Monday 5 March 2012

membangun jiwa anak


Jangan lupa…Bahwa anak-anak kita adalah titipan Allah kepada kita dan bukan milik kita. Layaknya barang titipan maka ia harus di jaga baik-baik sehingga kembali dengan keadaan yang diharapkan pemiliknya. Maha Besar Allah yang telah memberikan titipan yang begitu indah.
Anak kita yang sangat kita cintai wajib dibimbing untuk menjadi manusia yang terbaik sesuai dengan apapun tujuan Allah menciptakannya. Salah satu hal penting yang harus kita lakukan dalam membimbing mereka adalah dengan membangun jiwa anak. Bagaimana caranya ?
Membangun Kedekatan dengan Anak
Selain mencerdaskan otaknya, salah satu bekal yang harus kita berikan kepada anak-anak adalah kedekatan emosi yang hangat. Dekat secara hati bukan dekat karena uang yang kita berikan, tetapi karena waktu yang kita luangkan untuk membangun ikatan hati bersama mereka, misalnya dengan bercanda, bermain dan berbincang.
Jangan Cuma mengatakan,”Ayah sayang sama kalian”, tetapi anak butuh bukti dengan merasakan kasih sayang itu dalam keseharian.
A. Teknik:
• Menjalin kedekatan sejak kanak-kanak dengan meneladani Rasulullah SAW
• Membangun kredibilitas sebagai orang tua dimulai dengan berkata benar, komitmen
   dan selalu memberi teladan positif.
• Membangun keyakinan, arah hidup dan cita-cita ideologis anak dalam rangka
   mencari ridho Allah SWT.
• Mengajarkan Aturan Hidup kepada mereka berlandaskan Islam yang kaffah
B. Indikator kedekatan:
• Anak lebih mudah mendengar kata-kata kita
• Menjadi tempat curhat ketika mereka beranjak remaja (percaya 100%)
C.Penelitian berkaitan dengan jiwa anak:
Anak-anak yang orang tuanya kerap kali memperlihatkan rasa cintanya, dan terlibat aktif dalam kehidupan mereka cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri dan pengendalian internal yang lebih tinggi.
Secara umum, remaja yang memiliki ayah (sekali lagi ayah) yang lebih terlibat dalam hidup mereka dan mendiskusikan bersama sebuah keputusan penting dengan mereka akan menampakkan sikap suka melawan dan sikap anti sosial yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang tua yang tidak melakukan hal di atas.
Anak Remaja dengan orang tua yang suka berdiskusi dengan mereka tentang standar perilkau seksual yang baik akan lebih terhindar dari penyimpangan perilaku seksual.
Secara Jangka Panjang anak-anak yang memiliki kemesraan yang kokoh dengan ortu akan lebih bebas bereksplorisasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya dalam kehidupan sehari-hari, lebih memiliki keberanian untuk mencoba hal baru, atuapun mengungkap gagasan. Pada usia 2 tahun mereka akan menjadi lebih antusias, persisten, mudah diajak kerjasama dan secara umum lebih efektif di banding anak-anak lain yang tanpa kemesraan dengan orang tuanya. ( Diane E. Papalia, Human Development)
Menerima Anak Apa Adanya (Membangun Self Competence)
Banyak anak remaja mengalami masalah psikologis bukan karena otaknya tidak cerdas dan wajahnya mengenaskan, tetapi karena kurang penerimaan dirinya. Anak tersebut mengalami stress belajar bukan karena kemampuan yang pas pasan, tetapi karena orang tua yang tidak pernah memberikan dukungan yang memuaskan. Orangtua lebih cenderung sulit membedakan antara membebani dan menyemangati.
Anak yang memperoleh penerimaan diri tanpa syarat dari orangtua akan dapat menerima dirinya sendiri, tanpa penerimaan dari orang tuanya maka sense of competence mereka akan “mati”.
Penerimaan tersebut berupa kemampuan tertinggi seorang manusia untuk mampu mensyukuri karunia apapaun yang diberikan oleh Allah. Penerimaan ini meliputi penerimaan secara tulus kekurangan dan kelebihannya serta ditindaklanjuti dengan mengenali kekurangan dan kelebihan tersebut sehingga memiliki awareness.
Hadist Rasulullah SAW: “Allah merahmati orangtua yang membantu anaknya berbakti padanya.” “Bagaimana caranya membantu anak untuk berbakti ya Rasulullah?” Sahabat bertanya. Rasul menjawab, “Dia menerima yang sedikit darinya, memaafkan yang menyulitkannya, dan tidak membebaninya serta tidak pula memakinya.”
Jadi penerimaan yang tanpa syarat terhadap anak pun akan membantu mereka untuk berbakti kepada kita sebagai orang tuanya.
A. Teknik untuk menerima anak dan membuatnya jadi lebih berbakti
• Terimalah dan hargailah yang sedikit dari anak, maka setiap anak akan istimewa di mata kita. Kelebihan yang sedikit menjadi bukan masalah lagi karena kita selalu bangga akan hal itu.
• Maafkanlah yang menyulitkannya, maka dada kita akan terasa lapang menghadapi mereka. Rasul bersabda, “Al ‘uramah akan menambah kecerdasan anak di masa dewasa.” Al’uramah menunjukan kondisi anak yang mendekati agresif sehingga kondisi rumah sulit untuk menjadi rapih. Maka maafkanlah anak dan memakluminya karena ia sangat sulit untuk tidak mengacak-acak rumah.
• Jangan membebani anak, maka kita akan melihat perkembangan anak yang mankjubkan. Jangan bebani ia dengan ambisi orang tua dan target-target yang tidak sesuai dengan daya pikir mereka. HIndari ini sebelum ia berubah menjadi seorang pemberontak.
• Jangan memaki anak, karena akan menciptakan perasaan rendah diri.
Menghormati Hak Anak
Rasulullah menghormati anak-anak dengan terlebih dahulu memberi mereka minumannya daripada kepada para orang dewasa yang ada di sampingnya. Ini merupakan bentuk pendidikan luar biasa yang menjadikan anak-anak seakan-akan berada sejajar dengan orang dewasa sehingga perasaan cinta anak-anak itu tumbuh dan keimanannya semakin kokoh.
Hadist yang lain meriwayatkan, “Cintailah anak-anak dan kasihilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka, tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui, hanya kamulah yang member mereka rezki.” (HR Bukhari)
Hal di atas akan membuat anak merasa berharga dan menumbuhkan citra diri yang baik. Mereka pun akan mempu mengembangkan kemampuan positifnya secara lebih optimal .
dipun giyaraken malih dening mbah jono

0 komentar:

Post a Comment