (QS. Al
Insyiqaaq, 84: 6) ia akan kembali kepada Allah. Dia akan mengawali kehidupan
abadinya di akhirat dalam bentuk baru yang akan ALlah berikan kepadanya. Apakah
ia akan menghabiskan hidupnya di akhirat di dalam surga dalam kenikmatan abadi,
atau di dalam neraka dalam siksaan abadi, tergantung dari amalnya di dunia ini.
Jika ia menaati Allah, mengabdi dan mengikuti jalan-Nya, dia akan diganjar
dengan keredhaan Allah (kesenangan), dan surga. Jika ia menentang Allah, ia
hanya akan mendapatkan kehinaan dan siksaan yang tak tertahankan di neraka.
Inilah kebenaran terbesar di dunia
dan tidak ada yang lebih penting bagi siapa pun selain ini.
Sebagaimana kami nyatakan di awal,
beberapa orang dihukum kare-na menutup mata mereka dari kebenaran ini, dan
tidak menerima keber-adaan Allah, atau meyakini-Nya hanya sebatas lisan, dan
melupakan hari akhir. Situasi ini diuraikan dalam perkataan Nabi Yusuf:
“Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu
tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.” (QS. Yusuf, 12:40). Pada ayat lain, Allah ber-firman, “...
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir
(saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka ten-tang (kehidupan) akhirat adalah
lalai.” (QS. Ar-Ruum, 30: 6-7). Seperti dinyatakan dalam ayat tersebut,
orang-orang ini hanya mengetahui "sisi luar dari kehidupan di dunia
ini". Misalnya, mereka mungkin sangat mengetahui nilai tukar mata uang
atau mode. Namun, mereka tidak dapat melihat tanda-tanda Allah yang ada di
mana-mana, dan tidak dapat memahami kemahakuasaan Allah. Mereka mungkin tampak
menerima keberadaan Allah dengan lisan, tetapi ini merupakan bentuk 'iman' yang
sangat tidak jujur. Sebagaimana disebutkan dalam ayat, “... sedang Allah kamu
jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu!” (QS. HuUd, 11: 92)
Sebagaimana ditekankandalam ayat
tersebut, orang-orang seperti ini sangat banyak. Mayoritas dari masyarakat yang
kita huni, sesuai dengan ketentuan di atas, tidak menyadari Allah dan hari
akhir dalam pengertian yang sebenarnya. Untuk alasan ini, tatanan sosial yang
mereka adopsi adalah sistem yang berbasis pada pengabaian akan Allah dan
ketidak-acuhan akan keberadaan-Nya. Bagaimanapun “berpendidikan” tampak-nya
orang-orang yang tidak menghiraukan Allah ini, mereka sebenarnya sangat sombong
dan karena itulah masyarakat yang terdiri dari orang-orang ini disebut
"umat yang sombong" dalam Al Quran.
Anggota dari masyarakat ini tidak
dapat memahami Allah dengan upayanya sendiri. Karena itulah, Allah telah
menurunkan Al Quran kepa-da manusia sebagai "petunjuk" (QS. Al
Baqarah,2:2). Al Quran menyam-paikan kepada manusia hal-hal yang tidak mereka
sadari dan mengajak mereka untuk mengenal Allah dan mengabdi kepada-Nya.
Penyebaran Al Quran di tengah manusia ini terjadi melalui mereka yang
mengimani-nya, yaitu orang-orang mukmin, sesuai dengan perintah Allah. Dengan
memperhatikan banyak perintah Allah mengenai penyebaran agama, orang-orang
mukmin bertanggung jawab menyampaikan pesan-pesan Al Quran kepada orang lain,
dan mendakwahi mereka ke jalan Allah.
Dalam buku ini, kami mencoba
menguraikan beberapa objek dalam Al Quran yang disuruh Allah untuk
diperhatikan. Kami berusaha menarik perhatian kepada hanya beberapa tanda-tanda
Allah yang tidak berhingga di alam semesta, dan membuatnya lebih diperhatikan.
Kami berupaya menyoroti fakta-fakta besar yang tidak disadari oleh masyarakat
yang sombong dan melupakan Allah. Pada titik ini, ada dua kemungkinan bagi
orang yang membaca buku ini atau buku-buku lain yang ditulis dengan tujuan
mengajak ke jalan Al Quran:
Kemungkinan pertama adalah ia
tertuntun di jalan Allah. Allah telah menciptakan kita, jadi kita bertanggung
jawab untuk mengabdi kepada-Nya. Seseorang mungkin saja merenungkan fakta ini
pada setiap waktu, setiap hari dalam hidupnya dan meninggalkan cara-cara
lamanya, yang dia jalani tanpa mengenal Allah. Dia meminta ampunan Allah dan
memulai hidup bari di bawah tuntunan-Nya.
Kemungkinan kedua adalah menutup buku
ini dan meneruskan hidupnya seolah tiada yang terjadi. Dalam hal ini, orang ini
akan meneruskan hidup seperti "orang kebanyakan" yang tidak menyadari
keberadaan Allah, dan akan tetap mengikuti sistem pada masyarakatnya yang
sombong.
Pilihan pertama adalah jalan yang
akan membawa seseorang kepada kebahagiaan dan keselamatan abadi. Kemungkinan
kedua hanya akan berujung pada kesedihan, keputusasaan, kekecewaan dan hukuman.
Pilihan ada pada manusia....
"Mahasuci Engkau, tidak ada yang
kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaula
Picture Text
Fosil kecoak berusia 320 juta tahun.
Fosil trilobita berusia 360 juta
tahun.
Bukti Evolusi yang Paling Dihargai
Terbukti Tidak Absah
Fosil ikan Coelacanth berusia 410
juta tahun (atas). Para evolusionis mengklaim bahwa ini merupakan bentuk
transisi yang membuktikan tran-sisi ikan ini dari air ke darat. Fakta bahwa
lebih dari empat puluh contoh hidup dari ikan ini telah ditangkap dalam lima
puluh tahun terakhir meng-ungkapkan bahwa ikan ini merupakan ikan biasa dan
masih hidup. Sebuah fosil Archaeopteryx berusai 135 juta tahun, yang diklaim
sebagai nenek moyang burung dan disebut berevolusi dari dinosaurua (bawah).
Riset atas fosil ini membuktikan bahwa, sebaliknya, makhluk ini merupakan
burung yang telah punah dan pernah terbang namun kemudian kehilangan
kemampuannya.
Karena terus-menerus dijejali dengan
makhluk-makhluk separo-manusia separo-kera yang digambar secara ahli semacam
ini dalam buku-buku atau terbitan lainnya, publik menjadi percaya bahwa manusia
berevolusi dari kera atau makhluk yang menyerupainya. Gambar-gambar ini,
bagaimanapun, sama sekali palsu.
Gambar ini dilukis berdasarkan pada
sepotong gigi dan diterbitkan dalam London News Illustrated pada tanggal 24
Juli 1922. Akan tetapi, para evolusionis sangat kecewa ketika kemudian
terungkap bahwa gigi tersebut bukanlah milik makhluk menyerupai kera maupun
miliki manusia, tetapi milik spesies babi yang telah punah.
Probabilitas sebuah molekul protein
berukuran rata-rata yang terdiri dari 500 asam amino tersusun dalam jumlah dan
urutan yang tepat, dan hanya terdiri dari asam amino Levo, dengan rantai hanya
terbentuk dari ikatan peptida adalah “1” banding 10950. Kita dapat menuliskan
angka ini dengan meletakkan 950 angka nol sesudah angka 1 sebagai berikut :
10950=
100.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000
Molekul yang dinamai DNA menyimpan
rencana konstruksi lengkap dari tubuh manusia.
0 komentar:
Post a Comment